Sanksi Teranyar Uni Eropa ke Rusia Akan Lebih Besar

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Mei 2022
Sanksi Teranyar Uni Eropa ke Rusia Akan Lebih Besar

Hanna Selivon, 77 tahun, menarik nampan berisi piring dan puing dari rumahnya, yang menurutnya hancur akibat penembakan Rusia, di tengah invasi mereka ke Ukraina, di pinggiran kota Chernihiv, Ukraina,

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Uni Eropa (EU) diyakini akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia dengan menyasar industri minyak, lebih banyak bank Rusia, dan semua pihak yang bertanggung jawab atas disinformasi karena Rusia telah melancarkan perang terhadap Ukraina.

"Kami sedang mengerjakan paket sanksi keenam yang bertujuan untuk mengeluarkan lebih banyak bank (Rusia) dari SWIFT, mendaftar aktor disinformasi dan mencegah impor minyak," kata Kepala Unit Kebijakan Luar Megeri Dewan Eksekutif Komisi Eropa Josep Borrell dalam sebuah cuitan di Twitter.

Baca Juga:

Putin Keluarkan Dekret Sanksi Bagi Negara Tidak Bersahabat Dengan Rusia

Putaran sanksi terbaru EU juga akan mempengaruhi Sberbank, pemberi pinjaman utama Rusia. Bank itu akan ditambahkan ke dalam daftar bank yang telah dikeluarkan dari sistem SWIFT.

Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) adalah komunitas kerjasama yang menyediakan layanan transaksi keuangan dan pembayaran antarbank di seluruh dunia.

Borrell mengatakan, langkah-langkah yang diusulkan Komisi Eropa terhadap Rusia akan disampaikan kepada 27 negara anggota EU untuk disetujui.

Para pejabat EU mengatakan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dijadwalkan akan menjelaskan sanksi-sanksi baru pada Rabu, dan sanksi tersebut akan mencakup larangan impor minyak Rusia pada akhir tahun ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan menghentikan berbagai ekspor dan kesepakatan sebagai tanggapan atas beban sanksi yang dikenakan oleh EU dan Amerika Serikat. Embargo terhadap minyak Rusia akan membuat Moskow kehilangan aliran pendapatan yang besar.

Saat ini,larangan impor minyak Rusia itu telah menimbulkan perbedaan pendapat di antara negara-negara EU, yang bergantung pada Rusia untuk memenuhi 26 persen impor minyak mereka.

Hongaria dan Jerman termasuk negara-negara yang keberatan terhadap embargo minyak Rusia. Kedua negara itu mengutarakan kekhawatiran bahwa lonjakan harga energi akan merugikan ekonomi EU yang sudah bergulat dengan inflasi.

Sejumlah wanita Ukraina mengunjungi makam tentara kerabat mereka saat mengunjungi makan untuk menghormati kematian mereka di hari Minggu pertama setelah Paskah ditengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Dnipro, Ukraina, Minggu (1/5/2022). REUTERS/Jorge Silva/HP/djo (REUTERS/JORGE SILVA)
Sejumlah wanita Ukraina mengunjungi makam tentara kerabat mereka saat mengunjungi makan untuk menghormati kematian mereka di hari Minggu pertama setelah Paskah ditengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Dnipro, Ukraina, Minggu (1/5/2022). REUTERS/Jorge Silva/HP/djo (REUTERS/JORGE SILVA)

Perlawanan terhadap penerapan larangan impor minyak Rusia mereda dalam sepekan terakhir setelah ada kesepakatan bersama yang akan menawarkan pengecualian untuk Slowakia dan Hongaria, kata para diplomat EU. Kedua negara tersebut sangat bergantung pada minyak mentah Rusia.

Data organisasi penelitian Centre for Research on Energy and Clean Air, negara -negara Uni Eropa telah membayar lebih dari 47 miliar euro (sekitar Rp 714,68 triliun) ke Rusia untuk pasokan gas dan minyak sejak Moskow menginvasi Ukraina.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekret mengenai sanksi balasan ekonomi pada berbagai negara dan organisasi dan individu yang selama ini memberikan sanksi pada Rusia.

Moskow menyebutnya, saksi tersebut ditujukan pada "aksi tak bersahabat dari negara asing dan organisasi internasional tertentu. Dalam dokumen itu tidak disebutkan secara terperinci individu atau lembaga mana saja yang terkena sanksi.

Menurut dekret, Rusia akan melarang ekspor produk dan bahan material bagi individu dan lembaga. Dekret juga mencakup larangan transaksi dengan individu dan perusahaan asing serta izin bagi rekanan Rusia untuk tidak memenuhi kewajiban terhadap mereka.

Berdasarkan dekret, pemerintah Rusia memiliki 10 hari untuk menyusun daftar individu dan perusahaan asing yang akan dikenai sanksi. Pemerintah juga akan menentukan "kriteria tambahan" untuk sejumlah transaksi yang dapat dijadikan subjek pembatasan. (*)

Baca Juga:

Isu Perang Rusia Ukraina Jadi Ujian Kepemimpinan Indonesia Dalam G20

#Perang #Rusia #Ukraina #Uni Eropa #G20 #KTT G20
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
DPR Kecam Serangan Israel ke Qatar, Sebut Bisa Memicu Konflik di Timur Tengah
DPR mengecam serangan Israel ke Qatar. Hal itu bisa memicu konflik di Timur Tengah.
Soffi Amira - Kamis, 11 September 2025
DPR Kecam Serangan Israel ke Qatar, Sebut Bisa Memicu Konflik di Timur Tengah
Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Putin menegaskan, akan mengenang pengorbanan pasukan Korea Utara yang dikerahkan untuk perang Moskow di Ukraina.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Dunia
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Pihak EU mengatakan akan mengirim 130 ton pasokan darurat dan membuka dana sebesar 1 juta euro untuk membantu para korban gempa mematikan yang melanda Afghanistan.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Gempa Afghanistan, Uni Eropa Nyatakan akan Kirim Bantuan meskiJaga Jarak dari Taliban
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dikabarkan menantang Indonesia untuk berperang di Laut Ambalat. Lalu, apakah berita ini benar?
Soffi Amira - Selasa, 02 September 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
Dunia
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina
Menteri Luar Negeri Luksemburg Xavier Bettel mengusulkan supaya diadakan sidang khusus Majelis Umum PBB di Jenewa, Swiss.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina
Indonesia
Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan
Hingga saat ini, Freddy memastikan seluruh proses pengantaran bantuan logistik berjalan dengan aman dan kondusif.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 28 Agustus 2025
Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan
Bagikan