Profil Partai

Pertaruhan NasDem di Pemilu 2024, jadi Partai Besar atau Medioker

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 12 Januari 2023
Pertaruhan NasDem di Pemilu 2024, jadi Partai Besar atau Medioker

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Ballroom NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (22-10-2022). ANTARA/Tri Meilani Ameliya

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Partai Nasional Demokrat (NasDem) menjadi salah satu partai yang dipastikan ikut Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Partai besutan Surya Paloh ini baru dua kali ikut Pemilu yakni di tahun 2014 dan 2019. Dalam debutnya di 2014, NasDem mampu meraup 8.402.812 juta suara atau 6,72 persen dari total suara sah nasional. Hasil tersebut membawa 36 wakil NasDem melenggang ke Senayan periode 2014-2019.

Baca Juga

Usung Anies, NasDem Terancam Gagal ke Senayan

Kemudian, pada Pemilu 2019, perolehan suara NasDem melonjak drastis. Partai yang berdiri pada 26 Juli 2011 ini meraih 12.661.792 juta suara atau 9,05 persen dari total suara sah nasional. Mereka berhak menempatkan 59 wakilnya di DPR RI.

Pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, NasDem memberikan dukungan kepada Joko Widodo sebagai calon presiden. Dukungan itu berbuah manis, di mana Jokowi terpilih sebagai Presiden Indonesia.

Nah, di Pemilu 2024 yang tinggal setahun lagi, Partai NasDem mempunyai target yang tergolong tinggi.

Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem, Ahmad Ali, target 111 kursi legislatif secara nasional menjadi mimpi besar NasDem di Pemilu 2024 mendatang.

Bahkan target tersebut sudah diketok palu dan disampaikan langsung oleh Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilihan Umum) Partai NasDem M Prananda Paloh, pada rakorsus nasional beberapa waktu lalu.

“Insya Allah, ada 111 kursi yang ditarget tercapai,” katanya beberapa waktu lalu.

Untuk mencapai target tersebut, Partai NasDem akan melakukan berbagai langkah strategis. Seperti menggelar rapat konsolidasi secara nasional, yang akan dilakukan secara struktural.

Baca Juga

Anies Ungkap Tiga Kriteria Cawapresnya di Pilpres 2024

Lalu, Bapillu Partai NasDem akan bergerak melakukan pemetaan secara detail. Serta menggerakkan kader NasDem hingga tingkat kecamatan dan desa di Indonesia.

NasDem juga menargetkan masuk dua besar peraih suara terbanyak di Pemilu 2024.

"Tentunya kami akan sangat realistis, kalau kemudian kami harus berpikir ke depan, kami tidak mungkin berpikiran ke belakang," kata Ali.

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai, pemilu ketiga ini adalah pemilu penentuan apakah akan menjadi partai besar atau tetap berada di papan tengah.

Oleh karena itu, kata Willy, saat ini semua kader Partai Nasdem memiliki tekad yang sama untuk dapat merealisasikan target 2 besar di Pemilu 2024

“Semua kader, semua fungsionaris memiliki tekad objektif yang sama, kami harus menjadi partai dua besar, ini yang kemudian menjadi target partai NasDem dan menyampaikan ke DPR RI, DPRD, kabupaten/kota,” katanya.

Willy menambahkan, selain target berada di posisi dua besar pada Pemilu 2024, Partai NasDem juga memberikan target perolehan kursi kepada kader di seluruh Indonesia untuk memenangkan suara rakyat.

“Target kursi dengan adanya 83 dapil, kami memiliki target 100 kursi di DPR,” ujarnya.

Usung Anies Baswedan sebagai capres 2024

Partai NasDem resmi mengusung dan menetapkan Anies Baswedan sebagai calon presiden pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Ini hari baik, untuk menetapkan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024, Hari ini kami resmi mendeklarasikan calon presiden 2024 dari Partai NasDem," ucap Ketua Umum NasDem, Surya Paloh di Jakarta, Senin (3/10).

Anies yang juga hadir dalam kesempatan itu menerima pencalonan tersebut.

"Dengan memohon rida Allah, dengan memohon petunjuk-Nya, dan seluruh kerendahan hati, bismillahirrahmanirrahim, kami terima dan bersiap menjawab tantangan itu," kata Anies. (Knu)

Baca Juga

Alasan Surya Paloh Dukung Anies Baswedan

#Partai Nasdem #NasDem #Surya Paloh #Pilpres #Pemilu
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua Harian PSI Usulkan Duet Gibran-Jokowi di Pilpres 2029
Beredar informasi yang menyebut Jokowi dan Gibran akan berkontestasi di Pilpres 2029.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 30 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua Harian PSI Usulkan Duet Gibran-Jokowi di Pilpres 2029
Indonesia
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Anggota DPR RI dari fraksi NasDem, Rajiv, mangkir dari panggilan KPK terkait kasus dugaan korupsi dana CSR Bank Indonesia dan OJK.
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Indonesia
Politisi NasDem Dipanggil KPK Setelah Rekan Separtainya Jadi Tersangka Korupsi Rp 28 Miliar, Siapa Lagi yang Kecipratan Dana PSBI OJK?
Satori diduga menerima uang sebesar Rp12,52 miliar
Angga Yudha Pratama - Senin, 27 Oktober 2025
Politisi NasDem Dipanggil KPK Setelah Rekan Separtainya Jadi Tersangka Korupsi Rp 28 Miliar, Siapa Lagi yang Kecipratan Dana PSBI OJK?
Indonesia
NasDem Tunggu Putusan MKD soal Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach
NasDem akan mengikuti seluruh mekanisme sidang etik yang tengah dijalani kedua kadernya tersebut.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
NasDem Tunggu Putusan MKD soal Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach
Indonesia
Obat Kuat Politik: Surya Paloh Klaim Dapat 'Vitamin' Penambah Optimisme dari Menhan
Paloh tidak menampik kemungkinan adanya pertemuan lanjutan
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
Obat Kuat Politik: Surya Paloh Klaim Dapat 'Vitamin' Penambah Optimisme dari Menhan
Indonesia
NasDem Sentil Projo: Setop Bawa-Bawa Pilpres, Fokus ke Masalah Bangsa
Publik sebaiknya tidak lagi terpaku pada persoalan pilpres yang telah usai.
Dwi Astarini - Kamis, 09 Oktober 2025
NasDem Sentil Projo: Setop Bawa-Bawa Pilpres, Fokus ke Masalah Bangsa
Indonesia
Saan Mustopa Pastikan Rusdi Masse masih Kader NasDem, tak Gabung ke PSI
Nama Rusdi tak tercantum dalam jajaran pengurus baru PSI yang dilantik Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
Saan Mustopa Pastikan Rusdi Masse masih Kader NasDem, tak Gabung ke PSI
Indonesia
KPU Batalkan Aturan Kerahasiaan 16 Dokumen Syarat Capres-Cawapres, Termasuk Soal Ijazah
Keputusan pembatalan itu dilakukan setelah KPU telah berkoordinasi dengan sejumlah lembaga negara lainnya.
Wisnu Cipto - Selasa, 16 September 2025
KPU Batalkan Aturan Kerahasiaan 16 Dokumen Syarat Capres-Cawapres, Termasuk Soal Ijazah
Indonesia
KPU Tutup Akses Dokumen Capres-Cawapres, DPR Ibaratkan Beli Kucing dalam Karung
Pejabat publik harus berani tampil terbuka termasuk riwayat hidupnya.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
KPU Tutup Akses Dokumen Capres-Cawapres, DPR Ibaratkan Beli Kucing dalam Karung
Indonesia
KPU Tepis Rumor Penyembunyian Ijazah Sengaja untuk Lindungi Capres/Cawapres
Aturan itu menyesuaikan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik.
Dwi Astarini - Selasa, 16 September 2025
KPU Tepis Rumor Penyembunyian Ijazah Sengaja untuk Lindungi Capres/Cawapres
Bagikan