Pertahankan Jadi Smart City, ASN Bandung Dilatih Aplikasi Layanan Publik
Bandung Command Center. (Foto: Humas Kota Bandung)
MerahPutih.com - Kota Bandung telah dicanangkan sebagai kota cerdas atau smart city. Namun, mewujudkan kota cerdas membutuhkan dukungan berupa anggaran, modal sosial, infrastruktur komunikasi, termasuk sumber daya manusia (SDM) terutama dukungan Apartur Sipil Negara.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi menjadi tulang punggung implementasi kota cerdas di Kota Bandung.
Baca Juga:
DPRD Pertanyakan Kehadiran Jakarta Smart City Terkait Lonjakan Klaster Perkantoran
"Untuk memelihara kota cerdas di Bandung, maka ASN pun harus terus dilatih. Agar pemahaman, cara berpikir, dan kerja, serta keterampilannya semakin baik," ujarnya, di Bandung, Jawa Barat, Senin (17/5).
Yan menyampaikan penghargaan yang diraih Kota Bandung dalam konteks kota cerdas, seperti peringkat ke-28 kota tercerdas di dunia versi Eden Strategy Institute.
"Kota Bandung ini merupakan satu-satunya yang mewakili Indonesia. Pencapaian ini prestasi sekaligus beban. Prestasi karena apa yang kita kerjakan mendapat apresiasi dari pihak luar, beban karena jangan sampai ini membuat terlena," ungkapnya.
Ia menegaskan, para ASN harus mengetahui tantangan kota cerdas. Sebagai SDM penunjangnya dan menyosialisasikan kota cerdas lebih merata ke masyarakat.
Saat ini, Kota Bandung mempunyai aplikasi layanan publik berbasis teknologi informasi. Seperti BIMMA (Bandung Integrated Manpower Management Application) di Disnaker, BOSEH (aplikasi bike sharing), ARIMBI (Aplikasi Real Time Berbagi Informasi).
Selain itu ada juga, ASIK (Aplikasi Sistem Informasi Kewirausahaan), PUSICOV (Pusat Informasi Covid-19), LAPOR dan Call Center 112 yang merupakan layanan pengaduan masyarakat.
"ASN harus mengadaptasi dengan cepat berbagai aplikasi layanan publik berbasis teknologi informasi. Agar ketika layanan itu diberikan kepada masyarakat benar-benar prima," katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana menyampaikan, Kota Bandung tidak memiliki sumber daya alam (SDA), seperti minyak, gas, pertanian, atau kehutanan, sehingga Kota Bandung menjadi kota jasa.
Bandung Smart City adalah bagaimana Kota Bandung berfungsi secara maksimal dalam mengelola sumber dayanya secara efektif dan efisien untuk menjawab tantangan dan problematika kota lewat solusi yang inovatif, terintegrasi, serta berkelanjutan.
"Kota jasa menekankan ide-ide kreatif, inovatif dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan kota. Kota Bandung telah mendapatkan anugerah kota kreatif oleh Unesco tahun 2007," katanya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Bikin Aturan, Cirebon Ingin Lanjutkan Program Smart City
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Kebiasaan Layar Kedua: Mengapa Penggemar Sepak Bola Indonesia Selalu Nonton Lewat 2 Perangkat
Apa Itu Cloudflare? Perusahaan yang Sempat Bikin Layanan Internet Terasa seperti 'Kiamat Kecil'
Gamification dan Play-to-Earn Bukan Sekadar Fitur di DRX SPORTNET, Bawa Pengguna Merasakan Keseruan di Dunia Virtual
Pramono Luncurkan Portal Satu Data Jakarta, Diharapkan Bisa Bersaing dengan Kota Besar Dunia
Aplikasi SIKAP Polda Metro Jaya Percepat Pemblokiran Rekening Penipuan Online, dari 12 Hari Kerja Jadi 15 Menit
Netflix Luncurkan Fitur Baru Format Video Vertikal Manjakan Pengguna Ponsel
Edit Video 360 Enggak Pakai Ribet, Cukup Pakai AI Gratis ini!
Kemkomdigi Putus Akses Akses layanan dan aplikasi Zangi
Belum Penuhi Kewajiban PSE Privat, Alasan Komdigi Blokir Zangi, Aplikasi yang Dipakai Ammar Zoni untuk Ederkan Narkoba di Penjara
Apa Itu Zangi, Aplikasi yang Dipakai Bandar Narkoba Ammar Zoni dan Kini Diblokir Komdigi