Riset Terbaru Temukan Meulaboh Daerah Terluas Rawan Likuifaksi
Kota Meulaboh Aceh. (ANT)
MerahPutih.com - Penelitian terbaru Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) melansir ada sembilan daerah dari 23 kabupaten/kota di Aceh paling rawan terjadinya likuifaksi atau pencairan tanah akibat guncangan gempa bumi.
"Likuifaksi di pesisir pantai Timur, seperti Langsa, Lhokseumawe, Pidie Jaya, Aceh Besar, dan Banda Aceh," kata Ketua Prodi Teknik Geologi Fakultas Teknik Unsyiah, Dr Bambang Setiawan, MEng, Sc di Banda Aceh, Senin (22/10).
Titik rawan selanjutnya berada di pesisir pantai Barat dan Selatan, meliputi Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil.
Menurut dia, daerah paling terluas berpotensi terjadinya likuifaksi berada di Aceh Singkil, Aceh Barat, terutama di Kota Meulaboh, dan Aceh Jaya di Kecamatan Krueng Sabee.

Sedangkan, di Kota Banda Aceh dengan tingkat kerentanan yang sangat tinggi berada di Kecamatan Meuraxa, dan sepanjang Pantai Alue Naga.
"Suatu areal tanah yang terbentuk dari endapan atau disebut juga tanah aluvial (tanah muda). Hitungan mudanya, bisa berusia ratusan tahun. Likuifaksi terjadi, karena ada goncangan yang mengakibatkan lepasnya daya dukung tanah," tutur dia, dilansir Antara.
Bambang mengemukakan, fenomena likuifaksi di wilayah Petobo dan Balaroa, Sulawesi Tengah, setelah guncangan gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter(SR), dan disusul tsunami bukan baru pertama kali di Indonesia.
"Kita di Aceh, seperti gempa 2006 menimbulkan likuifaksi di Pantai Manohara, Pidie Jaya. Gempa dan tsunami 2004, juga menyebabkan likuifaksi di Banda Aceh," ujar geolog meraih gelar doktor di Universitas Adelaide, Australia.
Sementara itu, Pemerintah provinsi (Pemprov) Aceh melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) merespons dengan berencana melakukan penelitian mendalam terhadap sejumlah daerah rawan likuifaksi atau pergerakan tanah di daerah tersebut.
"Kami ingin ilmuwan bisa berkolaborasi dengan BPBA untuk pemetaan mana daerah rentan likuifaksi di provinsi ini," kata Kepala Pelaksana BPBA Aceh, Teuku Ahmad Dadek.
"Jika sewaktu-waktu terjadi gempa, maka kerusakan yang ditimbulkan bisa dinimalisir. Tidak sama dengan kerusakan yang kita perkirakan dengan gempa sebelumnya," tandas dia. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Tinjau Aceh dan Sumatra, Prabowo Tegaskan Negara Hadir untuk Korban Bencana
Presiden Prabowo Tinjau Pengungsi Aceh Tamiang, Ingatkan Pentingnya Jaga Lingkungan
Prabowo Kunjungi Pengungsi Aceh Tamiang, Tegaskan Pemerintah Percepat Pemulihan
RSUD Aceh Tamiang Mulai Aktif lagi, UGD dan Layanan Hemodialisa Siap Beroperasi
Dirut PLN Minta Maaf Akui Tidak Akurat Kasih Data 93% Listrik Aceh Sudah Normal
Bupati Aceh Selatan Diberhentikan Sementara, Mendagri Sebut Izin Keluar Negeri sudah Ditolak
Legislator Dukung Presiden Pecat Bupati Aceh Selatan
Bupati Mirwan MS Dihukum Magang 3 Bulan di Kemendagri, Bolak-balik Jakarta-Aceh Selatan
Mendagri Tito Karnavian Skema Pemberhentian Bupati Aceh Selatan, Wabup Langsung Ambil Alih
Bupati Aceh Selatan Mirwan MS Diberhentikan Sementara, Mendagri Tito: Langgar Aturan Pergi ke Luar Negeri