Sains

Sains: Perempuan Bisa Ketahui Pria Lajang dari Aroma Tubuhnya

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 30 Desember 2022
Sains: Perempuan Bisa Ketahui Pria Lajang dari Aroma Tubuhnya

Fakta ini ditemukan oleh peneliti. (Foto: Unsplash/Tim Bogdanov)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PEREMPUAN bisa mengetahui pria lajang hanya dengan mencium aromanya. Mengutip Unilad, Kamis (29/12), menurut para ilmuwan seorang pria lajang ternyata mengeluarkan bau yang berbeda dan lebih kuat daripada pria yang sudah memiliki pasangan.

Para peneliti terrsebut baru saja melakukan sebuah percobaan, menerbitkan temuan mereka dalam sebuah jurnal berjudul Frontiers in Psychology. Sebelumnya testosteron diyakini sebagai faktor kuat dalam jumlah bau badan laki-laki.

Bahkan tingkat hormon testosterone pada laki-laki lajang lebih tinggi, karena persaingan untuk mendapatkan pasangan yang mereka hadapi. Sementara, mereka yang sedang menjalin hubungan cenderung memiliki testosteron yang lebih rendah untuk mempertahankan ikatandengan pasangan mereka.

Baca juga:

Lajang, Tahun Baru saatnya Praktikkan Teknik Kencan Anti-Ghosting

Sains: Perempuan Bisa Ketahui Pria Lajang dari Aroma Tubuhnya
Penelitian dilakukan menggunakan kaus biasa. (Foto: Unsplash/Anomaly)

Para ilmuwan telah mengujinya dengan memberikan kaus putih biasa kepada 91 pria, yang terdiri dari 46 pria lajang dan 45 pria berpasangan, untuk dikenakan selama menjalani aktivitas harian mereka.

Peneliti juga meminta para pria tersebut untuk melakukan sedikit olahraga ringan, tidak hanya karena itu hal yang baik, tetapi juga untuk membuat mereka sedikit berkeringat. Peneliti ingin memastikan bahwa sejumlah cairan keringat terserap ke bagian ketiak kaus.

Setelah itu, kaus tersebut diberikan kepada 82 perempuan untuk diendus, dengan masing-masing mencium aroma enam pria. Sebelum para perempuan membuat keputusan, mereka diberikan foto pria yang mengenakan kaus tersebut.

Peneliti menuliskan, bahwa konsisten dengan hipotesis, body odors atau bau tubuh (BO) pria lajang dinilai berbau lebih kuat daripada BO pria berpasangan. Mereka juga menemukan bahwa wajah pria lajang dinilai lebih maskulin daripada wajah pria yang berpasangan, tetapi (pandangan maskulin tersebut) hanya (terjadi) di antara perempuan yang berpasangan.

Baca juga:

Jumlah Pria Lajang Kesepian Semakin Meningkat

Sains: Perempuan Bisa Ketahui Pria Lajang dari Aroma Tubuhnya
Pria lajang kurang higenis dibandingkan pria yang memiliki pasangan. (Foto: Unsplash/Matheus Ferrero)

Mungkin bau badan dapat membantu perempuan menuju pasangan yang lebih cocok, meskipun peneliti menegaskan bahwa BO yang kuat tidak akan membantu pria menemukan cinta.

"Dari perspektif evolusi, mungkin menguntungkan bagi perempuan untuk dapat mendeteksi bau tubuh yang pria yang memiliki pasangan dan pada akhirnya menghindari mendekati laki-laki yang memiliki pasangan (terutama yang telah memiliki anak) karena sumber daya (seperti uang, waktu, dll) yang relatif lebih sedikit yang dapat mereka (pria berpasangan) berikan," jelas peneliti.

Mungkin juga ada alasan lain untuk itu, peneliti juga menemukan bahwa pria lajang kurang higienis dibandingkan pria yang sedang menjalin hubungan. (kna)

Baca juga:

Tanda-Tanda Kepribadianmu Lebih Suka Melajang

#Sains #Bau Badan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Fun
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Strawberry Moon bukan berarti bulan berwarna merah muda. Simak fakta menarik tentang fenomena langit langka yang hanya terjadi setiap 18,6 tahun sekali ini.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 12 Juni 2025
Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Bagikan