Peringati 118 Sukarno, Wayan Koster Bakal Terbitkan Pergub Bulan Bung Karno


Gubernur Bali Wayan Koster (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Tanggal 6 Juni setiap tahun selalu diperingati sebagai hari kelahiran Presiden Pertama Indonesia, Ir Sukarno. Tahun ini, sudah memasuki 118 Tahun Sang Putera Fajar.
Bulan Juni juga menghadirkan tiga peringatan penting seputar Sukarno. Pertama, 1 Juni Hari Pancasila, Kedua, 6 Juni Hari Lahir Bung Karto dan 21 Juni Peringatan Wafatnya Sang Penyambung Lidah Rakyat ini.
Atas dasar itu, Gubernur Bali Wayan Koster berencana akan menerbitkan Peraturan Gubernur tentang Peringatan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno yang dilaksanakan secara permanen dan berkelanjutan di Pulau Dewata.
"Bulan Juni memang bulan yang penuh dengan tonggak-tonggak sejarah yang terkait dengan Bung Karno, Pancasila, Dasar dan Ideologi Negara yang dirumuskan pertama-kalinya oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945. Kemudian pada 6 Juni adalah Hari Lahir Bung Karno dan pada 21 Juni adalah Hari Wafat Bung Karno," kata Koster pada kegiatan 'Peringatan 118 Tahun Lahirnya Bung Karno dan Ramah Tamah Lintas Agama' yang berlangsung di kediaman Gubernur Bali Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (6/6) malam.
Selain melakukan ramah-tamah Hari Raya Idul Fitri, kegiatan kali ini, lanjut Koster, sekaligus bersama-sama berkumpul untuk merayakan dan mengenang hari lahir Ir Soekarno, Bapak Bangsa Indonesia, Proklamator dan Penggali Pancasila.

Wayan Koster mengemukakan, tujuan penyelenggaraan Bulan Bung Karno yakni mengutamakan Pancasila dalam kehidupan masyarakat Bali dalam berbangsa dan bernegara. Kedua, meningkatkan pemahaman masyarakat Bali tentang sejarah, filosofi dan nilai-nilai Pancasila. Ketiga, memperkokoh inklusi sosial di tengah kontestasi nilai (ideologi) dan kepentingan yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas.
Keempat, membangkitkan dan Bali memelihara tentang masyarakat kolektif memori ketokohan dan keteladanan Ir Soekarno sebagai dan Proklamator Pancasila penggali Kemerdekaan Republik Indonesia. Kelima, memperkuat institusionalisasi nilai-nilai lokal kearifan dengan Pancasila sesuai masyarakat Bali.
Keseluruhan rangkaian kegiatan ini sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Selanjutnya, bertepatan pada Idul Fitri 1440 H kali ini, Gubernur Koster mengucapkan selamat hari raya bagi segenap umat Muslim.
"Masyarakat Hindu Bali memiliki sebutan khusus: Nyama Selam (saudara Muslim) dan hingga saat ini tradisi saling mengunjungi dan mengirimkan makanan (ngejot) antara masyarakat Muslim dan Hindu masih berlangsung. Inilah bukti nyata tentang "Lima Berlian" yang digali Bung Karno dan dirumuskan menjadi Pancasila. Inilah sifat dan karakter sejati bangsa kita," ucapnya.

Sementara itu, Pembina MUI Bali H Roi Chan sebagaimana dilansir Antara menyatakan kegiatan ini adalah pertemuan silaturahmi, serta menyambung kasih sayang. Halal bihalal itu adalah ajang untuk saling memaafkan.
"Bulan Ramadhan itu bukan sekadar tidak sekadar makan dan minum. Pada momen ini, mari menebarkan kedamaian. Mari berlomba dalam kebaikan," katanya.
Kegiatan ini diakhiri pembacaan puisi 'Agustus' karya Yudhistira AN Massardi oleh seniman nasional sekaligus istri Gubernur Bali Putri Suastini Koster. Puisi ini dibacakan penuh penghayatan, sehingga iringan aplaus audiens terdengar meriah.
BACA JUGA: Pemerintah Tidak Akan Beri Ampun Pelaku yang Ancam Bunuh Empat Tokoh Nasional
Ali Mochtar Ngabalin: Pertemuan AHY dan Megawati Terjadi Karena Campur Tangan Tuhan
Peringatan 118 Tahun Lahirnya Bung Karno dan Ramah Tamah Lintas Agama ini juga dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, Wakapolda Bali Brigjen I Wayan Sunartha, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri dan Wakil Bupati Karangasem Wayan Artha Dipa.
Sejumlah undangan lainnya turut hadir seperti pimpinan instansi vertikal, pimpinan OPD Provinsi Bali, Rektor PTN-PTS, MUDP-MMDP,PHDI se-Bali, Ketua FKUB beserta jaringan lintas agama, Ormas lintas provinsi (Flobamora, Minang Saiyo dan lainnya) serta sejumlah tokoh lainnya.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo

Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor

DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP

Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap

Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi

Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu

Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia

Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi

Prabowo Tuding Asing tidak Mau Indonesia Maju, Biayai LSM Adu Domba Bangsa

Upacara Hari Pancasila, Lalu Lintas di Sekitar Gedung Pancasila Dialihkan
