Screen Dependency Disorder, Tak dapat Lepas dari Gawai
                Screen Dependency Disorder adalah gangguan yang membuat orang terlau bergantung pada layar gawai. (Pexels/Adrianna Calvo)
TAK dapat dipungkiri, gawai sudah jadi kebutuhan utama orang perorang saat ini. Dengan satu perangkat canggih ini, seseorang dapat berkomunikasi secara real time. Kemudian menggunakan aplikasi yang ada untuk berbagai kebutuhan secara luas hingga mencari hiburan.
Seperti dilansir dari Instagram@USS Feeds, bahwa ponsel pintar merupakan perangkat yang dibawa orang kemana pun bepergian. Ini mengingat fungsinya yang jauh melebihi sekadar alat komunikasi. Lalu ini pun sudah lazim dilakukan secara meluas, dan orang dapat menemukan kesulitan jika tidak membawa ponsel.
Baca Juga:
Ini jelas membawa pengaruh pada individu. Terkadang jika ponsel tidak berada pada raihan tangan memunculkan kegelisahan. Bahkan, ketika ponsel tertinggal di rumah atau hilang, seseorang bisa mengalami gelisah atau bahkan ketakutan yang mendalam.
Jika kamu menemukan hal tersebut, maka masuk dalam kondisi psikologis yang dinamakan Screen Dependency Disorder. Kondisi ini tak melulu soal kegelisahan ketika jauh dari ponsel. Namun juga gelisah kala tidak ikut perkembangan informasi, hingga berusaha keras mencari sinyal atau jaringan wifi jika tidak ada sinyal.
Apakah kamu termasuk pengidap kondisi ini?
Baca Juga:
Screen Dependency Disorder adalah gangguan yang membuat orang terlau bergantung pada layar gawai. Biasanya dipicu penggunaan gawai berkepanjangan ketika masih kecil. Sementara, otak orang dewasa sudah berkembang penuh, otak anak masih rentan dengan perubahan.
Tidak heran, jika anak sudah terlalu sering menggunakan gawai lebih mungkin mengidap gangguan ini. Dibalik kondisi ini. Ada beberapa gejala yang dialami seperti menggunakan ponsel untuk menghindari suasana hati yang buruk, kesulitan untuk menghentikan aktivitas pada gawai, tidak tertarik dengan hal lain selain yang ada pada gawai, dan rela bohong demi dapat memakai gawai dalam waktu yang lebih lama.
Menurut Dr. George Lynn, psykoterapis dan penulis buku Breaking The Trance: A Practical Guide for Parenting the Screen Dependent Child, bahwa terdapat 80 persen masalah pasien yang terbiasa menggunakan gawai terlalu banyak. Contohnya main game, nonton video, dan keseringan main media sosial. (dkr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
                      2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
                      Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
                      Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
                      Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
                      Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
                      Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
                      The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
                      DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
                      [HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat