Pulau Kecil di New York Ini Dilarang Dikunjungi
Pulau U Thant (Foto: Flickr)
KOTA New York, Amerika Serikat, memiliki banyak pulau, besar hingga kecil, antara lain Pulau Liberty, Staten, dan Governors. Karena itulah dibangun banyak kanal, terowongan, dan jembatan sebagai penghubung antarpulau dan wilayah.
Di pusat kota New York sendiri, tepatnya di Sungai East, ada sebuah pulau kecil. Tak banyak orang yang menyadari eksistensinya, meski mereka warga Amerika yang tinggal di kota sibuk tersebut. Nama pulau itu adalah U Thant. Nama ini mungkin mengingatkan Anda pada Sekjen PBB ke-3 asal Myanmar. Apakah ini pulau yang dibeli oleh mantan Sekjen PBB itu? Bukan.
Nama resmi dari pulau tersebut adalah Belmont, diambil dari August Belmont, Jr. Beliau adalah orang yang membiayai proyek konstruksi terowongan di bawah Sungai East dari tahun 1907 hingga selesai (1940).
Terowongan yang dinamakan Queens-Midtown Tunnel itu menghubungkan wilayah Manhattan dan Queens melalui jalur tol di bawah sungai. Pulau itu terbentuk sebagai akibat dari penggalian terowongan tersebut, di mana sisa-sisa tanah galian dan batu menumpuk, menjadikannya sebuah pulau kecil.
Kemudian di tahun 1977, sebuah kelompok bernama Peace Meditation, karyawan PBB pengikut guru Sri Chinmoy, menyewa pulau tersebut. Kebetulan gedung pusat PBB berlokasi tak jauh dari situ, yakni di wilayah Manhattan dekat pinggir Sungai East.
Mereka mengganti nama pulau itu untuk sementara menjadi Pulau U Thant, untuk menghormati Sekjen PBB ke-3, yang telah meninggal di tahun 1974. Sri Chinmoy berteman dekat dengan U Thant. Dari situlah awal nama Pulau U Thant muncul.
Terletak di antara Manhattan dan Queens, serta sebelah Barat Daya dari Pulau Roosevelt, Pulau U Thant tidak boleh dikunjungi publik. Alasannya adalah karena pulau ini menjadi suaka bagi burung-burung yang bermigrasi, termasuk koloni kecil jenis pecuk atau kormoran jambul ganda. Saat ini, pulau kecil itu dikelola oleh Departemen Pertamanan dan Rekreasi Kota New York.
Layaknya pulau buangan, tak ada lansekap khusus pada Pulau U Thant. Hanya ada lengkungan metal sepanjang 30 kaki, yang kini jadi tempat bertengger burung-burung, dan menara navigasi. (*)
Baca juga artikel mengenai pulau mati lainnya di sini: Sejarah Pulau Hashima Yang Tak Berpenghuni.
Bagikan
Berita Terkait
Zohran Mamdani Resmi Terpilih sebagai Wali Kota New York, Tercatat sebagai Termuda dan Prokemerdekaan Palestina
Pelaku Penembakan di Manhattan Tinggalkan Surat Bunuh Diri, Ngaku Menderita CTE dan Minta Otaknya Diteliti
Penembakan di Gedung Perkantoran New York City, 4 Korban Tewas
Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
Zohran Mamdani Klaim Kemenangan dalam Pemilihan Pendahuluan Wali Kota NYC dari dari Partai Demokrat, Cuomo Akui Kekalahan
Zohran Mamdani Menangi Pemilihan Pendahuluan Wali Kota New York, Berpeluang Jadi Wali Kota Muslim Pertama di Kota Tersebut
Kapal AL Meksiko Tabrak Jembatan Brooklyn Saat Manuver: 2 Kru Tewas, 19 Luka-Luka
Pemkot Solo Jajaki Kerja Sama dengan KJRI New York, Buka Lowongan Kerja
Wajah Nabila Taqiyyah Mejeng di Billboard Times Square New York
FIFA Umumkan Final Piala Dunia 2026 di New York