Saat Tentara Korea Utara jadi 'Umpan' Meriam di Garis Depan Perang Ukraina-Rusia, 1.000 Nyawa Melayang


Arsip foto - Asap membubung ke langit di Kiev, Ukraina (27/2/2022). ANTARA/Xinhua/Lu Jinbo/aa.
MerahPutih.com - Pertumpahan darah terus terjadi di Kursk, Rusia. Korban tak hanya berdatangan dari tentara Ukraina dan Rusia, militer Korea Utara juga mengalami kerugian korban jiwa.
Tentara Korea Utara yang dikerahkan oleh Kim Jong-un untuk membantu pasukan Rusia di garis depan melawan Ukraina, hingga saat ini dilaporkan telah menderita hampir 40 persen korban. Informasi tersebut disampaikan oleh para pejabat Barat yang membeberkan data itu dengan identitas anonim demi keamanan mereka.
Laporan tersebut mengungkapkan jumlah korban perang dari pihak militer Korea Utara lebih rinci lagi, yakni total 4.000 orang. Jumlah tersebut termasuk mereka yang terluka, hilang, dan yang sudah terkonfirmasi 1.000 tentara telah tewas.
"Ini adalah pasukan yang hampir tidak terlatih yang dipimpin oleh perwira Rusia yang tidak mereka pahami," kata mantan komandan tank Angkatan Darat Inggris, Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, menilai kualitas kemampuan bertempur tentara Korea Utara, seperti dikutip BBC, Kamis (23/1).
Baca juga:
Saat Ukraina dan Rusia Saling Serang Jelang Donald Trump Dilantik
Ukraina memang mencatat sejarah baru sejak perang dunia kedua, yakni dengan memasuki tanah Rusia untuk melakukan invasi militernya, tepatnya di wilayah Kursk pada Oktober lalu. Perang terus berkecamuk di wilayah seluas 29.800 kilometer persegi itu sejak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengerahkan personel tentaranya untuk melancarkan serangan balasan.
Akan tetapi, misi Ukraina untuk merebut wilayah itu tak pernah berjalan mulus, apalagi sejak tentara Korea Utara tiba di sana. Di tengah kesulitan melancarkan serangan untuk menumpas tentara Rusia, Ukraina tetap berhasil menguasai beberapa meter persegi wilayah Kursk dan cukup menimbulkan kerugian bagi pasukan Vladimir Putin.
Walau korban jiwa juga bertajuhan dari pihak militer Ukraina selama baku tembak terjadi di Kursk, boleh dibilang pasukan Korea Utara lebih mengalami kerugian. Kolonel Hamish bahkan menganalogikan tentara Korea Utara yang menerima perintah Kim Jong-un untuk berperang di perang Ukraina-Rusia, seperti sebuah umpan matang nan sangat empuk.
"Mereka adalah umpan meriam, dan para perwira Rusia bahkan kurang peduli pada mereka dibandingkan dengan anak buah mereka sendiri," tutupnya, menegaskan peluang hidup tentara Korea Utara amat kecil di perang untuk membela negara lain itu. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Misterius Banget, ini Sosok Kim Ju-ae, Anak Pemimpin Korea Utara yang Disebut Calon Penerus

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Putri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Jadi Sorotan dalam Kunjungan ke China, Disebut Calon Penerus

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Korea Selatan Bongkar Pengeras Suara Propaganda yang Mengarah ke Korea Utara, Upaya Awal Rekonsiliasi
