Prochlorococcus: Bakteri Mikro Penyelamat Bumi yang Terhubung Melalui Nanotube

ImanKImanK - Rabu, 19 Februari 2025
Prochlorococcus: Bakteri Mikro Penyelamat Bumi yang Terhubung Melalui Nanotube

Ilustrasi gambar mikroskopis nanotube antar bakteri Prochlorococcus. Foto Freepik

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Meski ukurannya hanya 0,6 mikrometer, Prochlorococcus memegang peran krusial bagi kehidupan di Bumi.

Bakteri ini menghasilkan 10-20% oksigen yang kita hirup, setara dengan seluruh hutan Amazon! Namun, penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan: bakteri ini tidak hidup sendirian.

Mereka membentuk jaringan nanotube dengan bakteri lain untuk bertahan di lautan luas.

Baca juga:

8 Rekomendasi Smartphone realme di 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan

Nanotube: Jaringan Rahasia di Dasar Rantai Kehidupan

Gambar mikroskopis nanotube antar bakteri Prochlorococcus

Nanotube adalah saluran mikroskopis penghubung antar sel bakteri, pertama kali ditemukan pada 2011. Struktur ini berfungsi seperti "jalan tol" untuk mengirimkan nutrisi, enzim, hingga informasi genetik.

Tim peneliti dari Universitas Córdoba, Spanyol, berhasil membuktikan keberadaan nanotube pada Prochlorococcus dan Synechococcus setelah melakukan uji pencitraan canggih:

  • Mikroskop elektron transmisi

  • Flow cytometer pencitraan

  • Pemindai fluoresensi

Dr. María del Carmen Muñoz-Marín, ketua tim peneliti, mengungkapkan, "Awalnya kami ragu, tetapi hasil konsisten di semua alat membuktikan ini bukan kesalahan teknis," seperti dikutip dari WIRED, Rabu (19/2/2025).

Baca juga:

Ramalan Zodiak 19 Februari 2025: Keberuntungan Hari Ini dan Apa yang Perlu Diperhatikan

Mengapa Nanotube Penting untuk Bakteri Laut?

Prochlorococcus memiliki genom terkecil di antara organisme fotosintetik, membuatnya bergantung pada pertukaran sumber daya.

Di tengah arus laut yang ganas, nanotube menjadi solusi cerdas untuk:

  1. Mencegah hilangnya nutrisi akibat arus laut.

  2. Menghindari kompetisi dengan bakteri "penumpang gratis".

  3. Memperkuat kolaborasi antar spesies seperti Synechococcus.

Prof. Christian Kost, ahli ekologi mikroba, menjelaskan "Ini seperti sistem barter bawah laut. Mereka saling melengkapi kebutuhan tanpa risiko kehilangan pasokan," ucapnya.

Dampak Global: Dari Oksigen hingga Perubahan Iklim

Penemuan ini mengubah paradigma ilmuwan tentang ekosistem laut. Alih-alih individu terpisah, bakteri laut ternyata membentuk jaringan superorganisme yang:

Baca juga:

Event Ashfall Roblox Fisch: Tips dan Cara Mendapatkan Ikan Eksklusif

Brick Rod Fisch: Semua Title yang Dibutuhkan dan Cara Mendapatkannya

  • Mengatur produksi oksigen global

  • Memengaruhi penyerapan karbon di lautan

  • Menjadi dasar rantai makanan marine

Dr. Conrad Mullineaux, pakar mikrobiologi laut, menegaskan "Ini seperti menemukan kota bawah air. Setiap bakteri adalah 'warga' yang terhubung dalam sistem kompleks," terangnya.

Misteri yang Masih Menanti Jawaban

Meski revolusioner, penelitian ini baru permulaan. Beberapa pertanyaan kritis masih menggantung:

  • Bagaimana nanotube bertahan di lingkungan bergelombang?

  • Apa saja zat yang dipertukarkan?

  • Seberapa luas jaringan ini di samudera?

Tim peneliti kini menggandeng ahli kimia laut untuk melacak pergerakan nitrogen dan fosfor melalui nanotube.

