PPKM Bikin Bingung Warga


Operasi Protokol Kesehatan. (Foto: TMC Polda)
MerahPutih.com - Pemerintah perlu menyiapkan strategi baru disaat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali jilid kedua ini. Hal ini, karena PPKM jilid pertama kurang efektif. Dan dalam praktiknya masih cukup banyak kegiatan yang melibatkan warga di sejumlah tempat.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat menyatakan, strategi yang lebih masif dan terukur diharapkan segera diterapkan oleh pemerintah.
Baca Juga:
Wali Kota Solo Klaim PPKM Mampu Tekan Penyebaran COVID-19
"Terpenting segera diperbaiki dengan strategi yang lebih baik, jangan hanya mengganti nama tetapi praktiknya tetap sama saja," katanya.
Ia menilai, selama ini kebijakan PPKM Jawa-Bali yang diterapkan pemerintah cukup membingungkan. Akibatnya, dikatakannya, di masa PPKM jumlah kasus positif COVID-19 masih terus bertambah.
"Bahkan pada waktu tertentu terjadi jumlah pertambahan positif virus corona harian tertinggi," katanya.
Berdasarkan catatan Satgas Pengendalian COVID-19, pada PPKM Jawa-Bali yang diberlakukan di tujuh provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali, hanya di Provinsi Banten dan DIY yang jumlah kasus positif COVID-19 menurun. Sedangkan di lima provinsi lainnya terus terjadi peningkatan kasus positif COVID-19.
Lestari menegaskan, sesuai dengan masukan dari sejumlah epidemiolog dan masyarakat, diperlukan upaya perbaikan strategi disertai penerapan yang benar dan tegas di lapangan. Dab seluruh pihak harus berupaya menjadikan zona merah atau oranye menjadi zona hijau. Dengan demikian, kasus COVID-19 di dalam negeri akan lebih terkendali.

"Karantina terbatas di tingkat RT/RW patut dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi oleh semua pihak, para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat," katanya.
Ia meminta, pemerintah melakukan penguatan upaya tracing agar lebih akurat, serta disiplin protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari kerumunan harus menjadi kepedulian bersama.
"Bila dalam skala kecil kita bisa menciptakan kolaborasi pengendalian COVID-19 dengan baik, untuk skala yang lebih luas bisa diupayakan dengan lebih baik lagi," katanya. (*)
Baca Juga:500 Ribu Nakes Sudah Divaksinasi, Terbanyak di Jawa Tengah
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
