Politisasi SARA dan Ujaran Kebencian Marak, Pengamat: Demokrasi Indonesia Suram

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 01 Juni 2019
Politisasi SARA dan Ujaran Kebencian Marak, Pengamat: Demokrasi Indonesia Suram

Ilustrasi ujaran kebencian

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com.- Ujaran kebencian, hoaks, dan politik identitas yang mengeksploitasi dan mempolitisasi SARA dianggap menjadi beberapa penyebab suramnya masa depan demokrasi di Indonesia. Hal itu dinilai dapat menurunkan indeks demokrasi Indonesia.

Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan kondisi berbangsa dan bernegara cukup memprihatinkan belakangaan ini. Padahal, demokrasi yang sudah dibangun pasca runtuhnya Orde Baru cukup mahal.

Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo
Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo

Menurut Karyono, Pemilu sebagai intrumen demokrasi mestinya tidak menjadi ajang elit politik memunculkan narasi yang dapat menyebabkan masyarakat terpolarisasi.

BACA JUGA: Empat Pembakaran Mobil Brimob saat Kerusuhan 21-22 Mei Ditangkap

"Saya merasa ada beberapa hal yang membuat bangsa ini prihatin. Padahal demokrasi itu sangat mahal, untuk memperjuangkan demokrasi seperti yang kita nikmati saat ini harus melalui gerakan Reformasi 98 yang banyak menimbulkan korban. Karenanya, pemilu sebagai instrumen demokrasi harus disikapi dengan bijak. Demokrasi yang kita capai pasca orde baru sebenarnya sudah berjalan positif, meskipun masih ada kekurangan," ujar Karyono dalam keterangannya kepad Merahputih.com di Jakarta, Sabtu (1/6).

Menurut Karyono, demokrasi di Indonesia mengalami kemunduran karena wajah demokrasi dipenuhi hoak dan ujaran kebencian. Wajah demokrasi ternodai oleh sikap para aktor politik yang menghalalkan segala cara dan ingin menang sendiri serta mengabaikan konstitusi.

Di sisi lain, elit politik mempertontonkan politisasi SARA ke ruang publik. Padahal, politisasi SARA sangat berbahaya karena menimbulkan keretakan sosial dan bisa berujung pada disintegrasi bangsa, seperti halnya wacana referendum untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kini digaungkan.

"Politik identitas itu memang sudah menjadi sunatullah. Itu tidak hanya di indonesia, di sejumlah negara maju sekalipun ikatan politik berdasarkan identitas sangat kuat. Ada kesaman latar belakang suku, agama, ras dan antar golongan antara pemilih dengan kandidat. Hal itu tidak jadi persoalan. Itu sudah berlaku sejak dulu. Yang jadi persoalan ketika para elit sengaja mengeksploitasinya secara terbuka dan brutal untuk menjatuhkan lawan politik" tandas dia.

Terkait aksi demonstrasi yang menyebabkan kerusuhan dan kekerasan, terutama 21-22 Mei, Karyono mengatakan bahwa hal itu sebenarnya sudah diprediksi ketika wacana people power digaungkan.

Di satu sisi ada ajakan untuk tidak mempercayai institusi negara. Menurut dia, aksi demonstrasi sebenarnya tidak masalah selama aksi tersebut berjalan damai dan tidak anarkis.

ilustrasi ujaran kebencian
ilustrasi ujaran kebencian

BACA JUGA: Eks Kabais TNI: Mayjen (Purn) Soenarko Jadi Korban Kepentingan Politik

"Saya mendukung upaya menyampaikan pendapat di muka umum karena hal itu bagian dari nilai-nilai demokrasi yang dijamin oleh undang-undang. Tapi dalam menyampaikan pendapat harus tunduk pada konstitusi," imbuh Karyono.

