Rupiah Melemah pada Penutupan Perdagangan Selasa (25/3), Proteksionisme Global dan Sentimen Domestik Dianggap Jadi Biang Kerok


Nilai tukar rupiah tertekan akibat proteksionisme global dan sentimen domestik. (Foto: MP)
MerahPutih.com - Rupiah kembali tertekan hari ini, Selasa (25/3). Ibrahim Assuabi, pengamat mata uang dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, mengungkapkan bahwa tren proteksionisme global dan sentimen domestik menjadi tantangan besar bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Pada penutupan perdagangan Selasa sore, rupiah melemah 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 16.612 per dolar AS, turun dari Rp 16.568 per dolar AS sebelumnya.
Ibrahim menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada 2025 hanya akan sebesar 4,9 persen. "Lebih rendah ketimbang prediksi sebelumnya di angka 5,1 persen,” kata Ibrahim, seperti diwartakan Antara.
Ia menambahkan bahwa proyeksi pertumbuhan 2026 juga turun menjadi 4,9 persen dari 5,15 persen. Penurunan ini mencerminkan investasi yang melemah dan risiko perdagangan yang meningkat akibat kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Indonesia sudah merasakan dampak kelesuan ekonomi, bahkan sebelum ancaman tarif Trump memanas. Industri padat karya seperti tekstil mengalami pemutusan hubungan kerja besar-besaran, melemahkan konsumsi rumah tangga.
Baca juga:
Jadi, Faktor Apa yang Bikin Nilai Tukar Rupiah Melemah Setelah Trading Halt?
Ketidakpastian transisi kepemimpinan di Indonesia dan AS juga mempengaruhi permintaan kredit.
Meski Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi, investor tetap khawatir.
Inisiatif fiskal ekspansif Presiden Prabowo Subianto menyebabkan pemotongan anggaran di sektor penting, seperti pendidikan dan pekerjaan umum, yang berdampak pada penurunan pasar saham bulan ini.
Pada 2 April, ketegangan perdagangan global diprediksi meningkat dengan kebijakan tarif timbal balik dari AS.
"Presiden Donald Trump berencana untuk menerapkan pendekatan selektif terhadap tarif timbal balik," jelas Ibrahim.
Hari ini, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga melemah ke level Rp 16.622 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.561 per dolar AS. (*)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

Pedagang Tolak Transaksi Uang Logam Rp 100 dan Rp 200 Bisa Dipidana, BI Sebut Hukumannya 1 Tahun Bui

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi

Rupiah Melemah Imbas Penerapan Tarif Produk Indonesia 32 Persen Oleh Trump

Rupiah Menguat Didukung Sentimen Gencatan Senjata Israel dan Iran, Tapi Bakal Sulit di Bawah Rp 16.200 Per Dolar Amerika

Panasnya Konflik Iran-Israel Ancam Kantong Rakyat Indonesia, Rupiah Bisa Babak Belur?

Pelemahan Rupiah Ditahan Keputusan BI Pertahankan Suku Bunga

Sri Mulyani Akui Rupiah Terkena Imbas Kebijakan Tarif Trump, Fundamental Diklaim Kuat
