Peringatan Ahli: Kita Masih Tidak Siap Dengan Pandemi Lain
Minim pada persiapan menghadapi pandemi.(Foto: Unsplash/Malt Botsford)
SAAT dunia masih dibikin pusing dengan pandemi COVID-19. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan masa depan. Monitor kesehatan global memperingatkan bahwa bisa jadi masyarakat akan kewalahan untuk menghadapi pandemi lain yang lebih parah.
Dewan Pemantauan Kesiapsiagaan Global (GPMB), sebuah badan independen yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia, mengecam bahwa pandemi ini telah mengungkapkan betapa minimnya dunia untuk fokus pada persiapan menghadapi bencana. Walaupun sudah ada banyak peringatan bahwa wabah penyakit besar tidak bisa dihindari.
Baca juga:
Alat Penilai Risiko Terbaru Ini Mampu Prediksi Tingkat Kematian Kasus Akibat Virus Corona
Dalam laporannya GPMB menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan ujian berat bagi kesiapsiagaan dunia. Mereka menyimpulkan bahwa sedikit kemajuan telah dibuat pada tindakan apa pun yang telah diserukan dalam laporan awalnya tahun lalu, sebelum COVID-19 menyerang.
"Kegagalan untuk mempelajari pelajaran COVID-19 atau menindaklanjutinya dengan sumber daya dan komitmen yang diperlukan akan berarti bahwa pandemi berikutnya akan lebih merusak," tulis GPMB.
Gro Harlem Brundtland, ketua bersama GPMB dan mantan kepala WHO, menekankan bahwa dewan telah memperingatkan setahun yang lalu bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi. “Tragis dan malapetaka dengan melihat ketakutan terburuk kami telah terjadi. Dampak COVID-19 bahkan lebih buruk dari yang kami perkirakan, Namun tindakan yang kami serukan tahun lalu, masih belum diambil," katanya.
Laporan itu muncul ketika jumlah kematian global dari virus corona baru mendekati satu juta kasus, dari hampir 30 juta kasus yang diketahui sejak COVID-19 pertama kali muncul di Tiongkok akhir tahun lalu.
Melansir laman Insider, Brundtland yang juga mantan perdana menteri Norwegia, bersikeras bahwa sudah waktunya untuk memutus "siklus panik dan pengabaian" yang telah melepaskan konsekuensi "bencana" dari COVID-19.
Dewan Pemantau Kesiapsiagaan global sekali lagi menyerukan kerja sama global yang luas dan pembiayaan jangka panjang yang signifikan untuk kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi.
Ia mendesak PBB, WHO dan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia untuk mengadakan pertemuan puncak tentang darurat kesehatan global. Yang bertujuan untuk menyetujui kerangka kerja internasional untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat.
"Kerangka tersebut harus mencakup antara lain mekanisme untuk memastikan pembiayaan yang berkelanjutan dan dapat diprediksi pada skala yang diperlukan. Pengembalian investasi dalam kesiapsiagaan pandemi sangat besar. Ini menunjukkan bahwa perkiraan biaya pencegahan dan kesiapsiagaan diukur dalam miliaran dolar, namun biaya pandemi diukur dalam triliun," kata Brundtland.
Kepala WHO saat ini Tedros Adhanom Ghebreyesus setuju, mengatakan "pengeluaran untuk kesehatan dan kesiapan bukanlah amal. Ini adalah investasi untuk masa depan kita."
Baca juga:
Dibutuhkan, 8.000 Pesawat Kargo Khusus Mengangkut Vaksin Virus Corona
Tidak berinvestasi dalam kesiapsiagaan, katanya, adalah "seolah-olah kita menunggu pesawat jatuh dan kemudian meminta inspeksi keselamatan lebih lanjut; kita menunggu sampai kota terbakar, lalu memutuskan bahwa kita memerlukan pemadam kebakaran."
Tedros menekankan bahwa COVID-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir, atau pun darurat kesehatan global terakhir.
"Setiap hari kita berdiri dan tidak melakukan apa-apa adalah hari yang membawa kita lebih dekat ke darurat kesehatan global berikutnya, baik dari wabah penyakit, perubahan iklim atau bencana alam atau yang diakibatkan sendiri. Kami tidak tahu seperti apa keadaan darurat kesehatan global berikutnya, tetapi kami tahu itu akan datang, dan kami harus bersiap," katanya. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas