Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Selalu Waspada dan Siaga Bencana
Presiden Jokowi memimpin apel siaga penanganan rehabilitasi pascagempa di Lombok Barat (Foto: Twitter @jokowi)
MerahPutih.Com - Bencana alam seperti gempa bumi dan letusan gunung api yang kerap terjadi Tanah Air menjadi penanda keberadaan Indonesia di garis cincin api (ring of fire). Tidak ada pilihan lain bagi masyarakat selain selau waspada dan siaga menghadapi bencana alam.
Hal ini diingatkan kembali oleh Presiden Jokowi saat mengunjungi korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Perlu saya sampaikan bahwa negara kita ini negara besar, kita memiliki 514 kabupaten kota, 34 provinsi dan kita berada pada posisi ring of fire," kata Presiden Joko Widodo saat penyerahan beasiswa kepada mahasiswa terdampak bencana di kawasan Bandara Internasional Lombok, Kamis (18/10) kemarin.
Kepala Negara menyebutkan berdasar pengalaman masa lalu, Indonesia pernah mengalami bencana besar seperti gempa dan tsunami Aceh.
"Kita juga pernah mengalami gempa di Padang, kita pernah mengalami gempa di Jogja, kemudian di NTB dan terakhir di Sulawesi Tengah di Palu dan Donggala," kata Presiden Jokowi.
Atas kondisi tersebut Presiden Jokowi berharap masyarakat Indonesia harus belajar dari pengalaman masa lalu terkait posisinya yang berada di garis cincin api.
"Kita memang berada di dalam garis cincin api, lingkaran garis cincin api yang harus kita terima, tetapi yang paling penting menurut saya, jangan sampai kewaspadaan kita, kesiapan kita itu tidak ada," katanya.
Presiden Jokowi juga sebagaimana dilansir Antara meminta para menteri agar menegakkan ketentuan tata ruang dan melihat daerah yang berada pada titik-titik cincin api itu.
"Kalau tempatnya memang berada pada garis dan sudah ditandai lokasi-lokasi yang merah-merah ini maka segera harus dilakukan sesuatu," katanya.
Yang pertama, menurut dia, rakyat harus dilatih dan tanggap terhadap adanya bencana. Kalau terjadi gempa masyarakat harus melakukan apa, larinya ke mana, berlindungnya di mana, caranya seperti apa.
Kedua, kalau sudah dipastikan di situ merupakan lokasi merah, Presiden meminta supaya bisa dipindah.
"Kalau tidak bisa, ya bangunannya itu harus tahan gempa. Bukan membangun rumah semaunya, enggak bisa lagi," tandas Presiden Jokowi.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Sita Dokumen Perencanaan Proyek Meikarta, Ini yang Ditemukan KPK
Bagikan
Berita Terkait
Bencana Alam Jadi Acuan, Persentase Kenaikan UMP 2026 Tiap Daerah Beda-Beda
Data Korban Banjir di Sumut Capai 343 Orang Meninggal, Terus Bertambah
Kondisi Kian Mendesak, Pemerintah Diminta Percepat Pencairan Dana Darurat Rp 4 Triliun untuk Korban Banjir Sumatra
Korban Meninggal Banjir Bandang dan Longsor di Sumatra Tembus 969 Orang, Infrastruktur Rusak Parah
Dua 'Monster Langit' TNI AU Angkut 18 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Sumatera, Super Hercules Beraksi Tumpas Keterisolasian
18 Daerah Masih Belum Aman, Status Tanggap Darurat Bencana di Sumut Diperpanjang
Listrik di Sumatra masih Padam, Legislator Desak Pemerintah Percepat Pemulihan
RSUD Aceh Tamiang Mulai Aktif lagi, UGD dan Layanan Hemodialisa Siap Beroperasi
TNI Klaim Pengungsi Korban Bencana di Sumatera Mulai Berkurang, Bantuan Tetap Gaspol
Beri Efek Jera, DPR Minta Menhut Ungkap 12 Perusahaan Penyebab Banjir Bandang Sumatra