Waspada, Malas Bergerak Juga Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 20 Juni 2022
Waspada, Malas Bergerak Juga Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Kanker usus besar merupakan kanker paling umum ketiga di AS. (Foto: freepik/lifestylememory)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

RISIKO kanker kolorektal atau usus besar dapat diminimalisir dengan mengetahui berbagai faktor yang dapat menyebabkannya. Penyakit ini sangat umum terjadi pada orang-orang yang tidak menjaga pola hidup.

Menurut American Cancer Society, kanker usus besar merupakan kanker paling umum ketiga di AS. Faktor-faktor seperti gaya hidup, kebiasaan makan, dan genetik keluarga semuanya berperan dalam seberapa besar risiko seseorang mengidap penyakit ini.

Mengutip laman Insider, ahli gastroenterologi Johns Hopkins Dr. Francis Giardiello mengatakan bahwa cara terbaik untuk melindungi diri dari kanker usus besar adalah skrining. Tidak semua faktor dalam kanker usus besar berada dalam kendali, seperti genetika dan kondisi kesehatan lainnya.

Sementara menurut ahli gastroenterologi dan asisten profesor kedokteran di Jefferson Health Dr. Austin Chiang, "Faktor risiko yang paling jelas adalah kondisi spesifik seperti penyakit radang usus, kondisi bawaan seperti sindrom Lynch, atau riwayat keluarga dengan kanker usus besar". Namun, ada hal lain yang bisa meningkatkan risikonya seperti merokok, sering mengonsumsi daging merah, dan obesitas.

Baca juga:

Pahami Cara Mendampingi Penderita Kanker Saat Terjadi Keterlambatan Medis

Membuat perubahan yang sehat pada rutinitas dapat membantu mengelola risikonya. Presiden Fight Colorectal Cancer Anjee Davis mengatakan, melakukan skrining untuk kanker kolorektal adalah cara paling efektif dan paling penting untuk mencegah dan mengurangi risiko. "Namun, perubahan gaya hidup yang dapat mengurangi risiko kanker kolorektal," tambahnya.

Malas gerak meningkatkan risiko kanker usus besar

Waspada, Malas Gerak Juga Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Jangan mager, aktivitas fisik meningkatkan imun tubuh dan membantu menurunkan risiko kanker usus besar. (Foto: freepik/jcomp)

"Terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk merupakan faktor risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar. Sebaliknya, olahraga teratur dapat membantu mengurangi risiko," jelas Giardiello.

Telah direkomendasikan untuk berolahraga beberapa jam setiap minggu. Kamu dapat berjalan, berolahraga ringan, mengangkat beban, atau apa pun yang meningkatkan detak jantung. Lakukan 150 menit aktivitas intensitas sedang atau 75 menit aktivitas intensitas kuat dalam seminggu.

Aktivitas fisik meningkatkan imun tubuh dan membantu menurunkan risiko kanker usus besar. Ada juga bukti bahwa kebugaran kardiovaskular terkait dengan risiko lebih rendah terkena kanker usus besar dan kematian akibat kanker usus besar.

Kurang serat, buah-buahan, dan sayuran

Waspada, Malas Gerak Juga Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Serat penting karena membuat sistem pencernaan bekerja dengan baik dan menurunkan peradangan. (Foto: freepik/timolina)

Apa yang kamu makan merupakan faktor penting apakah kamu berpeluang terkena kanker usus besar atau tidak. "Makan banyak buah dan sayuran dapat membantu, ujar Giardiello.

Hasil bumi dan biji-bijian dapat membantu mendapatkan cukup serat, nutrisi penting untuk mencegah penyakit kronis seperti kanker. "Serat penting karena membuat sistem pencernaan bekerja dengan baik dan menurunkan peradangan yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya," kata Davis.

Serat begitu sehat dan memiliki manfaat lain yang terkait dengan menambahkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam pola makan. "Dengan mengingat hal itu, ada alasan bagus untuk mengadopsi diet tinggi serat untuk mencegah kanker kolorektal secara khusus," jelas Davis.

"Diet memainkan peran utama tidak hanya mencegah kanker, tetapi juga mempengaruhi pengobatan dan kelangsungan hidup," kata Davis. Campuran buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, kacang-kacangan dapat membantu kamu mendapatkan berbagai nutrisi.

Baca juga:

Penelitian Besar Data DNA Mengungkap Petunjuk Baru Kanker

Batasi konsumsi daging merah dan lemak jenuh

Waspada, Malas Gerak Juga Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Makan tidak lebih dari 12-18 ons per minggu dan hindari daging olahan sebanyak mungkin. (Foto: freepik/freepik)

Para ahli menyarankan untuk membatasi konsumsi daging merah hingga beberapa porsi dalam seminggu dan menghindari makanan seperti bacon, sosis, dan potongan daging dingin.

"Jika kamu memilih makan daging merah, makan tidak lebih dari 12 - 18 ons per/minggu dan hindari daging olahan sebanyak mungkin," kata Davis. Perhatikan juga cara menyiapkan daging, karena bukti menunjukkan suhu tinggi dapat meningkatkan tingkat senyawa penyebab kanker dalam daging.

Intensitas tinggi minum alkohol

Waspada, Malas Gerak Juga Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Alkohol menjadi salah satu karsinogen atau zat penyebab kanker. (Foto: freepik/jcomp)

Memoderasi konsumsi minuman beralkohol dapat membantu kamu mengurangi risiko kanker kolorektal. Namun, menurut American Cancer Society, alkohol juga menjadi karsinogen, atau zat penyebab kanker yang dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

Kebanyakan ahli menyarankan untuk tidak lebih dari satu minuman beralkohol sehari untuk wanita dan tidak lebih dari dua hari untuk pria, menurut pedoman diet AS. Tapi, Beberapa penelitian telah menemukan bahwa tidak ada jumlah alkohol yang aman. Bahkan, satu atau dua minuman setiap hari dapat meningkatkan risiko kanker.

Merokok memperbesar risiko kanker

Waspada, Malas Gerak Juga Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Rahasia umum, merokok tingkatkan risiko kanker. (Foto: Pexels/Basil Mk)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa merokok dapat menyebabkan kanker, tetapi bukan hanya paru-paru kamu yang berada dalam bahaya. Ini juga secara signifikan meningkatkan risiko kanker usus besar dan meminimalkan kebiasaan merokok dapat menjadi pencegahan.

Salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan adalah menghindari merokok sepenuhnya atau berhenti. "Jangan merokok dan jika kamu merokok maka berhentilah merokok," pungkas Davis. (DGS)

Baca juga:

Waspada Kanker Darah Mengintai Lansia

#Kesehatan #Kanker
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Indonesia
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Anggaran kesehatan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 dialokasikan sebesar Rp 244 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
Bagikan