Protein pada Darah Dapat Menunjukkan Risiko Kanker dan Diabetes


Orang dengan kadar prostasin tertinggi dalam darah mereka dua kali lebih mungkin menderita diabetes. (Foto: freepik/freepik)
SEBUAH protein dalam darah dapat berfungsi sebagai indikator awal bagi pasien yang menghadapi risiko diabetes dan kematian akibat kanker. Demikian menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di Diabetologia.
Orang dengan kadar prostasin tertinggi dalam darah mereka dua kali lebih mungkin menderita diabetes, dan para peneliti menemukan, 43 persen lebih mungkin meninggal karena kanker.
"Kami tahu ada hubungan antara diabetes dan beberapa jenis kanker, dan penelitian ini menunjukkan kadar protein tertentu, yang disebut prostasin, terkoneksi dengan kedua kondisi tersebut," ujar petugas komunikasi penelitian untuk Diabetes UK Jessica Brown, PhD, kepada The Guardian.
“Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang perubahan di dalam tubuh yang dapat membuat orang berisiko terkena diabetes dan kanker akan membantu para ilmuwan menemukan cara untuk melindungi pasien dari kondisi serius ini, tetapi masih banyak yang harus ditemukan,” jelas Brown.
Baca juga:
Berpuasa, Terapkan Pola Makan Baik bagi Penyintas Hipertensi dan Diabetes

Para peneliti di Swedia dan Tiongkok menganalisis catatan kesehatan selama dua dekade dari lebih dari 4.600 orang dewasa paruh baya, mengukur prostasin dalam sampel beku dari Malmö Diet and Cancer Study Cardiovascular Cohort. Studi Swedia yang mendaftarkan pasien pada 1990-an, melihat hubungan antara diet dan risiko kanker di kemudian hari.
Selama periode tindak lanjut dua dekade, 702 orang dalam penelitian ini menderita diabetes dan 651 meninggal karena kanker. Tim peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki kadar prostasin tertinggi, protein yang beredar dalam darah, dua kali lebih mungkin menderita diabetes dibandingkan mereka yang memiliki kadar terendah.
Sekitar 360 orang sudah mengidap diabetes ketika mereka bergabung dalam penelitian ini, jadi para peneliti menganalisis mereka yang tidak menderita diabetes untuk melihat siapa yang didiagnosis kemudian. Orang-orang di 25 persen teratas untuk kadar prostatin akhirnya menjadi 76 persen lebih mungkin terkena diabetes daripada mereka yang berada di 25 persen terbawah.
Dalam analisis lain dari semua peserta, para peneliti menemukan bahwa mereka yang berada di 25 persen teratas untuk kadar prostatin juga 43 persen lebih mungkin meninggal karena kanker daripada mereka yang berada di 25 persen terbawah.
Terlebih lagi, peserta dengan kadar prostasin dan gula darah yang tinggi memiliki risiko kematian akibat kanker yang jauh lebih tinggi. Untuk setiap dua kali lipat konsentrasi prostasin, risiko kematian akibat kanker meningkat sebesar 24 persen pada mereka yang tidak memiliki gula darah tinggi dan 139 persen pada mereka yang memiliki gula darah tinggi. Para peneliti mengatakan, perhatian khusus harus diberikan kepada orang-orang tersebut.
Baca juga:

Prostasin memainkan beberapa peran dalam tubuh, seperti mengatur tekanan darah dan volume darah. Ini juga mengekang pertumbuhan tumor yang terkait dengan gula darah tinggi. Meskipun diabetes tipe 2 diketahui meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti tumor pankreas, hati, usus, dan endometrium, alasannya masih belum jelas.
Para ilmuwan tidak yakin apakah kadar prostasin yang tinggi menyebabkan penyakit atau jika prostasin hanya meningkat saat penyakit berkembang. Salah satu kemungkinannya adalah tingkat prostasin meningkat untuk menekan gula darah tinggi tetapi tidak dapat menghentikan atau membalikkan kerusakan yang telah terjadi, tulis penulis penelitian.
“Hubungan antara diabetes dan kanker kurang dipahami, dan protein ini dapat memberikan kemungkinan hubungan antara kedua kondisi tersebut,” kata Gunnar Engström, PhD, penulis studi senior dan ahli epidemiologi di Universitas Lund Inggris, pada The Guardian.
“Kami sekarang perlu memeriksa sejauh mana prostasin secara kausal terkait dengan penyakit ini atau apakah itu merupakan penanda yang berharga dari peningkatan risiko penyakit. Mungkin juga untuk mengidentifikasi individu dengan peningkatan risiko diabetes dan kanker dan menawarkan tindakan pencegahan," demikian jelas Engström. (aru)
Baca juga:
Waspada, Malas Bergerak Juga Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
