Rupiah Terus Menguat, Pengamat Sebut Fundamental Ekonomi Indonesia Makin Solid


Ilustrasi rupiah (ANTARA FOTO)
MerahPutih.Com - Penguatan nilai tukar rupiah terus berlanjut hingga Rabu (7/11) sore. Dalam transaksi antarbank di Jakarta, kurs rupiah menguat Rp14.594 per dolar AS. Angka ini menunjukkan pergerakan sebesar 210 poin dibandingkan sebelumnya yakni 14.804 per dolar AS.
"Pergerakan nilai tukar rupiah menunjukan fundamental ekonomi Indonesia yang solid," ujar Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Rabu (7/11).
Rully lebih lanjut mengatakan ekonomi Indonesia tetap tumbuh meski dibayangi kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia, yang salah satunya dipicu oleh perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Investor mulai merespon positif situasi di Indonesia sehingga sejumlah aset berdenominasi rupiah cukup diminati, sehingga permintaan terhadap rupiah naik," katanya.

Ia menambahkan data cadangan devisa Indonesia yang meningkat, sesuai dengan harapan pasar turut menjadi faktor positif bagi fluktuasi rupiah.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia tercatat 115,2 miliar dolar AS pada akhir Oktober 2018, meningkat dibandingkan dengan 114,8 miliar dolar AS pada akhir September 2018.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra sebagaimana dilansir Antara menambahkan sentimen eksternal turut mempengaruhi kinerja rupiah, pergerakan dolar AS di pasar valas dunia cenderung melambat terpengaruh sentimen Pemilu.
"Dolar AS cenderung melemah karena pelaku pasar bereaksi terhadap kemenangan partai Demokrat dalam mengontrol Dewan Perwakilan Rakyat AS, situasi itu dapat menghambat berbagai kebijakan Donald Trump," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (7/11), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.764 dibanding sebelumnya (6/10) di posisi Rp14.891 per dolar AS.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Sanksi Terhadap LGBT Diatur Dalam Peraturan Nagari, Salah Satunya Pelaku Diarak Keliling Kampung
Bagikan
Berita Terkait
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta

Bank Indonesia Bongkar Rahasia Mengapa Ekonomi Jakarta Melaju Kencang di Kuartal III 2025

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana CSR BI dan OJK ke Partai Politik

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi
