Sayangi Mata Selama Pandemi

Mata kamu mungkin saja lelah selama pandemi. (Foto: Pexels/Christina Morillo)
SELAMA pandemi mata bekerja lebih keras dari sebelumnya. Komunikasi sebagian besar nonverbal, dan semua kecuali sepertiga bagian atas wajah ditutupi masker. Mau tidak mau ekspresi diri fokus pada mata. Riasan wajah pun sama, penggunaan bulu mata palsu, eyeshadows terang, dan liner tebal pun jadi andalan.
Karena mata diandalkan untuk "berbicara", indera pengelihatan kita ini pun jadi lebih tertekan. Pada bulan Juni, sebuah survei oleh College of Optometrists, badan profesional di Inggris menemukan, 22% orang yang disurvei percaya bahwa penglihatan mereka memburuk selama masa karantina. Penyebabnya pun sudah jelas: saat masker dibuka, sebagian besar waktu kita digunakan untuk menatap layar.
Baca juga:
Selama pandemi, gawai menjadi tempat baru untuk rapat, kelas yoga, bersosialisasi, sekolah, dan kegiatan lain yang biasa dilakukan secara langsung. Selain itu, layar gawai juga menjadi sarana untuk menghabiskan waktu luang. Hampir sepertiga dari responden survei tersebut menyalahkan peningkatan durasi penggunaan gawai sebagai penyebab memburuknya penglihatan mereka.

Daniel Hardiman-McCartney, penasihat klinis di College of Optometrists dan dokter mata yang berpraktik di Suffolk mengatakan, hasil tersebut mencerminkan kepercayaan umum bahwa gawai mengancam kesehatan mata. Masalahnya, itu tidak benar. "Kami tahu bahwa layar itu aman: tidak menyebabkan masalah medis apa pun pada mata," kata Hardiman-McCartney seperti diberitakan theguardian.com (19/11).
Menurut Hardiman-McCartney, kondisi kesehatan mata baru bisa terdeteksi atau terdiagnosis pada masa kanak-kanak. Secara umum, sejak usia 21 tahun kondisi mata kamu akan tetap seperti itu, terlepas dari berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk melihat layar, membaca dalam cahaya redup atau duduk di dekat TV. Baru ketika mencapai usia akhir 30-an atau awal 40-an, Anda mulai kehilangan kemampuan untuk melihat jarak dekat atau presbiopia yang merupakan kondisi alami dan menjadi bagian dari aging.
Jika kamu menyadari penglihatan kamu memburuk sejak pandemi dimulai, jawabannya mungkin saja karena mata kamu lelah. Mata pasti bekerja lebih keras ketika di rumah daripada di kantor akibat tidak adanya meja ergonomis dan monitor layar lebar yang digantikan laptop di meja makan yang sempit.
Baca juga:
"Jika pandemi terus berlanjut, atau jika dunia berubah menjadi lebih banyak penggunaan layar, ini bukan tentang membatasinya tapi mengimbanginya dengan memastikan anak-anak memiliki lebih banyak waktu di luar," katanya.
Cara menghindari mata lelah

Meskipun tidak berisiko mengalami kerusakan mata permanen, orang dewasa juga perlu mempraktikkan kebiasaan baik untuk kesehatan mata.
Untuk mengurangi ketegangan mata, College of Optometrists menyarankan untuk memosisikan monitor pada jarak antara 40cm dan 76cm dari mata. Layar harus dimiringkan menjauh dari pada sudut 10-20 derajat dengan bagian atas sejajar dengan mata.
Monitor juga harus diposisikan sedemikian rupa untuk meminimalkan pantulan yang mengganggu. Bila kamu perlu melihat dokumen, tempatkan dekat dengan layar sehingga pandangan dapat berpindah tanpa perlu fokus ulang.
Dengan ponsel dan tablet, saran Hardiman-McCartney, yaitu dengan memegangnya di pangkuan sekitar 90 derajat, seperti kamu sedang membaca buku.
Selain itu, ikuti aturan 20-20-20: melihat sesuatu yang berjarak 20 kaki atau 6m selama 20 detik, setiap 20 menit untuk mengistirahatkan mata. Dia menyarankan pengaturan timer untuk mengingatkan kamu untuk melakukannya tiga kali dalam satu jam. Tips terakhir, ingatlah untuk mengedipkan mata. (aru)
Baca juga:
Tips Menjaga Kesehatan Mata untuk Kamu yang Belajar dan Bekerja dari Rumah
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
