Risiko Penularan COVID-19 Berada di Titik Tertinggi


Test massa COVID 19 oleh Mabes Polri. (Foto: Kanugrahana)
MerahPutih.com- Awal tahun 2021 ini risiko penularan COVID-19 berada di titik tertinggi. Kondisi ini, membuat kematian tenaga kesehatan akibat COVID-19 terus meningkat.
"Rasio penularan positif COVID-19 berada di angka 29,4 persen," ujar Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi, Sabtu (2/1).
PB IDI mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan.
Baca Juga:
Sepanjang Pandemi COVID-19, Penerbitan Paspor di Kantor Imigrasi Surakarta Anjlok
Menurutnya, tenaga medis dan kesehatan harus diberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini mereka.
Perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan karena dalam situasi masyarakat yang abai protokol kesehatan dan seharusnya berada di garda terdepan dalam penanganan pandemi ini.
"Namun kami (para tenaga medis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," tambah Adib.
Dari data terakhir yang dihimpun, Sabtu (2/1/2021), total sudah ada 237 dokter dan 15 dokter gigi, dan 171 perawat di Indonesia yang gugur karena COVID-19.
Detail 201 dokter di Indonesia yang wafat akibat terinfeksi COVID-19: 131 dokter umum (4 guru besar), 101 dokter spesialis (9 guru besar) 5 residen. Kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia dan termasuk ke dalam 5 besar di seluruh dunia.

Bahkan, sepanjang bulan Desember, tercatat 52 tenaga medis dokter meninggal akibat COVID-19. Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini. Seperti libur panjang, Pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.
Adib mengingatkan meskipun vaksin telah berada di Indonesia, bukan berarti vaksin tersebut menjadi obat untuk mengatasi COVID-19.
Ia menghimbau agar, masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan yang berlaku saat ini. Meski sudah ada vaksin dan akan segera melakukan vaksinasi, Adib menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
"Karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi," jelas Adib. (Knu)
Baca Juga:
Sepanjang Pandemi COVID-19, Penerbitan Paspor di Kantor Imigrasi Surakarta Anjlok
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