"Jika melanggar maka sudah seharusnya aparat keamanan mengambil tindakan tegas jika ada tindakan destruktif dan anarkis untuk melindungi masyarakat", katanya. (Knu)

#Demokrasi Indonesia #Ujaran Kebencian
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
The Habibie Center Kembali Gelar 'Habibie Democracy Forum' Hadirkan Mahfud MD Sebagai Pembicara
Kali kedua The Habibie Center menyelenggarakan Habibie Democracy Forum.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 16 November 2024
The Habibie Center Kembali Gelar 'Habibie Democracy Forum' Hadirkan Mahfud MD Sebagai Pembicara
Indonesia
Supporter PSIS Semarang Dilaporkan Calon Wali Kota Semarang
Satu tokoh pendukung kesebelasan PSIS Semarang ini dilaporkan atas dugaan penyampaian ujaran kebencian.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 31 Oktober 2024
Supporter PSIS Semarang Dilaporkan Calon Wali Kota Semarang
Indonesia
Bawaslu Ungkap Banyak Ujaran Kebencian Pilkada 2024 Ditemukan di Facebook
Bawaslu ungkap banyak ujaran kebencian Pilkada 2024 ditemukan di Facebook.
Soffi Amira - Jumat, 13 September 2024
Bawaslu Ungkap Banyak Ujaran Kebencian Pilkada 2024 Ditemukan di Facebook
Lifestyle
Apa Itu Demokrasi? Pengertian, Penjelasan, Makna hingga Sejarah di Indonesia
Apa Itu demokrasi? Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
ImanK - Minggu, 21 Juli 2024
Apa Itu Demokrasi? Pengertian, Penjelasan, Makna hingga Sejarah di Indonesia
Indonesia
Ditanya Bakal Bahayakan Demokrasi, Prabowo: Itu Hanya Akal-Akalan Saja
Prabowo mengatakan, justru saat ini bertekad untuk bekerja keras sehingga tak mengecewakan rakyat.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 16 Mei 2024
Ditanya Bakal Bahayakan Demokrasi, Prabowo: Itu Hanya Akal-Akalan Saja
Indonesia
Perindo: Jokowi Bapak Perusak Demokrasi
Sekjen Partai Perindo, Ahmad Rofiq mengatakan, Jokowi layak masuk Guiness Book Record sebagai Bapak Perusak Demokrasi.
Soffi Amira - Jumat, 22 Maret 2024
Perindo: Jokowi Bapak Perusak Demokrasi
Berita
Dosen FISIP UI: Demokrasi Indonesia Mundur Satu Generasi
Dosen FISIP UI, Reni Suwarso mengatakan, banyak yang merasa bahwa demokrasi Indonesia mundur satu generasi.
Soffi Amira - Jumat, 22 Maret 2024
Dosen FISIP UI: Demokrasi Indonesia Mundur Satu Generasi
Indonesia
Pemilihan Ketua Baru MK Digelar Hari ini, Anwar Usman Diminta Tak Ikut Memilih
Pemilihan ini berlangsung Kamis (9/11) ini. Anwar Usman tidak berhak mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai pimpinan MK sampai masa jabatan sebagai Hakim Konstitusi berakhir.
Mula Akmal - Kamis, 09 November 2023
Pemilihan Ketua Baru MK Digelar Hari ini, Anwar Usman Diminta Tak Ikut Memilih
Indonesia
Sekjen PDIP Sebut Demokrasi Indonesia Sedang Diuji, Nepotisme Menguat
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa demokrasi Indonesia sedang diuji di hadapan delegasi Council of Asian Liberal and Democrats (CALD Party).
Mula Akmal - Sabtu, 28 Oktober 2023
Sekjen PDIP Sebut Demokrasi Indonesia Sedang Diuji, Nepotisme Menguat
Indonesia
KontraS Nilai Demokrasi Semakin Mundur di Periode Kedua Jokowi
Koordinator Badan Pekerja KontraS, Dimas Bagus Arya menilai, berbagai catatan yang disusun dalam laporan ini merupakan upaya konstitusional yang dilakukan masyarakat sipil dalam kerangka pengawasan di tengah lemahnya mekanisme check and balances yang dilakukan lembaga formal.
Mula Akmal - Jumat, 20 Oktober 2023
KontraS Nilai Demokrasi Semakin Mundur di Periode Kedua Jokowi
Bagikan