Kesehatan

Protein pada Darah Dapat Menunjukkan Risiko Kanker dan Diabetes

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Selasa, 09 Agustus 2022
Protein pada Darah Dapat Menunjukkan Risiko Kanker dan Diabetes

Orang dengan kadar prostasin tertinggi dalam darah mereka dua kali lebih mungkin menderita diabetes. (Foto: freepik/freepik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBUAH protein dalam darah dapat berfungsi sebagai indikator awal bagi pasien yang menghadapi risiko diabetes dan kematian akibat kanker. Demikian menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di Diabetologia.

Orang dengan kadar prostasin tertinggi dalam darah mereka dua kali lebih mungkin menderita diabetes, dan para peneliti menemukan, 43 persen lebih mungkin meninggal karena kanker.

"Kami tahu ada hubungan antara diabetes dan beberapa jenis kanker, dan penelitian ini menunjukkan kadar protein tertentu, yang disebut prostasin, terkoneksi dengan kedua kondisi tersebut," ujar petugas komunikasi penelitian untuk Diabetes UK Jessica Brown, PhD, kepada The Guardian.

“Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perubahan di dalam tubuh yang dapat membuat orang berisiko terkena diabetes dan kanker akan membantu para ilmuwan menemukan cara untuk melindungi pasien dari kondisi serius ini, tetapi masih banyak yang harus ditemukan,” jelas Brown.

Baca juga:

Berpuasa, Terapkan Pola Makan Baik bagi Penyintas Hipertensi dan Diabetes

Protein pada Darah Dapat Menunjukkan Risiko Kanker dan Diabetes
Risiko kematian akibat kanker meningkat sebesar 24 persen pada mereka yang tidak memiliki gula darah tinggi. (Foto: freepik/kjpargeter)

Para peneliti di Swedia dan Tiongkok menganalisis catatan kesehatan selama dua dekade dari lebih dari 4.600 orang dewasa paruh baya, mengukur prostasin dalam sampel beku dari Malmö Diet and Cancer Study Cardiovascular Cohort. Studi Swedia yang mendaftarkan pasien pada 1990-an, melihat hubungan antara diet dan risiko kanker di kemudian hari.

Selama periode tindak lanjut dua dekade, 702 orang dalam penelitian ini menderita diabetes dan 651 meninggal karena kanker. Tim peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki kadar prostasin tertinggi, protein yang beredar dalam darah, dua kali lebih mungkin menderita diabetes dibandingkan mereka yang memiliki kadar terendah.

Sekitar 360 orang sudah mengidap diabetes ketika mereka bergabung dalam penelitian ini, jadi para peneliti menganalisis mereka yang tidak menderita diabetes untuk melihat siapa yang didiagnosis kemudian. Orang-orang di 25 persen teratas untuk kadar prostatin akhirnya menjadi 76 persen lebih mungkin terkena diabetes daripada mereka yang berada di 25 persen terbawah.

Dalam analisis lain dari semua peserta, para peneliti menemukan bahwa mereka yang berada di 25 persen teratas untuk kadar prostatin juga 43 persen lebih mungkin meninggal karena kanker daripada mereka yang berada di 25 persen terbawah.

Terlebih lagi, peserta dengan kadar prostasin dan gula darah yang tinggi memiliki risiko kematian akibat kanker yang jauh lebih tinggi. Untuk setiap dua kali lipat konsentrasi prostasin, risiko kematian akibat kanker meningkat sebesar 24 persen pada mereka yang tidak memiliki gula darah tinggi dan 139 persen pada mereka yang memiliki gula darah tinggi. Para peneliti mengatakan, perhatian khusus harus diberikan kepada orang-orang tersebut.

Baca juga:

Pentingnya Pengujian Biomarker untuk Kanker Paru-Paru

Protein pada Darah Dapat Menunjukkan Risiko Kanker dan Diabetes
Prostasin memainkan beberapa peran dalam tubuh, seperti mengatur tekanan darah dan volume darah. (Foto: freepik/freepik)

Prostasin memainkan beberapa peran dalam tubuh, seperti mengatur tekanan darah dan volume darah. Ini juga mengekang pertumbuhan tumor yang terkait dengan gula darah tinggi. Meskipun diabetes tipe 2 diketahui meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti tumor pankreas, hati, usus, dan endometrium, alasannya masih belum jelas.

Para ilmuwan tidak yakin apakah kadar prostasin yang tinggi menyebabkan penyakit atau jika prostasin hanya meningkat saat penyakit berkembang. Salah satu kemungkinannya adalah tingkat prostasin meningkat untuk menekan gula darah tinggi tetapi tidak dapat menghentikan atau membalikkan kerusakan yang telah terjadi, tulis penulis penelitian.

“Hubungan antara diabetes dan kanker kurang dipahami, dan protein ini dapat memberikan kemungkinan hubungan antara kedua kondisi tersebut,” kata Gunnar Engström, PhD, penulis studi senior dan ahli epidemiologi di Universitas Lund Inggris, pada The Guardian.

“Kami sekarang perlu memeriksa sejauh mana prostasin secara kausal terkait dengan penyakit ini atau apakah itu merupakan penanda yang berharga dari peningkatan risiko penyakit. Mungkin juga untuk mengidentifikasi individu dengan peningkatan risiko diabetes dan kanker dan menawarkan tindakan pencegahan," demikian jelas Engström. (aru)

Baca juga:

Waspada, Malas Bergerak Juga Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar

#Kesehatan #Kanker #Diabetes Tipe 2 #Penyakit Diabetes
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Dunia
Joe Biden Terapi Radiasi & Hormon Lawan Kanker Prostat Agresif, Hasilnya Ada Harapan
Tubuh Biden disebutkan merespons positif terapi radiasi dan hormon yang dijalani.
Wisnu Cipto - Minggu, 12 Oktober 2025
Joe Biden Terapi Radiasi & Hormon Lawan Kanker Prostat Agresif, Hasilnya Ada Harapan
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan