Dukungan 'Cinta' untuk Alexei Navalny di Hari Valentine

annehsannehs - Senin, 15 Februari 2021
Dukungan 'Cinta' untuk Alexei Navalny di Hari Valentine

Human chain pada demo Rusia 14 Feb 2021 (Foto Forbes)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

HARI Valentine tahun ini menjadi perayaan yang lebih serius dan penuh makna bagi warga Rusia. Hari Kasing Sayang yang bertepatan pada 14 Februari digunakan sebagai momen demonstrasi untuk mendukung Alexei Navalny, 44, kepala oposisi Rusia dan aktivis antikorupsi yang diracun.

Demo di Russia pada 14 Februari 2021. (Foto Forbes)
Demo di Rusia pada 14 Februari 2021. (Foto Forbes)

Kisah aktivis Rusia itu berawal pada 20 Agustus 2020. Ketika itu, Navalny diracuni dengan racun saraf Novichok yang membuatnya dirawat di rumah sakit dalam kondisi yang sangat serius. Dilansir BBC, pihak Navalny menuduh peracunan itu dilakukan dinas keamanan Rusia atas perintah Presiden Vladimir Putin. Namun, Putin menyangkal segala keterlibatannya.

Baca juga:

Rusia Nyatakan Siap Pasok Vaksin Sputnik V untuk Indonesia

Nahasnya, seperti kata pepatah 'sudah jatuh tertimpa tangga', sosok yang paling keras dalam mengkritik Putin itu malah dituduh melanggar pembebasan bersyaratnya dari kasus penipuan dan pencucian uang pada 2014.

Orang-orang di Siberian city of Omsk, Rusia membuat hati dari lilin untuk mendukung Navalny. (Foto Forbes)
Orang-orang di Siberian City of Omsk, Rusia, membuat hati dari lilin untuk mendukung Navalny. (Foto Forbes)

Navalny lanyas membela diri terhadap kegagalannya untuk bertemu petugas pembebasan bersyarat karena sedang koma akibat diracun. Seperti dilansir New York Times, ia dijatuhi hukuman dua tahun delapan bulan penjara atas kasus itu.

Saat hakim membacakan putusan, hati masyarakat tergerak. Imaji Navalny mengirimkan simbol hati untuk istrinya, Yulia, yang telah ditahan dua kali oleh pihak berwenang setelah memprotes penahanan suaminya, membuat warga Rusia mengambil tindakan.

Navalny memberikan simbol hati untuk Yulia. (Foto The India Express)
Navalny memberikan simbol hati untuk Yulia. (Foto The India Express)

Mereka tak mau diam saja. Pada Minggu (14/2), lebih dari 10 ribu demonstran Rusia memanfaatkan perayaan Valentine ini untuk menunjukkan dukungan dengan cara yang unik dan romantis. Dilansir Forbes, para demonstran menggunakan kartu valentine, bunga, balon dekorasi, dan lampu-lampu untuk menarik perhatian pemerintah. Mereka menginginkan keadilan bagi Navalny.

Human chain pada demo Rusia 14 Feb 2021 (Foto Forbes)
Human chain pada demo Rusia 14 Februari 2021.(Foto Forbes)

Ratusan demonstran perempuan berbaris sambil memegang bunga dan dekorasi Valentine lainnya untuk menunjukkan solidaritas mereka kepada Yulia. Protes itu diharapkan bisa membuat pemerintah membebaskan Navalny serta para pengkritik pemerintah lainnya yang juga dipenjara.

Demonstran di Saint Petersburg, Rusia. (Foto Forbes)
Demonstran di Saint Petersburg, Rusia. (Foto Forbes)

Euro News mengabarkan para demonstran dari Siberia sampai Moskow menggerakkan aksi menyalakan senter ponsel dalam kelompok kecil dan mengunggahnya di media sosial. Tindakan itu melambangkan persatuan masyarakat untuk menuntut keadilan bagi Navalny.

