Polisi Beberkan Informasi Intelijen Soal Anak Panah Beracun Saat Rusuh 21-22 Mei

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 24 Mei 2019
Polisi Beberkan Informasi Intelijen Soal Anak Panah Beracun Saat Rusuh 21-22 Mei

Kapolres Jakarta Barat Hengki Haryadi (Foto: antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Polisi menemukan busur anak panah yang diduga beracun. Barang ini digunakan pelaku dalam aksi kerusuhan beberapa hari lalu.

Polisi menduga, anak panah yang disita dari lokasi penyerangan komplek Brimob, Petamburan, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat yang digunakan untuk menyerang anggota polisi memiliki kandungan racun yang berbahaya.

"Informasi dari intelijen kalau anak panah ini beracun. Ini akan kami teliti di Puslabfor," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan di Mapolres Jakarta Barat, Jumat (24/5).

BACA JUGA: Kisah Kapospol Sabang Dikejar Massa 22 Mei Saat Kantornya Dibombardir Molotov

Selain itu, Hengki mengatakan, barang bukti lainnya yang telah disita adalah bom molotov. Bom molotov ini juga memili zat yang dapat membakar lebih lama.

Menurut Hengki, penyerangan Asrama Brimob, Petamburan sangatlah sistematis dan terencana. Pasalnya, barang bukti berupa anak panah, bambu runcing, batu, senjata tajam yang ditemukan oleh petugas disepanjang gang yang ada di Peramburan.

"Penyerangan ini sudah direncanakan ada bambu runcing, clurit dan batu kami temukan di gang yang ada di Petamburan," ungkap mantan Kasatreskrim Polres Jakarta Barat ini.

Kerusuhan di Jakarta Rabu dini hari
Petugas kepolisian mengamankan massa di Jakarta (antaranews)

Hengki mengungkapkan, pihaknya telah mengamankan 183 orang sebagai tersangka yang melakukan penyerangan terhadap Asrama Brimob, Petamburan. Mereka berhasal dari Sumatra, Jawa Barat, Banten dan Jakarta.

“Sampai hari ini kami mengamakan sebanyak 183 tersangka dan sudah kami lakukan pemeriksaan secara intensip,” jelas dia.

Hengki mengaku, pihaknya masih memburu otak penyandang dana dalam aksi tersebut. “Masih kami kembangkan,” tutupnya.

BACA JUGA: Pengamat Politik Desak Prabowo Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan 22 Mei

Seperti diketahui bentrokan antara massa dan anggota polisi berlangsung pada Selasa (21/5) hingga Rabu (22/5) malam menyebabkan sejumlah mobil polisi yang terparkir didepan pintu masuk Asrama Brimob, Petamburan, hangus terbakar.

Polisi menduga kuat kalau penyerangan memang direncanakan setelah ditemukan uang Rp 20 juta yang digunakan untuk operasional dan sejumlah amplop berisi uang yang telah tertulis nama si penerima. (Knu)

#Kerusuhan Massa #Pilpres 2019
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Usman Hamid Desak Bentuk TGPF Independen Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus
“Rakyat berhak tahu apa fakta sebenarnya di balik kerusuhan akhir Agustus lalu."
Wisnu Cipto - Selasa, 30 September 2025
Usman Hamid Desak Bentuk TGPF Independen Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus
Indonesia
Rusuh di Yalimo, Enam Personel Satgas Maleo Kopassus Terkepung Berhasil Dievakuasi
Puluhan bangunan terbakar, termasuk ruko, kos-kosan, rumah dinas, kantor dinas, serta fasilitas TNI dan Polri.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 18 September 2025
Rusuh di Yalimo, Enam Personel Satgas Maleo Kopassus Terkepung Berhasil Dievakuasi
Indonesia
Polisi Temukan Bima Permana Putra, Pria yang Sempat Dilaporkan Hilang Pasca Demo Rusuh di Jakarta
Masuk daftar orang hilang pasca Kerusuhan di Jakarta, Bima ditemukan di Klenteng Malang.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 17 September 2025
Polisi Temukan Bima Permana Putra, Pria yang Sempat Dilaporkan Hilang Pasca Demo Rusuh di Jakarta
Indonesia
Denny JA Sebut 'Generasi Rentan' Picu Kerusuhan yang Meluas, Pemerintah Diminta Bikin Kebijakan Baru
Generasi rentan terdiri dari pengemudi ojek daring, kurir e-commerce, freelancer digital, hingga content creator kecil.
Dwi Astarini - Senin, 15 September 2025
Denny JA Sebut 'Generasi Rentan' Picu Kerusuhan yang Meluas, Pemerintah Diminta Bikin Kebijakan Baru
Indonesia
Pengamat Ingatkan Indonesia Bisa Seperti Nepal, Fenomenanya Mirip Pejabat Flexing dan Korup
Kesewenang-wenangan dan kesombongan kaum elite yang sudah memuakkan publik membuat amuk massal menjadi sangat brutal.
Dwi Astarini - Sabtu, 13 September 2025
Pengamat Ingatkan Indonesia Bisa Seperti Nepal, Fenomenanya Mirip Pejabat Flexing dan Korup
Indonesia
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Keenam lembaga HAM negara itu juga menegaskan pembentukan tim pencari fakta ini bukan atas instruksi Presiden Prabowo Subianto.
Wisnu Cipto - Jumat, 12 September 2025
Bentuk Tim Pencari Fakta Kerusuhan Demo, 6 Lembaga HAM Bantah Jalani Instruksi Prabowo
Indonesia
Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban
KBRI Dhaka turut berkoordinasi dengan otoritas Nepal untuk membantu WNI.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 12 September 2025
Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban
Dunia
Tentara Nepal Bergerak Pulihkan Ketertiban, Perintahkan Warga Tetap di Rumah
Militer jarang dikerahkan di Nepal dan awalnya tetap berada di barak ketika polisi gagal mengendalikan situasi.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tentara Nepal Bergerak Pulihkan Ketertiban, Perintahkan Warga Tetap di Rumah
Indonesia
Halte Transjakarta Senen Ganti Nama Jadi Jaga Jakarta, Pramono Ungkap Alasannya
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan alasan mengapa nama Halte Transjakarta Senen diganti. Kini, halte tersebut dinamakan Jaga Jakarta.
Soffi Amira - Senin, 08 September 2025
Halte Transjakarta Senen Ganti Nama Jadi Jaga Jakarta, Pramono Ungkap Alasannya
Indonesia
SETARA Institute desak Prabowo Ungkap Dalang di Balik Kerusuhan Demo, Rakyat juga Berhak Tahu
Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi mengatakan, Presiden RI, Prabowo Subianto, harus segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta yang kredibel.
Soffi Amira - Senin, 08 September 2025
SETARA Institute desak Prabowo Ungkap Dalang di Balik Kerusuhan Demo, Rakyat juga Berhak Tahu
Bagikan