Dukungan 'Cinta' untuk Alexei Navalny di Hari Valentine


Human chain pada demo Rusia 14 Feb 2021 (Foto Forbes)
HARI Valentine tahun ini menjadi perayaan yang lebih serius dan penuh makna bagi warga Rusia. Hari Kasing Sayang yang bertepatan pada 14 Februari digunakan sebagai momen demonstrasi untuk mendukung Alexei Navalny, 44, kepala oposisi Rusia dan aktivis antikorupsi yang diracun.

Kisah aktivis Rusia itu berawal pada 20 Agustus 2020. Ketika itu, Navalny diracuni dengan racun saraf Novichok yang membuatnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi yang sangat serius. Dilansir BBC, pihak Navalny menuduh peracunan itu dilakukan dinas keamanan Rusia atas perintah Presiden Vladimir Putin. Namun, Putin menyangkal segala keterlibatannya.
Baca juga:
Nahasnya, seperti kata pepatah 'sudah jatuh tertimpa tangga', sosok yang paling keras dalam mengkritik Putin itu malah dituduh melanggar pembebasan bersyaratnya dari kasus penipuan dan pencucian uang pada 2014.

Navalny lanyas membela diri terhadap kegagalannya untuk bertemu petugas pembebasan bersyarat karena sedang koma akibat diracun. Seperti dilansir New York Times, ia dijatuhi hukuman dua tahun delapan bulan penjara atas kasus itu.
Saat hakim membacakan putusan, hati masyarakat tergerak. Imaji Navalny mengirimkan simbol hati untuk istrinya, Yulia, yang telah ditahan dua kali oleh pihak berwenang setelah memprotes penahanan suaminya, membuat warga Rusia mengambil tindakan.

Mereka tak mau diam saja. Pada Minggu (14/2), lebih dari 10 ribu demonstran Rusia memanfaatkan perayaan Valentine ini untuk menunjukkan dukungan dengan cara yang unik dan romantis. Dilansir Forbes, para demonstran menggunakan kartu valentine, bunga, balon dekorasi, dan lampu-lampu untuk menarik perhatian pemerintah. Mereka menginginkan keadilan bagi Navalny.

Ratusan demonstran perempuan berbaris sambil memegang bunga dan dekorasi Valentine lainnya untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada Yulia. Protes itu diharapkan bisa membuat pemerintah membebaskan Navalny serta para pengkritik pemerintah lainnya yang juga dipenjara.

Euro News mengabarkan para demonstran dari Siberia sampai Moskow menggerakkan aksi menyalakan senter ponsel dalam kelompok kecil dan mengunggahnya di media sosial. Tindakan itu melambangkan persatuan masyarakat untuk menuntut keadilan bagi Navalny.
Baca juga:
Gara-Gara 'Frozen', Kasus Misteri Terbesar di Rusia Terungkap
Mereka menyerukan slogan tersendiri: 'Love is stronger than fear'. Tagar slogan itu sempat trending di media sosial. #LoveisStrongerThanFear telah digunakan pada lebih dari 31 ribu cicitan Twitter dan 8.000 unggahan di Instagram per 15 Februari 2021.
????????? ?????? #??????????????????? pic.twitter.com/hzB3E2NHMz
— Τιμoθεος ???? (@stfnti) February 14, 2021
Tidak hanya warga Rusia, orang-orang dari berbagai negara Barat juga mengecam vonis 3 tahun untuk Navalny. Mereka bergantian mengirimkan kecaman dan mendesak Presiden Putin untuk membebaskan Navalny.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Putin membebaskan Navalny karena tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran HAM. "Kami menegaskan kembali pernyataan kami untuk meminta pemerintah Rusia memberikan kebebasan tanpa syarat untuk Navalny, termasuk ratusan orang yang telah ditahan beberapa pekan terakhir saat menggunakan hak mereka untuk berpendapat," ujar Blinken, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (3/2).
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga menganggap hukuman yang dijatuhkan kepada Navalny merupakan tindakan yang jahat. Ia mengatakan Rusia telah gagal memenuhi komitmen dasar yang diharapkan dari anggota komunitas internasional. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi

Gempa Bumi Magnitude 7,9 Guncang Kamchatka di Rusia Timur Jauh, Jepang Keluarkan Peringatan Waspada Tsunami
