Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto


Koalisi Masyarakat Sipil geruduk rapat Komisi X DPR. (Foto: MerahPutih.com/Ponco)
MerahPutih.com - Koalisi Masyarakat Sipil menggeruduk rapat Komisi X DPR. Rapat kerja (raker) itu digelar bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7).
Sejatinya, raker dengan Fadli Zon akan membahas soal anggaran Kementerian Kebudayaan. Namun, Koalisi Masyarakat Sipil yang duduk di balkon ruang rapat Komisi X langsung menginterupsi dengan membentangkan spanduk hingga poster.
Sambil membentangkan spanduk dan poster, koalisi masyarakat sipil berteriak dengan lantang untuk menghentikan proyek penulisan sejarah ulang.
"Hentikan pemutihan sejarah. Dengarkan suara korban," ujar mereka.
Selain itu, mereka juga menolak usulan pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2, Soeharto.
"Tolak gelar pahlawan Soeharto, hentikan pemutihan sejarah, lawan sisa-sia orde baru," ucap dia.
Baca juga:
Wamensos Sebut Keputusan Gelar Pahlawan Soeharto Ada di Istana
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Pro-Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Wamensos: Masih Dikaji TP2GP
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian Irfani meminta aksi tersebut dihentikan.
Lalu meminta Pamdal DPR untuk membawa keluar kelompok tersebut dari ruang rapat.
"Saya rasa cukup ya, cukup. Tolong kembali ke tempat masing-masing," ujar Lalu.
Fadli Zon yang melihat aksi itu, hanya tersenyum dari ruang rapat. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional

Indonesia Tetapkan Hari Komedi Nasional Dirayakan Tiap 27 September

Kerusakan Museum dan Cagar Budaya di Tiga Kota Jadi Kerugian Besar Bagi Bangsa, Fadli Zon Minta Pelaku Kembalikan Koleksi yang Dijarah

Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia

Rayakan HUT Ke-80 RI, Kembud Cetak Prangko Edisi Pendiri Bangsa secara Terbatas

Simfoni Delapan Dekade GBN 2025: Prince Poetiray dan Pembantu Prabowo Sukses Bikin Banjir Air Mata

Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Musyawarah dan Keseimbangan Menyikapi Fenomena Sound Horeg

Menko Yusril Dukung Daud Beureu'eh Jadi Pahlawan Nasional

Uji Publik Penulisan Buku Sejarah Dilakukan 20 Juli 2025, Bentuknya Diskusi dan Seminar

Pastikan Sejarah yang Dituliskan Tak ‘Direkayasa’ dan Dibelokkan, DPR Bentuk Tim Supervisi