Baca juga:

Lirik Lagu Malapeh Hao Rayola, Lengkap dengan Terjemahan dan Makna

Kecil tapi Penopang Kehidupan

Prochlorococcus mengajarkan bahwa ukuran bukan penentu kontribusi. Melalui nanotube, bakteri mikro ini tidak hanya bertahan, tetapi juga menjaga keseimbangan Bumi. Penemuan ini membuka pintu untuk memahami perubahan iklim, polusi laut, dan potensi bioteknologi masa depan.

#Kolaborasi Mikroba #Bakteri Penghasil Oksigen #Nanotube #Ekosistem Laut #Perubahan Iklim #Prochlorococcus #Penemuan Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

ImanK

Berita Terkait

Indonesia
Banjir Bandang di Sumatra, Presiden Perintahkan Pemda Siap Hadapi Perubahan Iklim
Presiden menyampaikan prioritas pemerintah saat ini adalah mengirimkan bantuan yang diperlukan, termasuk bahan bakar minyak dan listrik.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 Desember 2025
Banjir Bandang di Sumatra, Presiden Perintahkan Pemda Siap Hadapi Perubahan Iklim
Indonesia
Banjir dan Longsor di Sumatra, Wakil Ketua MPR RI: Alarm Krisis Lingkungan Indonesia
Eddy Soeparno menilai bencana di Sumatra sebagai bukti krisis iklim. BNPB mencatat 303 korban tewas. Ia minta pemerintah tegas terhadap perusakan lingkungan.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 30 November 2025
Banjir dan Longsor di Sumatra, Wakil Ketua MPR RI: Alarm Krisis Lingkungan Indonesia
ShowBiz
Penggemar K-Pop Curi Perhatian di COP30 Brasil, Tunjukkan Aksi Peduli Iklim
Aksi penggemar K-pop di Indonesia yang berdonasi Rp 1,4 miliar untuk korban bencana alam di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat 2021 jadi contoh nyata. ?
Dwi Astarini - Kamis, 20 November 2025
Penggemar K-Pop Curi Perhatian di COP30 Brasil, Tunjukkan Aksi Peduli Iklim
Indonesia
Indonesia Raih Rp 7 Triliun Dari Perdagangan Karbon di COP30 Brasil
Pemerintah Indonesia menargetkan transaksi hingga 90 juta ton CO2 dengan nilai transaksi sebesar Rp 16 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 18 November 2025
Indonesia Raih Rp 7 Triliun Dari Perdagangan Karbon di COP30 Brasil
Dunia
Setiap Hari Ada 67 Ribu Orang Meninggalkan Rumah Akibat Bencana Dari Perubahan Iklim
Disebutkan bahwa lokasi kamp pengungsian berada di wilayah yang sudah mengalami kondisi cuaca ekstrem atau akan mengalaminya dalam waktu dekat.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Setiap Hari Ada 67 Ribu  Orang Meninggalkan Rumah Akibat Bencana Dari Perubahan Iklim
Indonesia
Pavilion Indonesia Dibangun di COP30, Targetkan Bawa Rp 16 Triliun Dari Perdagangan Karbon
Pemerintah Indonesia menargetkan transaksi senilai Rp 16 triliun dari perdagangan karbon dengan mutu tinggi di semua sektor selama berlangsungnya COP30 di Belém, Brasil.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Pavilion Indonesia Dibangun di COP30, Targetkan Bawa Rp 16 Triliun Dari Perdagangan Karbon
Indonesia
Di Belém Leader Summit, Indonesia Janji Bauran Energi Capai 23 Persen di Tahun 2030
Presiden Prabowo Subianto di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mematuhi Perjanjian Paris guna mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Di Belém Leader Summit, Indonesia Janji Bauran Energi Capai 23 Persen di Tahun 2030
Dunia
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Temuan ini berasal dari laporan bertajuk Sunken Landscapes yang dirilis Italian Geographic Society dan dipresentasikan dalam konferensi di Roma.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Fun
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Untuk pertama kalinya, nyamuk ditemukan di Islandia. Rekor panas dan perubahan iklim diduga jadi penyebab utama munculnya spesies ini di negeri es.
ImanK - Jumat, 24 Oktober 2025
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Berita Foto
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq (dari kiri) bersama dengan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional & Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 21 Oktober 2025
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Bagikan