Polusi Perpendek Umur Anak-Anak


Racun dalam polusi memangkas umur anak-anak hingga 20 bulan. (foto: pixabay/juergen PM)
POLUSI udara sudah jadi masalah di banyak negara berkembang. Tak sekadar masalah, polusi kin terbukti jadi ancaman bagi kesehatan. Bahkan kelangsungan hidup generasi mendatang.
Laporan terbaru State of Global Air (SOGA) menyebut polusi udara memperpendek umur anak-anak hingga rata-rata 20 bulan. Yang lebih mengkhawatirkan, anak-anak di negara berkembang, seperti India dan Pakistan, jadi yang paling rentang merasakan akibatnya.
Baca Juga: Penyakit yang Mengincar Anak Obesitas
Negara-Negara Asia dan Afrika Paling Rentan

Laporan yang dirilis April lalu itu menyebut polusi udara menjadi faktor pembunuh kelima di seluruh dunia. Polusi udara membunuh lebih banyak kematian ketimbang alkohol, malanutrisi, dan penyalahgunaan narkoba. Negara-negara di Benua Asia dan Afrika punya risiko kematian paling tinggi. Di negara-negara tersebut, tingkat partikel penyumbat paru-paru (PM 2,5) tergolong tinggi. PM 2,5 adalah polusi yang disebabkan polusi udara dengan partikel berukuran diameter lebih kecil dari 2,5 mikrometer.
Selain itu, penggunaan harian bahan bakar, seperti batu bara dan arang, untuk keperluan memasak di rumah, menyebabkan harapan hidup yang menurun drastis. "Peningkatan beban akibat penyakit yang disebabkan polusi udara salah satu tantangan besar yang dihadapi pemerintah nasional dan pekerja di bidang kesehatan masyarakat," sebut studi itu seperti dilansir CNN.
Dalam jangka panjang, implikasi kondisi tersebut memengaruhi ekonomi nasional dan kesehatan manusia. Problem tersebut terutama disebut di negara-negara seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Dalam beberapa tahun belakangan, negara-negara tersebut diselimuti kabut udara beracun selama berhari-hari.
Baca Juga: Jangan Sering Berikan Nugget pada Anak
Umur Anak-Anak Jadi Lebih Pendek

Secara rata-rata, laporan SOGA menyebut polusi udara membuat anak yang lahir saat ini di Asia Selatan akan meninggal 30 bulan lebih awal ketimbang di tempat lain. Angka global pengurangan hidup akibat polusi udara ialah 20 bulan. "Sumber PM 2,5 di India meliputi penggunaan bahan bakar padat di rumah tangga, debu dari aktivitas konstruksi, dan jalanan. Aktivitas lainnya juga menyumbang, seperti pembakaran batu bara, produksi batu bata, transportasi, dan peralatan berbahan bakar diesel," jelas laporan itu.
Untuk memperkirakan rata-rata harapan hidup, peneliti menghitung perbedaan antara harapan hidup dan kemungkinan seseorang meninggal akibat sebab-sebab lain pada usia tertentu. Hasilnya, negara-negara Afrika seperti Nigeria, Kamerun, dan Niger juga merasakan dampak udara yang beracun. Bahkan, udara beracun di negara itu memangkas dua tahun harapan hidup seseorang.
Frank Kelly, profesor lingkungan di King's College London, mengatakan selama ini hanya ada sedikit data tentang polusi udara di sub-Sahara Afrika. Laporan tersebut memberi informasi terkini dalam hal tren kualitas udara, termasuk impaknya terhadap kesehatan secara global.
Ia juga mengatakan laporan tersebut mengonfirmasi bahwa India dan Tiongkok menyumbang 50% dari 5 juta kematian di dunia yang disebabkan polusi udara.(dwi)
Bagikan
Berita Terkait
Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Nomor 1 Kota di Afrika

Jakarta Susun Mitigasi Kurangi Emisi GRK 30 Persen hingga 2030

Pagi ini, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kedua di Dunia

Ketika Udara Bersih Menjadi Kebutuhan: Solusi Praktis untuk Lingkungan Sehat di Rumah

4 Hari Berturut Kualitas Udara Jakarta Masuk 4 Besar Kota Terburuk di Dunia

Udara Jakarta Terburuk Kedua Dunia Setelah Kemarin Nomor 4, Warga Diimbau Pakai Masker

Hari Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk ke-4 Dunia, Nomor 1 Kinshasa

Menteri LH: Kendaraan Berat Tak Lolos Uji Emisi Kena Sanksi

Pemprov DKI Libatkan Daerah Aglomerasi untuk Atasi Polusi Udara Jakarta

Jakarta Dihantam Polusi Terburuk Ketiga Dunia pada Selasa (15/7), Warga Diminta Pakai Masker Saat di Luar Ruangan
