Polisi Kejar Penyebar Video Hoaks AY Luka-Luka Karena Dianiaya


Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Foto: humas.polri,go.id)
MerahPutih.Com - Kasus perundungan yang berujung pada penganiayaan terhadap siswi AY (14) kontan heboh lantaran video viral yang berisikan testomini bahwa siswi SMP itu mengalami luka-luka akibat kekerasan fisik.
Terkait dengan viralnya video AY itu, Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menegaskan pihaknya akan menyelidiki sejumlah akun media sosial termasuk twitter yang menyebarkan video dengan narasi AY luka-luka akibat pengeroyokan di Pontianak.
Menurut Dedi, pelaporan dan penyidikan akun media sosial tersebut akan dilakukan bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
"Baru rencana dari Komisi Perlindungan Anak Daerah Kalimantan Barat akan melaporkan pemilik akun twitter tersebut yang membuat suatu narasi-narasi yang bukan sebenarnya sehingga terbentuk opini masyarakat yang miss opini," ujar Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (11/4).

Menurut Dedi, sejauh ini berdasarkan hasil visum, tidak ada luka memar dan luka-luka memnahayakan seperti informasi yang viral di medsos.
"Visum yang diberikan ahli sesuai kompetensinya. Kalau keterangan bisa berubah-ubah, kalau visum itu bukti autentik yang bisa dipertanggungjawabkan scara ilmiah," kata mantan Wakapolda Kalteng ini.
BACA JUGA: Komnas PA: Sepanjang 2014, 771 Anak Laki-laki Jadi Korban Sodomi
Polisi Duga Pelaku Penganiayaan Audrey ada Tiga Orang
Pelaku Perundungan AY Diduga Dibekingi Orang Kuat, Polri: Penyidik Tak Gentar
Brigjen Pol Dedi Prasetyo lebih lanjut menjelaskan pihaknya tak pernah bosan menyampakan bahwa tidak boleh terburu-buru percaya informasi yang tersebar di media sosial. Dia minta masyarakat melakukan kroscek terlebih dulu sebelum menelan informasi di medsos.

"Kalau sumbernya tidak memiliki kompetensi, membuat opini sendiri kemudian dia buat tulisan narasinya sistematis, dia kirim ke medsos, semua akan mudah percaya, padahal narasinya jauh dari fakta sebenarnya," imbuh dia
Dedi meminta, logika berpikir masyarakat harus cermat dan mendalam agar tak mudah terpedaya.
"Kalau semua medsos kita percaya ya semua masyarkat jadi miskom, misinterpretasi," tandasnya.(Knu)
Bagikan
Berita Terkait
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif

Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur

Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang

Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas

Menteri Kehutanan Minta Maaf ke Prabowo, Akui Diajak Main Domino Saat Keluar dari Toilet

Cara Ubah Foto Jadi Action Figure Keren dengan Google Gemini, Lengkap dengan Tips dan Contoh Prompt!

Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
