Saat Jokowi Dibuat Pusing Akibat Dampak Perang Rusia-Ukraina

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Maret 2022
Saat Jokowi Dibuat Pusing Akibat Dampak Perang Rusia-Ukraina

Presiden Joko Widodo. (Foto: Sekretariat Presiden)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kondisi perang Rusia dan Ukraina telah berdampak pada harga komoditas seperti minyak bumi. Preiden Joko Widodo menyebutkan, dampak ini dirasakan seluruh negara yang dibuat pusing dan mengalami hal yang sama.

"Tambah pusing kita semuanya. Semua negara tambah pusing, semuanya. Pusingnya belum reda, tambah lagi ada perang, sudah bertubi-tubi," kata Presiden Joko Widodo dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (11/3).

Baca Juga:

Gelar Demo, Buruh Kecam Penundaan Pemilu hingga Tentang Perang Rusia-Ukraina

Jokowi mengatakan, para pemimpin dunia mengeluhkan hal yang sama. Perang telah mempersulit pengelolaan ekonomi. Paling tidak, memicu lonjakan harga minyak mencapai USD 130 per barel. Selain itu, perang telah memicu lonjakan harga pangan. Harga makanan di Rusia naik 12 persen, di Amerika Serikat 6,9 persen, dan di Turki 3 persen.

"Semua negara, harga jualnya ke masyarakat, sudah naik juga, kita di sini masih tahan-tahan. Bu Menteri (Keuangan Sri Mulyani) saya tanya, 'Bagaimana, Bu? Tahannya sampai berapa hari ini?'," ucap Jokowi.

Jokowi beberapa kali menyerukan penghentian perang dan sudah menyarankan kepada Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata.

Melihat kejadian ini, tegas Jokowi, masa depan global kini semakin penuh dengan ketidakpastian.

"Pandemi belum rampung, kemudian ada tambahan perang sehingga semuanya menjadi sulit diprediksi," ungkapnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo ini mengaku bersyukur karena di situasi yang tidak mudah ini, Indonesia dapat menjalaninya dengan baik.

"Tetapi Alhamdulilah kita bisa menjalaninya, mengelola keuangan, mengendalikan COVID-19 dengan baik dibanding dengan negara-negara lain," ujarnya.

Seperti diketahui, Rusia menginvasi Ukraina pada dini hari tanggal 24 Februari 2022, memicu konflik terburuk di Eropa dalam beberapa dasawarsa. Dua pekan yang terjadi yang telah mengubah dunia seketika terutama pada naiknya harga komoditas utama dunia.

Bank Dunia mencatatkan, harga komoditas pertanian sudah naik 35 persen lebih tinggi pada Januari, dibandingkan dengan setahun lalu. Dan diperkirakan akan meningkat lebih lanjut karena perang Rusia dan Ukraina yang keduanya pengekspor utama gandum, jagung, barley dan minyak bunga matahari.

Selain itu, lonjakan harga-harga energi dan pangan juga dapat mendorong pembuat kebijakan untuk menerapkan lebih banyak subsidi. Padahal, sekitar 60 persen negara berkembang sudah atau hampir mengalami kesulitan utang.

Seorang pria memegang bendera Ukraina selama demonstrasi mendukung Ukraina di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Trafalgar Square di London, Inggris, Rabu (9/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah McKay/aww/sad. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Caption

Dalam seminggu perdagangan minyak dunia terus bergejolak akibat pembicaraan tentang embargo minyak Rusia, potensi penambahan pasokan dari Iran, Venezuela dan Uni Emirat Arab serta pertempuran di Ukraina.

Minyak Brent berada di jalur untuk penurunan mingguan sekitar 7,0 persen setelah mencapai tertinggi 14 tahun USD 139,13 per barel. Minyak mentah AS menuju penurunan sekitar 8,0 persen setelah menyentuh tertinggi 130,50 dolar AS.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan masih banyak tantangan yang berpotensi memberikan guncangan kepada upaya pemerintah menuju jalur pemulihan ekonomi dari krisis pandemi COVID-19.

