Polisi Beberkan Agen Radikal ISIS Kian Masif Sebar Ujaran Kebencian dan Hoaks
Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo (Foto: humas.polri,go.id)
MerahPutih.Com - Pertemuan monumental Prabowo Subianto dan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diharapkan menurunkan tensi politik dan kegaduhan sosial di antara para pendukungnya. Rekonsiliasi politik tersebut bertujuan mengurangi pertarungan absurd antara cebong dan kampret di media sosial.
Namun faktanya, Mabes Polri membeberkan bahwa penyebaran hoaks dan ujaran kebencian justru masih marak setelah pertemuan yang berawal dari MRT Lebak Bulus dan berakhir dengan makan siang bersama di FX Sudirman tersebut.
Baca Juga: Pertemuan di MRT, Politisi Demokrat Sindir Gaya Kampanye Prabowo yang Cenderung Keras
Karopenmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan isu hoax yang disebar terkait penolakan rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo.
"Di media sosial masih banyak narasi-narasi yang tengah disebarkan akun-akun tertentu dan kini sedang kami mapping," kata Dedi di Jakarta kepada wartawan, Senin (15/7).
Sejumlah akun sudah teridentifikasi dimiliki orang-orang berpaham radikalisme ekstrim. Akun ini disebut Dedi juga dimungkinkan disusupi paham ISIS.
"Ini harus kita cek bersama, karena tidak menutupi kemungkinan mereka ini disusupi juga oleh paham-paham ISIS atau radikal lainnya," katanya.
Dedi belum menyebut jumlah akun yang terindentifikasi menyebarkan konten hoaks tersebut. Ia hanya menyebutkan bahwa jumlahnya banyak dan tersebar di Twitter, Facebook dan Youtube, baik dalam bentuk foto maupun video.
"Tindakan itu masih di dalami Tim Siber. Jika ada perbuatan melawan hukum dan melanggar UU ITE dan pasal 2 di KUHP itu terpenuhi. Maka Direktorat Siber akan melakukan penegakan hukum terhadap akun-akun yang menyebarkan konten itu," kata dia.
Kepolisian, jelas dia, akan menguatkan langkah antisipasi penyebaran hoaks pascarekonsiliasi ini. Polri telah menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk memantau dunia maya.
"Kalau itu hoaks, akan kita kasih stempel hoaks. Kami juga bekerja sama dengan Kominfo untuk menurunkan konten-konten negatif," jelas Dedi.
Baca Juga: Akademisi Puji Keteladanan Prabowo Soal Harmoni Bangsa di Atas Rivalitas Politik
Menurut dia, kepolisian tidak segan-segan menindak tegas akun maupun penyebar hoaks di medsos. Hal ini untuk menangkal narasi propaganda pemecah belah bangsa.
Namun, Dedi belum bisa memastikan total peningkatan konten bermuatan hoaks yang masih berkembang pascarekonsiliasi. Dia belum menghitung secara kumulatif kasus hoaks yang terjadi.
Hoaks diprediksi akan berlangsung hingga pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Minggu, 20 Oktober 2019.
"Kami sudah hafal polanya, ada foto, video, yang ditambah dengan narasi. Itu akan bertambah terus," tutup Brigjen Dedi Prasetyo.(Knu)
Baca Juga: Gerindra Heran Banyak yang Nyinyir Pertemuan Jokowi dan Prabowo
Bagikan
Berita Terkait
Prabowo Ikut Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Pengamat: Bandar Mulai Ketar-ketir
[HOAKS atau FAKTA]: Pertamina Kasih Duit Rp 7 Juta Buat Netizen yang Unggah Citra Baik di Media Sosial
Momen Presiden Prabowo Subianto Pimpin Pemusnahan Narkoba 214,84 Ton di Jakarta
[HOAKS atau FAKTA]: Wasit Asal China yang Pimpin Laga Indonesia vs Irak Dipecat FIFA
[HOAKS atau FAKTA]: DPR Dibubarkan Karena Dianggap Tak Berguna dan Selalu Menghalangi Rakyat
[HOAKS atau FAKTA]: Enggak Ada Angin dan Hujan, Tiba-Tiba Zinedine Zidane Tangani Timnas Indonesia
Mafindo Catat 1.593 Kasus Hoaks Infeksi RI Tahun Ini, Terbanyak Isu Politik Kedua Lowongan Kerja
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi