SDB, Teknologi Pintar Solusi Sampah Plastik di Indonesia


Sampah botol plastik.Foto: KKP
MerahPutih.com - Sampah plastik memang menjadi musuh utama dalam perang melawan kerusakan lingkungan. Kini hadir "Smart Drop Box" (SDB) tempat sampah pintar yang dilengkapi sistem pemindai "barcode" botol plastik dan terhubung dengan aplikasi di ponsel pintar dikembangkan untuk mengelola sampah plastik.
"SDB merupakan tempat sampah pintar yang dilengkapi sistem pemindai barcode botol plastik dan terhubung dengan mySmash, yaitu aplikasi yang membantu pengguna SDB untuk mencatatkan sampah botol yang dikumpulkan dan mendapatkan imbalan poin yang dapat digunakan sebagai pembayaran 'online'," kata Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar, di Jakarta, Selasa (15/5).
Melalui inisiatif SDB, Danone-Aqua, Alfamart, Telkomsel dan Smash berkolaborasi membangun model pengelolaan sampah botol plastik PET yang terintegrasi, dengan melibatkan peran aktif konsumen dalam proses awal daur ulang.

Menurut Novrizal, pengembangan Smart Drop Box patut ditiru perusahaan-perusahaan lainnya untuk bekerja sama lintas sektor. Program ini, lanjut dia, bisa menjadi model pengurangan sampah oleh produsen melalui mekanisme penarikan kembali kemasan.
"Sehingga permasalahan sampah dapat dikelola dari hulu hingga hilir berlandaskan prinsip ekonomi sirkular," tutur pejabat KLHK itu, dilansir Antara.
Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menjelaskan langkah yang dilakukan korporasi ini juga dimaksudkan untuk mengedukasi konsumen sampah plastik dapat didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi.
"Kami menargetkan, pada 2025 dapat mengumpulkan lebih banyak sampah plastik dari yang kami gunakan," kata Vera dalam kesempatan yang sama.
Dalam program SDB, untuk mendapatkan poin, pengguna harus mengunduh aplikasi pada telepon pintar lalu memindai barcode pada botol plastik yang akan dibuang. Setelah sampah botol plastik ini dimasukkan ke dalam SDB, maka akan diberikan imbalan dalam bentuk poin T-Cash.

Sampah botol plastik yang terkumpul di SDB dibawa ke bank sampah terdekat. Sampah plastik itu akan diproses lebih lanjut di Unit Bisnis Daur Ulang/Recycling Business Unit (RBU) yang berada di Tangerang Selatan.
Hasil olahan dibawa ke industri daur ulang untuk diubah menjadi bahan baku produk baru, diantaranya tas belanja kain yang dapat menggantikan kantong plastik sekali pakai.
Dalam satu dekade terakhir, plastik menjadi bahan yang paling populer di dunia. Penggunaannya pun meningkat 20 kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Berdasarkan hasil riset Analisis Arus Sampah, Rantai Nilai dan Daur Ulang di Indonesia yang dilakukan oleh Sustainable Waste Indonesia (SWI) pada 2017, diperkirakan sebanyak 1,3 juta ton sampah plastik mencemari lingkungan tiap tahunnya, termasuk yang ada di lautan.
Diprediksi pada 2050, akan lebih banyak jumlah sampah plastik di lautan daripada ikan yang hidup di dalamnya. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci

260 Kabupaten dan Kota Darurat Penanganan Sampah, Waste to Energy Pakai Duit Danantara

Hasilkan 8.600 Ton Per Hari, Jakarta Darurat Penanganan Sampah

Pramono Bakal Tindak Bendera Partai yang Ganggu Keindahan Kota, Pasukan Oranye Jadi Andalan

Eco Paws, Kampanye Kreatif untuk Masa Depan Lebih Baik

126,65 Ton Sampah Diangkut Usai Perayaan HUT ke-80 TNI di Monas

Awas! Ancaman Bau Sampah Mengintai RDF Plant Rorotan Saat Beroperasi Penuh, DPRD DKI Jakarta Beri Peringatan Keras

RDF Plant Rorotan Terus Mengalami Kendala Hingga Berujung Batal Diresimkan, Kapan Bisa Beroperasi Penuh?

Warga Rorotan Tak Perlu Cemas! DLH DKI Jamin Operasional RDF Plant Didampingi Pakar ITB dan Dilengkapi Teknologi Canggih

RDF Rorotan Masuki Tahap Final, Gubernur Pramono Anung Yakin Fasilitas Ini Atasi Keluhan Warga