"Pemulihan ekonomi bukanlah proses yang mulus dan mudah. Banyak tantangan yang bisa menimbulkan guncangan dalam jalur pemulihan," kata Sri Mulyani.

Ia menyebutkan, beberapa tantangan yang berpotensi mengguncang jalur pemulihan Indonesia meliputi adanya transisi pandemi menjadi endemi yang tidak merata di berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, tantangan lainnya adalah terjadinya gejolak geopolitik yang menyebabkan kenaikan harga komoditas secara ekstrem serta adanya disrupsi rantai pasok global yang menciptakan tingginya tekanan inflasi global.

"Ancaman perubahan iklim juga merupakan tantangan yang berpotensi mengguncang jalur pemulihan sehingga harus dijawab secara dini dan teliti baik dari sisi teknologi, kebijakan dan keuangan," katanya. (Knu)

Baca Juga:

Kemlu: 120 WNI di Ukraina Kembali ke Indonesia, 32 Orang Pilih Bertahan

#Jokowi #Perang #Ukraina #Konflik Ukraina #Rusia
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
Denmark, Prancis, Yunani, Slovenia, dan Inggris mengecam kekerasan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 Desember 2025
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
Indonesia
Konflik Kamboja dan Thailand Bikin Sekolah Tutup, Ratusan Warga Mengungsi
prioritas utama saat ini adalah menghentikan pertempuran dan melindungi warga sipil di wilayah perbatasan
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 Desember 2025
Konflik  Kamboja dan Thailand  Bikin Sekolah Tutup, Ratusan Warga Mengungsi
Dunia
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
Trump mengatakan pasukan stabilisasi itu telah beroperasi secara efektif dan akan semakin kuat dengan dukungan internasional yang meluas.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 Desember 2025
Trump Klaim Pasukan Stabilisasi Internasional di Gaza Bakal Didukung Banyak Negara
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Tidak ditemukan informasi valid yang membenarkan klaim 'rektor UGM dipilih langsung oleh Jokowi'.
Dwi Astarini - Senin, 15 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Indonesia
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Kubu Jokowi meminta tersangka kasus tudingan ijazah palsu segera disidang. Polda Metro Jaya telah menjadwalkan gelar perkara khusus kasus tudingan ijazah palsu.
Soffi Amira - Minggu, 14 Desember 2025
Gelar Perkara Khusus Kasus Dugaan Ijazah Palsu, Kubu Jokowi Minta Tersangka Segera Disidang
Indonesia
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
Founder dan Chairman Mayapada Group, Dato Sri Tahir, menemui Jokowi di Solo. Ia mengatakan, Museum Sains dan Teknologi diresmikan Maret 2026.
Soffi Amira - Jumat, 12 Desember 2025
Temui Jokowi di Solo, Dato Tahir Bocorkan Tanggal Peresmian Museum Sains dan Teknologi
Indonesia
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Selain kapal perang, Kamboja, Laos, Thailand, dan Timor Leste juga berpartisipasi dengan mengirimkan Augmented Staff dalam latihan maritim ini.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Desember 2025
Kapal Perang USS Cincinnati-20 dan Drone AS Merapat ke Batam
Indonesia
Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Skala Besar di Perbatasan Kamboja
Kapal perang HTMS Thepa dikerahkan ke area operasi dan ditugaskan untuk melakukan patroli dan pengintaian sepanjang waktu, tambah pernyataan itu.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Desember 2025
Angkatan Laut Thailand Luncurkan Operasi Skala Besar di Perbatasan Kamboja
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Beredar video yang menampilkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo tengah mengunjungi lokasi bencana alam Sumatra. Cek fakta lengkapnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Dunia
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Negara anggota UE akan berbagi risiko secara kolektif terkait eskalasi konflik Rusia-Ukraina
Wisnu Cipto - Selasa, 02 Desember 2025
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Bagikan