Polisi Tutup 1.600 Akun Radikal
lustrasi.(pixabay.com/@bykst/CC0/free_image)
MerahPutih.com - Beredarnya konten provokatif dinilai meresahkan masyarakat. Pasalnya, tak jarang di antara konten di media sosial itu mengajarkan untuk melakukan aksi kejahatan.
Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan informasi yang beredar di media sosial berisi konten bernuansa radikal dan terorisme.
"Informasi yang saya dapat, 1.600 lebih sudah di-take down," kata Dedi kepada wartawan di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/5/2019).
Menurut Dedi, beberapa pelaku teror belajar membuat bahan peledak di media sosial. Dedi melanjutkan, Direktorat Siber Bareskrim Polri hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan pihak media sosial seperti Twitter dan Youtube.
Hal itu dilakukan untuk terus melakukan patroli siber demi mencegah peredaran konten terkait berbau terorisme.
"Sudah kerja sama dengan platform, Youtube, Twitter, untuk melaksanakan patroli siber, apabila ada hal yang mencurigakan terkait terorisme, dan pembuatan bahan peledak langsung diblokir," ungkapnya.
Yang teranyar, teroris anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi yang berinisial EY mmemiliki kemampuan merakit bom. Ia bahkan mengajarkan keahliannya itu kepada anggota lainnya. Menurut keterangan polisi, kemampuan itu dipelajari EY dari media sosial.
EY ditangkap di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, yang ditangkap pada Rabu (8/5/2019). Dari EY, polisi menyita dua bom pipa yang sudah jadi, pisau, serta bahan dan alat pembuat bom lainnya.
Selain EY, polisi juga menangkap anak buahnya yang berinisal YM di daerah Rawalumbu, Kota Bekasi, di hari yang sama. Polisi menyita barang bukti dari YM berupa laptop, telepon genggam, serta remote control pemicu bom. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Pertamina Kasih Duit Rp 7 Juta Buat Netizen yang Unggah Citra Baik di Media Sosial
Momen Presiden Prabowo Subianto Pimpin Pemusnahan Narkoba 214,84 Ton di Jakarta
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi
RIP Foto! Instagram Ganti Total Tampilan, Reels dan DM Jadi 'Anak Emas'
Rotasi Besar-Besaran di Pati Mabes Polri, Kabaintelkam, Dankorbrimob hingga Sejumlah Kapolda Diganti
Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif
Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi