Polisi Ungkap Peran 13 Terduga Teroris JI yang Ditangkap di Riau

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan. (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Merahputih.com - Densus 88 Antiteror Polri menangkap 13 orang terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Riau. Mereka ternyata berperan penting dalam membantu pelarian DPO teroris khususnya anggota JI.
"Kelompok ini berperan melakukan atau membantu menyembunyikan apabila ada DPO kepolisian yang menyangkut Jamaah Islamiyah ketika bergerak ke Riau,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Rabu (16/6).
Baca Juga:
Berbaiat ke ISIS, JAD Merauke Rencanakan Serang Gereja Hingga Kantor Polisi
Disamping itu, kelompok ini juga telah menjalani latihan penggunaan senjata api ataupun tajam untuk melindungi diri dan kelompoknya. Rusdi mencontohkan salah satu buronan Densus 88 yang sempat disembunyikan oleh kelompok ini adalah pimpinan JI yakni Para Wijayanto.
“Ada DPO-DPO lain yang tentunya melakukan hal yang sama ketika mengamankan diri ke Riau, kelompok ini yang akan back up daripada kegiatan-kegiatan pengamanan,” sambungnya.
Rusdi menuturkan kelompok ini sudah ada sebelum Para Wijayanto ditangkap. Densus 88 Antiteror masih terus mendalami apa saja kegiatan 13 terduga teroris tersebut selama ini.
“Kalau kita cermati kasus Para Wijayanto kan di akhir 2020 sejak Desember. Jadi aktivitas mereka sejak Desember 2020 ke belakang sudah ada kegiatan-kegiatan,” terang Rusdi.

Sementara itu, Mabes Polri membeberkan peran KDW (30), terduga teroris yang baru ditangkap di kawasan Bogor, Jawa Barat.
Rusdi Hartono mennyebut salah satu peran KDW adalah menyiapkan bahan baku pembuatan bom. “Peran tersangka KDW ini yang mempersiapkan bahan-bahan kimia yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuat bom,” kata Rusdi.
Dari tangan tersangka, Densus 88 Antiteror Polri turut menyita sejumlah barang bukti berupa bahan-bahan kimia. Di antaranya dextran, magnesium sulfat, sodium borate, HCl, hingga belerang.
Selain berperan menyiapkan bahan baku pembuatan bom, KDW juga berperan menyebarkan konten jihad di media sosial.
Baca Juga:
Berbaiat ke ISIS, JAD Merauke Rencanakan Serang Gereja Hingga Kantor Polisi
Dia bahkan disebut sebagai salah satu admin di grup WhatsApp jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah atau JAD. “WhatsApp grup terdiri dari kelompok KDW ini, yang senantiasa berdiskusi soal jihad dan daulah,” beber Rusdi.
KDW sebelumnya ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Bogor, Jawa Barat, pada Senin (14/6) kemarin. Dia merupakan bagian dari jaringan teroris JAD. “KDW berumur 30 tahun termasuk kelompok Jamaah Ansharut Daulah,” pungkas Rusdi. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal

Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat

ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri

Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor

BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026

Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor

Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
