Australia Mungkin Masih Tertutup Hingga Juli 2021

Leonard Leonard - Jumat, 28 Agustus 2020
Australia Mungkin Masih Tertutup Hingga Juli 2021

Maskapai Qantas tidak akan melakukan penerbangan internasional hingga Juli 2021. (Foto: Unsplash/Paul Carmona)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SUDAH banyak tahu bahwa perbatasan Australia kemungkinan besar akan tetap ditutup hingga akhir tahun. Ini merupakan pukulan bagi orang Australia yang sudah merasa putus asa untuk istirahat di luar negeri dan bagi para pelancong yang memimpikan perjalanan ke Australia dan Selandia Baru.

Sepertinya sekarang mereka bisa menunggu lebih lama lagi. Qantas, maskapai penerbangan terbesar Australia, mengatakan tidak akan menerbangi rute internasional apa pun hingga Juli 2021.

Baca juga:

Ada Kemungkinan Pelancong Tidak Dapat Mengunjungi Australia Hingga 2021

Melansir laman Time Out, warga negara dan penduduk tetap Australia saat ini dilarang meninggalkan negara itu. Dan untuk pelancong manca negara tidak ada yang diizinkan masuk, kecuali mereka yang termasuk dalam daftar pengecualian singkat.

1
Warga negara Australia dan penduduk tetap dilarang meninggalkan negara. (Foto: Unsplash/Michael Pearl)

Qantas bukan satu-satunya maskapai penerbangan yang biasanya mengoperasikan penerbangan lintas batas ke luar Australia. Namun Qantas dan anak perusahaannya Jetstar bertanggung jawab atas lebih dari seperempat kapasitas penerbangan internasional negara itu pada tahun 2017.

Jadi, pernyataan resminya menjadi petunjuk kuat bahwa Qantas tidak mengharapkan perjalanan internasional dimulai kembali setidaknya selama 10 bulan ke depan.

Bagi warga Australia sendiri, itu berarti tidak ada perjalanan keliling dunia sampai musim dingin berikutnya (kecuali kemungkinan dalam kasus gelembung perjalanan trans-Tasman dengan Selandia Baru), dan bahwa industri pariwisata negara itu akan melewatkan musim puncak liburan.

Baca juga:

Australia Tidak Akan Lagi Menanggung Biaya Karantina Pelancong

2
Industri pariwisata akan melewatkan musim puncak liburan. (Foto: Unsplash/Adrian Rem)

Mereka yang putus asa untuk terbang dari Australia ke suatu tempat atau ke mana saja, dapat menaiki serangkaian penerbangan siang hari yang indah melintasi Antartika, mulai November. Tiket tersedia mulai dari AUD1.199 atau sekitar Rp12,6 juta.

Kepala eksekutif Qantas, Alan Joyce, mengatakan pada Independent, perusahaan mengalami kondisi perdagangan terburuk dalam sejarah 100 tahun. "Sederhananya, kami adalah maskapai penerbangan yang tidak dapat benar-benar terbang ke banyak tempat. Setidaknya untuk saat ini," ujarnya. (lgi)

Baca juga:

Travel Bubble, Berwisata Gaya Baru ala Selandia Baru dan Australia

#Australia #Wisata
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Travel
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Temuan ini berdampak langsung pada strategi destinasi dunia, mulai dari Tokyo hingga Dubai, yang kini semakin memperhatikan fasilitas halal demi menarik wisatawan muslim.
Dwi Astarini - Senin, 29 September 2025
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Travel
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
'KPop Demon Hunters' telah menjadi panduan tidak resmi bagi wisatawan asing.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Dunia
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Benjamin Netanyahu mengatakan sejarah akan mengingat PM Australia Anthony Albanese sebagai seorang politisi lemah.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Indonesia
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana membuka Ragunan hingga malam hari. Namun, hal itu langsung ditolak keras oleh fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Indonesia
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Langkah Selandia Baru tersebut bertepatan dengan pengumuman Australia yang akan mengakui negara Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB di bulan September.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Dunia
Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Rencana ini diumumkan di tengah meningkatnya kecaman dan kemarahan internasional atas tindakan Israel di Gaza.
Dwi Astarini - Senin, 11 Agustus 2025
 Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Dunia
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Sejauh ini sudah 147 negara di dunia mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Sejak awal 2024, sepuluh negara baru bergabung dalam daftar tersebut, termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Indonesia
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Pulau kecil hasil reklamasi di perairan Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terancam disegel pemerintah daerah setempat.
Wisnu Cipto - Selasa, 05 Agustus 2025
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Bagikan