Pimpinan MPR Minta Proses Vaksinasi COVID-19 Dipercepat
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Jazilul Fawaid. (ANTARA/HO-MPR RI/am.)
MerahPutih.com - Pimpinan MPR meminta pemerintah mempercepat proses vaksinasi COVID-19.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menilai, kehadiran vaksin COVID-19 produksi Sinovac sebanyak 1,2 juta dosis telah memberikan harapan baru bagi masyarakat. Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah berlangsung lebih dari sembilan bulan.
"Tentu kita patut bersyukur karena vaksin sudah datang. Tinggal pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan pemangku kepentingan terkait untuk mempercepat uji klinisnya. Sehingga vaksin ini bisa segera dipakai atau diedarkan di masyarakat," ujar Jazilul dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (8/12).
Baca Juga:
Bio Farma Siapkan 3 Juta Dosis Vaksin COVID-19 untuk Tenaga Medis
Politikus yang akrab disapa Gus Jazil itu juga menekankan bahwa dari sisi harga, pihaknya meminta agar tidak dipatok terlalu tinggi, sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat.
"Dari sisi harga vaksin, jangan sampai ada kesan pemerintah berbisnis vaksin," kata Gus Jazil.
Dia juga meminta pemerintah untuk memberikan subsidi bagi masyarakat yang kurang mampu, dan menggratiskan bagi masyarakat miskin.
"Tentu harus ada yang disubsidi, tapi tidak semua. Artinya masyarakat yang tidak berkemampuan dan rentan itu yang diutamakan dan diberi subsidi," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Gus Jazil mengatakan, sasaran utama peredaran vaksin serta kapan diedarkan juga harus disosialisasikan setelah pemerintah mengumumkan kehadiran vaksin tersebut, sehingga masyarakat tidak lagi bertanya-tanya.
"Kapan diedarkan, kepada siapa saja, itu menurut saya perlu disampaikan supaya masyarakat menjadi tenang. Jadi ada harapan bahwa vaksin ini memang yang dipilih oleh pemerintah," kata dia.
Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk tidak perlu terlalu khawatir terhadap risiko atau efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh vaksin ini. Sebab, menurut Jazilul, pemerintah pasti tidak akan menjerumuskan warganya.
"Soal risiko atau efek samping dari vaksin ini tentu pemerintah yang tahu itu, tapi nggak mungkin pemerintah menjerumuskan warganya dengan vaksin yang tidak sesuai standar," katanya.
Dengan jumlah vaksin yang terbatas, saat ini untuk tahap pertama kedatangan hanya 1,2 juta dosis, Gus Jazil meyakini pemerintah sudah memiliki data siapa yang menjadi prioritas untuk diberikan vaksin.
"Pemerintah pasti sudah punya data dan petanya siapa yang prioritas untuk diberikan vaksin terlebih dahulu. Saya yakin itu, kalau belum punya data ya kebangetan," katanya.
Baca Juga:
Relawan Berusia 90 Tahun Orang Pertama Disuntik Vaksin COVID-19
Diketahui, sebanyak 1,2 juta vaksin COVID-19 dari Sinovac, China, telah tiba di Indonesia pada Minggu (6/12) malam.
Saat ini, vaksin tersebut disimpan di Kantor Pusat PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Sampel vaksin akan diambil untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Bio Farma untuk menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat.
Rencananya, pemerintah segera mendatangkan lagi 1,8 juta vaksin yang diperkirakan bakal tiba di Indonesia pada Januari 2021. (*)
Baca Juga:
Vaksin COVID-19 Datang, Pemerintah Pede Ekonomi Segera Bangkit
Bagikan
Berita Terkait
Ketua MPR Curiga Pembalakan Liar Jadi Biang Kerok Bencana di Sumatra, Desak Pengawasan Hutan Diperketat
Banjir dan Longsor di Sumatra, Wakil Ketua MPR RI: Alarm Krisis Lingkungan Indonesia
Sekjen Liga Muslim Puji Keberhasilan Indonesia Jaga Toleransi dalam Keberagaman
MPR Rampungkan Draf Pokok-Pokok Haluan Negara, Segera Dibahas Dengan Presiden
Eddy Soeparno Tegaskan Presiden Prabowo tidak Dikendalikan Jokowi
Presiden RI ke-2 Soeharto Diusulkan Dapat Gelar Pahlwan, MPR: Harusnya Tidak Lagi Menimbulkan Problem
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Badan Pengkajian Kupas Fungsi Kebangsaan MPR RI Melalui Jati Diri Bangsa
Ketua MPR dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Tinjau Renovasi Mess MPR yang Dibakar Massa, Salah Satu Bangunan Heritage Bandung
MPR Desak Audit Ponpes Al Khoziny Sebelum Dibangun Ulang Pakai APBN