Putin Keluarkan Dekret Sanksi Bagi Negara Tidak Bersahabat Dengan Rusia


Orang-orang berjalan menggiring sepeda mereka menyeberangi jalan saat asap membubung di atas pabrik Azovstal Iron and Steel Works selama konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukrai
MerahPutih.com - Uni Eropa (UE) berencana meloloskan sanksi putaran keenam terhadap Rusia pada pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri UE berikutnya. Dewan itu menjadwalkan pertemuan pada 10 Mei dan 16 Mei mendatang.
Namun, sebelum sanksi diketok, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekret mengenai sanksi balasan ekonomi pada berbagai negara dan organisasi dan individu yang selama ini memberikan sanksi pada Rusia.
Baca Juga:
Isu Perang Rusia Ukraina Jadi Ujian Kepemimpinan Indonesia Dalam G20
Moskow menyebutnya, saksi tersebut ditujukan pada "aksi tak bersahabat dari negara asing dan organisasi internasional tertentu.
Dalam dokumen itu tidak disebutkan secara terperinci individu atau lembaga mana saja yang terkena sanksi. Menurut dekret, Rusia akan melarang ekspor produk dan bahan material bagi individu dan lembaga.
Dekret juga mencakup larangan transaksi dengan individu dan perusahaan asing serta izin bagi rekanan Rusia untuk tidak memenuhi kewajiban terhadap mereka.
Berdasarkan dekret, pemerintah Rusia memiliki 10 hari untuk menyusun daftar individu dan perusahaan asing yang akan dikenai sanksi.
Pemerintah juga akan menentukan "kriteria tambahan" untuk sejumlah transaksi yang dapat dijadikan subjek pembatasan.
Sebelumnya, Kepala Diplomat Josep Borrell mengatakan, UE berharap untuk mengekang ekspor energi Rusia sebagai bagian dari upaya memberi sanksi kepada Moskow atas invasi ke Ukraina.

Komisi Eropa itu, cabang eksekutif UE, diperkirakan akan mengusulkan paket sanksi Uni Eropa minggu ini, termasuk kemungkinan embargo untuk membeli minyak Rusia.
Sanksi itu merupakan sebuah tindakan yang akan membuat Moskow kehilangan aliran pendapatan yang besar, tapi sejauh ini sanksi itu telah memecah belah negara-negara Uni Eropa.
Borrell, yang memimpin pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri, mengatakan dia berharap UE akan dapat mengambil "langkah-langkah untuk membatasi impor ini secara signifikan" tapi mengakui sejauh ini tidak ada kesepakatan dari semua anggota.
"Tapi saya yakin bahwa, setidaknya terkait dengan impor minyak, kesepakatan ini akan mungkin terjadi antara sekarang dan pertemuan Dewan berikutnya," katanya. (*)
Baca Juga:
Langkah Jokowi Undang Presiden Ukraina ke G20 dan Tolak Beri Bantuan Senjata Tepat
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
