Australia Mungkin Masih Tertutup Hingga Juli 2021
Maskapai Qantas tidak akan melakukan penerbangan internasional hingga Juli 2021. (Foto: Unsplash/Paul Carmona)
SUDAH banyak tahu bahwa perbatasan Australia kemungkinan besar akan tetap ditutup hingga akhir tahun. Ini merupakan pukulan bagi orang Australia yang sudah merasa putus asa untuk istirahat di luar negeri dan bagi para pelancong yang memimpikan perjalanan ke Australia dan Selandia Baru.
Sepertinya sekarang mereka bisa menunggu lebih lama lagi. Qantas, maskapai penerbangan terbesar Australia, mengatakan tidak akan menerbangi rute internasional apa pun hingga Juli 2021.
Baca juga:
Ada Kemungkinan Pelancong Tidak Dapat Mengunjungi Australia Hingga 2021
Melansir laman Time Out, warga negara dan penduduk tetap Australia saat ini dilarang meninggalkan negara itu. Dan untuk pelancong manca negara tidak ada yang diizinkan masuk, kecuali mereka yang termasuk dalam daftar pengecualian singkat.
Qantas bukan satu-satunya maskapai penerbangan yang biasanya mengoperasikan penerbangan lintas batas ke luar Australia. Namun Qantas dan anak perusahaannya Jetstar bertanggung jawab atas lebih dari seperempat kapasitas penerbangan internasional negara itu pada tahun 2017.
Jadi, pernyataan resminya menjadi petunjuk kuat bahwa Qantas tidak mengharapkan perjalanan internasional dimulai kembali setidaknya selama 10 bulan ke depan.
Bagi warga Australia sendiri, itu berarti tidak ada perjalanan keliling dunia sampai musim dingin berikutnya (kecuali kemungkinan dalam kasus gelembung perjalanan trans-Tasman dengan Selandia Baru), dan bahwa industri pariwisata negara itu akan melewatkan musim puncak liburan.
Baca juga:
Australia Tidak Akan Lagi Menanggung Biaya Karantina Pelancong
Mereka yang putus asa untuk terbang dari Australia ke suatu tempat atau ke mana saja, dapat menaiki serangkaian penerbangan siang hari yang indah melintasi Antartika, mulai November. Tiket tersedia mulai dari AUD1.199 atau sekitar Rp12,6 juta.
Kepala eksekutif Qantas, Alan Joyce, mengatakan pada Independent, perusahaan mengalami kondisi perdagangan terburuk dalam sejarah 100 tahun. "Sederhananya, kami adalah maskapai penerbangan yang tidak dapat benar-benar terbang ke banyak tempat. Setidaknya untuk saat ini," ujarnya. (lgi)
Baca juga:
Travel Bubble, Berwisata Gaya Baru ala Selandia Baru dan Australia
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Senator Australia Diskors Setelah Aksi Burka di Parlemen, Dicela dan Disebut Rasis
Ketok Harga Bikin Orang Kapok Liburan di Banten, DPRD Desak Regulasi Tarif Wisata
Menggerepe Ariana Grande di Pemutaran Perdana ‘Wicked: For Good’, Seorang Pria Australia Dilarang Masuk Singapura Selamanya
Wisatawan Indonesia Andalkan Fitur AI untuk Rekomendasi dan Layanan Hotel
Eminem Gugat Jenama Pakaian Pantai Australia, Swim Shady, Terdengar Seperti ‘Slim Shady’
Ganda Putra Fajar/Fikri Buka Langkah Kemenangan Pertama di Australian Open 2025
Indonesia - Australia Sepakati Penguatan Kerja Sama Pertahanan, Prabowo: Tetangga yang Baik Itu Penting
Presiden Prabowo Sebut Indonesia dan Australia Ditakdirkan Jadi Tetangga Baik dan Saling Tolong
Prabowo-Albanese Teken Kesepakatan Jaga Stabilitas Indo-Pasifik, Era Baru Hubungan 2 Negara