PPP Tolak Kenaikan Ambang Batas Parlemen 5 Persen


Sekjen PPP Arsul Sani (MP/Fadhli)
MerahPutih.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menegaskan menolak rekomendasi kenaikan ambang batas parlemen atau Parliementary Threshold menjadi 5 persen seperti usulan PDIP.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP Arsul Sani mengatakan ambang batas empat persen yang saat ini diterapkan sudah ideal dan tidak perlu dinaikkan
Baca Juga
PKB Tak Masalahkan Ambang Batas 'Parlementary Treshold' Ditingkatkan
"PPP melihat bahwa ambang batas 4 persen yang ada saat ini sudah cukup ideal," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/1).
Di sisi lain, PPP menghormati usulan PDIP terkait ambang batas. Arsul yakin angka lima persen ambang batas parlemen bukan harga mati bagi PDIP.
"Kita hormatilah keputusan rakernasnya PDIP, tapi PPP juga yakin bahwa teman-teman PDIP itu juga punya semangat gotong royong bersama membangun negeri ini. Jadi pasti tentu 5 persen itu bukan harga mati kita punya keyakinan itu," ucapnya.

Arsul menilai jika ambang batas dinaikkan makin banyak suara yang terbuang. Selain itu, jumlah partai yang ikut Pemilu tak dibatasi.
"Nah, ketika dia ikut pemilu kemudian ambang batasnya tinggi padahal dia juga punya suara yang subtansial, maka berarti akan lebih banyak lagi suara-suara yang tidak terwakili di parlemen akibat tingginya abang batas," jelasnya.
Arsul juga menanggapi soal sistem proporsional tertutup dan mengatakan PPP tak keberatan dengan usulan itu.
Baca Juga
"PPP tidak keberatan tentu, tapi proporsional tertutup juga seringkali dikritisi oleh berbagai elemen masyarakat sipil. Tentu proposional tertutup harus dengan pengaturan yang lebih baik juga, supaya apa yang menjadi kritik dari teman-teman masyarakat sipil bahwa kalau kembali ke proporsional tertutup kayak zaman dulu persis itu akan terjadi oligarki. Lah ini kan harus diatur," ujar Arsul.
"Jadi misalnya tetap berdasarkan nomor urut, tapi mekanisme penempatan nomor urut harus juga diatur dalam undang-undang, tidak semata-mata berdasarkan kebijakan pimpinan partai, ketua umum, dan para sekjen itu," imbuhnya. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Namanya Masuk Bursa Caketum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja

Jelang Muktamar Pemilihan Ketum Baru, Kader PPP Minta Ketua Majelis Partai Romahurmuziy Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Mardiono Diminta Gelar Muktamar
PPP Tindak Tegas Oknum yang Mengatasnamakan Partainya di Pilkada Jakarta

DPW PPP Jateng Minta Mardiono Dicopot sebagai Plt Ketua Umum
PPP Bantah Merapat ke Prabowo karena Dijanjikan Jatah Kursi Menteri

PPP Instruksikan Salat Gaib Nasional untuk Hamzah Haz

PPP Berduka, Kenang Hamzah Haz Sebagai Sosok Politisi Teduh

Meninggal Dunia, Berikut Karier Politik Hamzah Haz

PPP Dukung Pemerintahan Prabowo, Berharap Dapat Kursi Menteri?