Baca juga:

Gara-Gara 'Frozen', Kasus Misteri Terbesar di Rusia Terungkap

Mereka menyerukan slogan tersendiri: 'Love is stronger than fear'. Tagar slogan itu sempat trending di media sosial. #LoveisStrongerThanFear telah digunakan pada lebih dari 31 ribu cicitan Twitter dan 8.000 unggahan di Instagram per 15 Februari 2021.

Tidak hanya warga Rusia, orang-orang dari berbagai negara Barat juga mengecam vonis 3 tahun untuk Navalny. Mereka bergantian mengirimkan kecaman dan mendesak Presiden Putin untuk membebaskan Navalny.

Demonstran di Red Square, Mosvow pada 14 Februari 2021. (Foto NPR)
Demonstran di Red Square, Mosvow pada 14 Februari 2021. (Foto NPR)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Putin membebaskan Navalny karena tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran HAM. "Kami menegaskan kembali pernyataan kami untuk meminta pemerintah Rusia memberikan kebebasan tanpa syarat untuk Navalny, termasuk ratusan orang yang telah ditahan beberapa pekan terakhir saat menggunakan hak mereka untuk berpendapat," ujar Blinken, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (3/2).

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab juga menganggap hukuman yang dijatuhkan kepada Navalny merupakan tindakan yang jahat. Ia mengatakan Rusia telah gagal memenuhi komitmen dasar yang diharapkan dari anggota komunitas internasional. (SHN)

Baca juga:

Varian Baru Virus Corona Telah Masuk Rusia

#Rusia #Gaya Hidup
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Lifestyle
Ladies, Kenali Tubuh, Siklus, dan Ritme Alami Diri untuk Bekal Menyusun Resolusi Tahun Baru
Pengujung tahun menjadi momen bagi perempuan untuk terkoneksi kembali ke dalam diri kamu.
Dwi Astarini - Selasa, 23 Desember 2025
Ladies, Kenali Tubuh, Siklus, dan Ritme Alami Diri untuk Bekal Menyusun Resolusi Tahun Baru
Lifestyle
Tumbler Tahan Banting Pilihan Terbaik untuk Dukung Gaya Hidup Hijau Ramah Lingkungan
Desain TYESO yang menekankan daya tahan dan penggunaan ulang membantu kamu mengurangi penggunaan barang sekali pakai.
Dwi Astarini - Kamis, 18 Desember 2025
Tumbler Tahan Banting Pilihan Terbaik untuk Dukung Gaya Hidup Hijau Ramah Lingkungan
Lifestyle
TYESO Resmi Hadir di Indonesia lewat Kerja Sama Eksklusif dengan PT USS
Merek peralatan minum inovatif dan premium asal China tersebut resmi menunjuk (USS) sebagai distributor tunggal TYESO di Indonesia.
Dwi Astarini - Kamis, 18 Desember 2025
TYESO Resmi Hadir di Indonesia lewat Kerja Sama Eksklusif dengan PT USS
Dunia
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Negara anggota UE akan berbagi risiko secara kolektif terkait eskalasi konflik Rusia-Ukraina
Wisnu Cipto - Selasa, 02 Desember 2025
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Dunia
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
“Rencana ini tidak memaksa Ukraina mengakui Krimea dan Donbas sebagai wilayah Rusia.”
Wisnu Cipto - Kamis, 20 November 2025
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Dunia
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Pabrik Elektromekanis Kizlyar dijatuhi sanksi Uni Eropa pada 2024 karena memproduksi peralatan pesawat untuk militer Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
 Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Dunia
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer Amerika Serikat untuk memulai lagi proses pengujian senjata nuklir setelah 33 tahun dihentikan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Dunia
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya telah berhasil melakukan uji coba drone bawah laut bertenaga nuklir, Poseidon
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Indonesia
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia mengenai Ekstradisi menjadi UU.
Wisnu Cipto - Kamis, 02 Oktober 2025
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
Fun
Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah
Dihadirkan untuk menciptakan momen afterwork yang unik bersama Heineken
Dwi Astarini - Kamis, 25 September 2025
Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah
Bagikan