Ribuan Buruh di Tangerang dan Cikarang Terancam Nganggur


Ribuan Buruh menggelar aksi unjuk rasa di perayaan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2015 (Merahputih Foto/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Bisnis - Presiden Konfederasi Sarekat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal membenarkan bahwa ancaman terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal bukan isapan jembol.
Iqbal menjelaskan PHK massal akan terjadi jika pelambatan ekonomi terus terjadi. Ia mencatat setidaknya ada ribuan buruh yang berpotensi dipecat oleh perusahaanya.
"Ancaman PHK massal terjadi di kawasan yang banyak industrinya seperti di Cikarang dan Tangerang," kata Iqbal kepada Merahputih.com, Selasa malam (28/7).
Iqbal yang juga pendukung Prabowo Subianto dalam pemilu presiden (pilpres) 2014 menambahkan ancaman PHK massal terjadi di sektor industri tekstil dan sepatu.
"Tapi bagi industri otomotif ancamannya kecil,"sambung Iqbal.
Iqbal melanjutkan setiap tahun tingkat pengangguran di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 jumlah pengangguran di tanah air tercatat 20 juta orang. Terkait dengan ancaman terjadinya PHK massal pihaknya mengaku masih terus melobi pengusaha agar tidak melakukan pemecatan kepada pekerjanya.
"Tapi yang jelas pemerintah punya peran penting untuk mencegah terjadinya PHK massal," demikian Iqbal.
Sebelumnya Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulistyo menjelaskan bahwa gejala-gejala pelambatan ekonomi yang terjadi saat ini harus disikapi pemerintah secara serius.
Salah satu kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya PHK massal adalah dengan menciptakan kebijakan yang tidak memberatkan pengusaha. Namun demikian yang terjadi justru pemerintah Jokowi-JK malah menerapkan kebijakan menggenjot pajak yang waktunya kurang tepat, disaat pengusaha sedang dihantam perlambatan ekonomi.
"Kita gak bisa tahan lama lagi, kalau nggak segera diambil langkah korektif maka akan terjadi PHK massal," katanya di sela-sela Trade and Investment Indonesia Timur di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/5).
Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi year on year pada kuartal I-2015 hanya mencatat angka 4,7%, padahal pemerintah menargetkan 5,4-5,8 persen untuk tahun ini. Perlambatan ini akibat melemahnya perekonomian domestik dan global.(bhd/rfd)
BACA JUGA:
Ekonomi Melambat, PHK Massal Jadi Ancaman Serius
Pemerintah Terlambat Antisipasi Tren Perlambatan Ekonomi
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Airlangga Hartarto: PHK Bertentangan dengan Semangat Tidar

Partai Buruh Beri Peringatan Keras, Tiga Juta Massa Siap Turun ke Jalan Jika Tuntutan Soal Upah dan Outsourcing Tak Dipenuhi

Said Iqbal Minta DPR Tak Paranoid dengan Aksi Buruh, Lebih Baik Terbuka dan Tidak Takut Terima Aspirasi Publik

28 Agustus Besok Giliran Demo Buruh Geruduk Jakarta, Ini 6 Tuntutan Mereka

Donald Trump Tetapkan Tarif Impor 32 Persen, Gelombang PHK di Indonesia Diprediksi Naik

DPR Serius Antisipasi PHK Massal, Desak Pemerintah Ambil Langkah Konkret

DPR Soroti Bencana 'Bekasi Pasti Kerja': Saat 25.000 Harapan Bertemu 3.000 Lowongan

Nasib Pekerja Jakarta di Tengah Badai PHK, DPRD DKI Desak Langkah Konkret Pemprov

Angka PHK Tembus 24 Ribu, Puan Minta Pemerintah Siapkan Ekosistem Usaha bagi Pekerja Terdampak

Tuntutan Buruh saat May Day, Hapus Pekerja Outsourcing dan Minta Upah Layak
