Ratusan Tentara Korut Tewas di Kursk, Disebut Kesulitan Perang Lawan Ukraina karena Kendala Bahasa dan Salah Tembak


Bendera Korea Utara. (Foto: Unsplash/Micha Brändli)
MerahPutih.com - Tentara Korea Utara mulai pulang dalam kantong mayat selama mereka bertempur bersama Rusia dalam jumlah besar untuk pertama kalinya.
"Hari ini, kami sudah memiliki data awal bahwa Rusia telah mulai menggunakan tentara Korea Utara dalam serangan mereka. Jumlah mereka cukup banyak," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dikutip dari Aljazeera, Jumat (20/12).
Intelijen militer Ukraina (GUR) melaporkan bahwa Korea Utara disematkan bersama Marinir dan Pasukan Lintas Udara Rusia di wilayah Kursk, yang telah diinvasi balik oleh Ukraina.
"Di salah satu posisi di wilayah Kursk, tentara Korea Utara secara efektif 'dilindungi' dengan pesawat tanpa awak," kata GUR dalam sebuah pernyataan, memperkirakan gabungan kerugian dari pihak Rusia dan Korea Utara sebanyak 200 orang pada hari pertama pertempuran.
Baca juga:
Ukraina Klaim Punya Senjata Laser Baru, Mampu Tembak Jatuh Pesawat dari Jarak 2 Kilometer
Bahkan, kabarnya delapan dari mereka dilaporkan tewas ketika Korea Utara secara tidak sengaja menembaki pasukan Chechnya yang tergabung dalam Batalyon Akhmat.
“Kendala bahasa tetap menjadi kendala yang sulit dalam manajemen dan koordinasi,” kata GUR, menyatakan tentara Rusia dan Korea Utara memiliki tantangan dalam saling berkomunikasi.
Banyak kerugian terjadi saat pasukan Korea Utara mencoba merebut kembali desa-desa Rusia di Plekhovo, 2 km (1,2 mil) dari perbatasan Ukraina, dan Vorozhba serta Martynovka, 10 km (6,2 mil) di dalam Rusia.
Birds of Magyar Ukraina, sebuah unit Korps Marinir yang mengkhususkan diri dalam pertempuran udara tanpa awak, merilis sebuah video pada hari Minggu pekan lalu, memperlihatkan warga Korea Utara yang tewas di Kursk. Rekaman video drone tersebut melayang di atas sederet mayat dengan wajah tertutup.
Baca juga:
AS Sebut Ratusan Tentara Korut Tewas dan Terluka di Ukraina, Bagaimana dengan Rusia?
"Setelah setiap gelombang, empat hingga warga Korea datang dengan kereta, menyusun bangkai-bangkai yang telah dimutilasi dalam satu jalur, seperti dalam video, dan menutupi wajah korban," kata unit tersebut dalam sebuah pernyataan. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Misterius Banget, ini Sosok Kim Ju-ae, Anak Pemimpin Korea Utara yang Disebut Calon Penerus

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Putri Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Jadi Sorotan dalam Kunjungan ke China, Disebut Calon Penerus

Korea Selatan Bongkar Pengeras Suara Propaganda yang Mengarah ke Korea Utara, Upaya Awal Rekonsiliasi

Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat

Pertama dalam Sejarah nih, Pembelot Korea Utara Gugat Kim Jong-un atas Tindakan Penyiksaan

Stok Amunisi AS Menyusut Imbas Perang 12 Hari Iran-Israel, Pentagon Setop Pasok Rudal Ukraina

Korut Kutuk Serangan AS ke Fasilitas Nuklir Iran Langgar Piagam PBB
