Pusaran ‘Ombak Banyu Asmara’ Kontemporer dari The Panturas


The Panturas rilis album teranyar. (Foto: Istimewa)
JANJI sekelompok pelaut harus ditepati, dan sepertinya kelompok The Panturas akhirnya berlabuh di dermaga terakhirnya, yaitu telinga pendengar.
Tempat di mana semuanya dibawa tenggelam ke dalam pusaran dendang rock selancar kontemporer terbaru bertajuk Ombak Banyu Asmara sebuah album teranyar persembahan The Panturas.
Baca juga:
Nuansa Arabik Binti Akrobatik Kental di Single Baru The Panturas
View this post on Instagram
Album kedua yang lentur menjelajahi pelbagai dimensi perangai manusia. Dari timur berlayar ke barat, memikat dengan cerita dan deras eksplorasi terhadap pembastaran tradisi musik dick dale.
Kelompok asal Jatinangor keluar dari bentuk konvesional guna menemukan otentisitas yang tidak ditemukan mayoritas band surf rock yang beredar lainnya. Hasilnya adalah sebuah album eksplosif yang matang lagi kaya dan menantang.
“Kami menyebutnya kelab rock selancar kontemporer yang berbasis pada garage rock dan percampuran unsur punk,” ungkap bassis The Panturas, Reza Patria dalam keterangan resmi yang diterima Merah Putih, Kamis (10/9).
Dibuka dengan komposisi instrumental berjudul Area Lepas Pantai, The Panturas memberi transisi dari polosnya debut mabuk laut menuju sepuluh lagu yang secara aransemen digubah rancak menuturkan ragam budaya yang tersaji di setiap nomor dari album teranyar ini.
“Kami banyak mendengarkan referensi baru di luar wilayah surf music puritan, semisal Takeshi Terauchi atau Yanti Bersaudara. Album ini mendobrak kebiasaan yang sudah pernah Panturas lakukan sebelumnya,” tambah drummer Surya Fikri Asshidiq.
Baca juga:
Teror Kujang Atawa Leak di Video Musik 'Tafsir Mistik' The Panturas
View this post on Instagram
The Panturas menciptakan dunia kecil di atas kapalnya. Seperti cerita seorang bandit penipu di perantauan dalam lagu Tipu Daya The Panturas membawakan corak melodi calypso karibia yang perkusif dengan harmonisasi koor vokal ala Wilmoth Houdini bergitar fusion Turki dan rock selancar Jepang.
Jurus duet selanjutnya hadir pada nomor Masalembo, menggamit Nesia Ardi dari NonaRia yang bernyanyi genit bak June Carter menaklukkan karnival broadway. Terasa sinematik lagaknya begitu belalai seksi brass mulai diliukkan.
Adapun unsur Sunda di Menuju Palung Terdalam dan keroncong gipsi di lagu Tafsir Mistik, serta sebundel tembang instrumental lainnya. Album Ombak Banyu Asmara mengeksplorasi seluruh hal tersebut yang dilengkapi dengan lagu pip bergaya sengau yang rencananya akan dibuatkan film pendek berjudul All I Want. (far)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
The Kid LAROI Rilis “A COLD PLAY” Lagu Patah Hati dengan Refleksi Mendalam, Berikut Lirik Lengkapnya

Ruang Senja Angkat Filosofi Stoicism dalam Single Baru “Tak Semua Dalam Kendalimu”

Lagu Ikonik Naif 'Piknik 72' Dibawakan oleh Pee Wee Gaskins dan Jadi Bagian Mini Album, Simak Liriknya

Lagu 'sad face :(' dari No Na Bentuk Eksistensi, Bicara Toxic Relationship

Lirik Lagu 'Dreams, Books, Power and Walls' dari JANNABI Bicara Tentang Idealisme

Lirik Lagu “MASAHITAM” Kritik Pedas DRIVEN BY ANIMALS untuk Ketidakadilan dan Kemiskinan

Gery Gany Bawa Pendengar Merasakan Getirnya Hubungan Lewat Single ‘Tak Secinta’, Simak Liriknya

Lirik Lagu 'Perempuan' dari Tarrarin, Bentuk Apresiasi dan Persembahan Khusus

TADI Gandeng Kafin Sulthan dalam Single “Surga Sementara”, Ketika Kebahagiaan Bersifat Fana tetapi Abadi untuk Dikenang

'Balik Kanan' Bicara Tentang LDR dari Mata Seorang Mario G Klau, Berikut Liriknya
