Radikalisme Salah Satu Permasalahan Bangsa


Toleransi dalam bangsa Indonesia harus dikembangkan.
NILAI toleransi perlu dijunjung tinggi dalam kehidupan. Terlebih, di Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, ras, dan agama. Tentu nilai tersebut perlu ditanamkan. Terutama pada para kaum muda yang masih rentan dalam bertindak.
Untuk menyebar nilai toleransi, Sabtu (16/9) di Piazza Gandaria City, Jakarta Selatan, staf khusus Presiden bersama sejumlah selebriti hadir pada seminar "Toleransi Jadi Aksi". Tujuannya untuk mengajak para kaum muda memiliki sikap toleran.
Acara dibuka dengan pidato singkat dari staf khusus presiden Diaz Hendro Priyono. Ia pun memaparkan akibat dari kurangnya toleransi kaum muda menjadi radikal.
"Radikalisme itu salah satu permasalahan bangsa yang kita hadapi. Radikalisme berpotensi untuk mengubah NKRI," paparnya.
Dengan dimoderatori oleh Imam Darto, acara berlanjut dengan penjelasan mengenai toleransi oleh Cak Lontong sebagai pembicara kunci ditemani oleh komedian Akbar. Dengan suasana jenaka ia menyampaikan beberapa pendapat ke para penonton yang memenuhi area Piazza.
"Indonesia itu hebat. 350 tahun dijajah tapi kita tetap jadi bangsa. Anak muda jangan bertele-tele. Banyak radikalisme membuahkan terorisme," tegasnya yang disambut dengan tepuk tangan para penonton.
Setelah itu, acara berlanjut dengan talkshow yang masih membicarakan tema sama. Pada talkshow tersebut hadir Nadine Chandrawinata, Ayushita, dan Skinny 24 Indonesia sebagai narasumber. Penjelasan tentang sikap toleran membumbui talkshow tersebut. Tidak lupa pertanyaan boleh dilontarkan dari penonton untuk para narasumber.
Acara itu berhasil menarik para anak muda yang peduli belajar lebih mendalam tentang toleransi. Terbukti mayoritas para penonton seminar tersebut merupakan para pelajar SMA di daerah Jakarta.
Setelah acara tersebut, tidak lupa dibuka kelas mentoring kecil bagi para anak muda di resto dalam Mall Gandaria City. Sesi mentoring itu untuk mengajarkan para anak muda agar bisa menggunakan waktu sebaik mungkin. Kali ini dimentori oleh Andanu Prasetyo, Larasyerininta, dan Gofar Hilman. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Wujud Toleransi, Gereja Santa Theresia Sumbangkan Sapi Kurban ke Umat Islam Tanah Abang

Terlempar dari Daftar 10 Besar Kota Toleransi, Walkot Solo: Kami Sedang Menyusun Perda

Isi Konten Radikal Remaja Anggota ISIS di Gowa Terungkap, Aktif Sebarkan Propaganda

Kirab Waisak Solo Cermin Toleransi Umat Beragama Kota Bengawan

Menteri Agama sebut Paham Radikal Susah Menyebar di Indonesia karena Pengaruh Budaya Maritim dan Heterogen

Polarisasi Agama bisa Memecah Belah Masyarakat, Spiritualitas Universal Layak Jadi Kurikulum di Kampus

Momen Toleransi: Ucapkan Selamat Lebaran, Kardinal Suharyo Peluk Erat Menteri Agama

Aliansi Masyarakat Solo Cinta Damai Tolak Ormas Intoleran di Kota Solo

Operasi Madago Raya Sulteng Temukan 4 Bom Rakitan dan Ratusan Amunisi
