Satu Tahun Pemerintahan Taliban, Indonesia Masih Tidak Mengakui


Anggota delegasi Taliban menghadiri pertemuan internasional, yang membahas Afghanistan, di Moskow, Rusia, Rabu (20/10/2021). ANTARA FOTO/Pool via Reuters-Alexander Zemlianichenko/hp.
MerahPutih.com - Para anggota Taliban mengadakan perayaan kecil dengan berkumpul dan melambaikan bendera-bendera kelompok itu yang berwarna hitam putih. Hal itu menandai satu tahun kekuasaan Taliban di Afghanistan sejak 15 Agustus 2022.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menegaskan bahwa Indonesia masih tidak mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan, meskipun memiliki misi bantuan kemanusiaan di negara itu.
Faizasyah menjelaskan bahwa misi tersebut selain menjalankan kerja kemanusiaan, juga secara terus menerus memberikan informasi dan masukan kepada pemerintah pusat di Jakarta terkait berbagai perkembangan yang perlu dicermati di Afghanistan selama negara itu berada di bawah pemerintahan Taliban.
Baca Juga:
Indonesia Tunjukkan Dukungan untuk Pendidikan Perempuan kepada Taliban
“Sejauh ini kebijakan Indonesia belum banyak berubah,” kata dia dalam konferensi pers secara daring pada Kamis (25/8), dikutip Antara, ketika menjawab pertanyaan mengenai posisi Indonesia terhadap Afghanistan setelah setahun negara itu diambil alih oleh Taliban.
Terkait posisi Indonesia, Faizasyah kembali menekankan bahwa Indonesia telah menetapkan sejumlah parameter yang menjadi rujukan untuk melihat pelaksanaan pengelolaan suatu negara atau pemerintahan yang dilakukan Taliban.
Parameter yang dimaksud termasuk pembentukan pemerintahan yang inklusif yang melibatkan semua elemen masyarakat, penghormatan pada hak asasi manusia termasuk kelompok minoritas dan perempuan, serta tidak menjadikan wilayah Afghanistan sebagai tempat pertumbuhan aktivitas terorisme.
“Dalam setahun ini, memang kita belum bisa memberikan suatu penilaian adanya kemajuan yang signifikan atas ketiga parameter tersebut, sehingga masih diperlukan waktu untuk kita mengubah posisi yang sudah kita garisbawahi sejak setahun lalu, dan memberikan suatu pengakuan khusus bagi perkembangan di Afghanistan,” kata Faizasyah.
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Warga Afghanistan Naiki Sayap Pesawat untuk Hindari Taliban
Setahun lalu, Taliban melakukan pawai di Ibu Kota Kabul setelah membukukan serangkaian kemenangan besar di medan pertempuran.
Sebelum merebut kekuasaan tahun lalu, kelompok gerilyawan Taliban berperang melawan pasukan negara-negara asing pimpinan Amerika Serikat.
Afghanistan sekarang menjadi lebih aman kendati cabang ISIS di negara itu beberapa kali melancarkan serangan.
Namun, keadaan relatif aman itu tidak bisa menutupi berbagai tantangan besar yang dihadapi Taliban dalam membawa Afghanistan menuju pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Mereka menghadapi tekanan berat di bidang ekonomi, sebagian besar karena Afghanistan terkucil setelah pemerintah negara-negara asing menolak mengakui keabsahan Taliban sebagai pemimpin di Afghanistan.
Afghanistan kini sedang bergulat dengan kemiskinan yang memburuk, kekeringan, malnutrisi, serta harapan yang memudar di kalangan perempuan. (*)
Baca Juga:
Butuh Duit, Taliban Minta Bantuan Donor Internasional
Bagikan
Berita Terkait
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban

Gempa Afghanistan, Korban Tewas Bertambah Jadi 900, Tim Penyelamat Sisir Pegunungan Cari Penyintas

Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka

Putin Tegaskan Taliban Sekutu Rusia

Taliban Klaim Bunuh Kepala Intelijen ISIS
