Peringatan Ahli: Kita Masih Tidak Siap Dengan Pandemi Lain

Leonard Leonard - Kamis, 17 September 2020
Peringatan Ahli: Kita Masih Tidak Siap Dengan Pandemi Lain

Minim pada persiapan menghadapi pandemi.(Foto: Unsplash/Malt Botsford)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SAAT dunia masih dibikin pusing dengan pandemi COVID-19. Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan masa depan. Monitor kesehatan global memperingatkan bahwa bisa jadi masyarakat akan kewalahan untuk menghadapi pandemi lain yang lebih parah.

Dewan Pemantauan Kesiapsiagaan Global (GPMB), sebuah badan independen yang dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia, mengecam bahwa pandemi ini telah mengungkapkan betapa minimnya dunia untuk fokus pada persiapan menghadapi bencana. Walaupun sudah ada banyak peringatan bahwa wabah penyakit besar tidak bisa dihindari.

Baca juga:

Alat Penilai Risiko Terbaru Ini Mampu Prediksi Tingkat Kematian Kasus Akibat Virus Corona

1
Banyak pandemi lainnya yang menunggu di masa depan. (Foto: Unsplash/Javier Matheu)

Dalam laporannya GPMB menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 memberikan ujian berat bagi kesiapsiagaan dunia. Mereka menyimpulkan bahwa sedikit kemajuan telah dibuat pada tindakan apa pun yang telah diserukan dalam laporan awalnya tahun lalu, sebelum COVID-19 menyerang.

"Kegagalan untuk mempelajari pelajaran COVID-19 atau menindaklanjutinya dengan sumber daya dan komitmen yang diperlukan akan berarti bahwa pandemi berikutnya akan lebih merusak," tulis GPMB.

Gro Harlem Brundtland, ketua bersama GPMB dan mantan kepala WHO, menekankan bahwa dewan telah memperingatkan setahun yang lalu bahwa dunia tidak siap menghadapi pandemi. “Tragis dan malapetaka dengan melihat ketakutan terburuk kami telah terjadi. Dampak COVID-19 bahkan lebih buruk dari yang kami perkirakan, Namun tindakan yang kami serukan tahun lalu, masih belum diambil," katanya.

Laporan itu muncul ketika jumlah kematian global dari virus corona baru mendekati satu juta kasus, dari hampir 30 juta kasus yang diketahui sejak COVID-19 pertama kali muncul di Tiongkok akhir tahun lalu.

Melansir laman Insider, Brundtland yang juga mantan perdana menteri Norwegia, bersikeras bahwa sudah waktunya untuk memutus "siklus panik dan pengabaian" yang telah melepaskan konsekuensi "bencana" dari COVID-19.

Dewan Pemantau Kesiapsiagaan global sekali lagi menyerukan kerja sama global yang luas dan pembiayaan jangka panjang yang signifikan untuk kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi.

Ia mendesak PBB, WHO dan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia untuk mengadakan pertemuan puncak tentang darurat kesehatan global. Yang bertujuan untuk menyetujui kerangka kerja internasional untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

"Kerangka tersebut harus mencakup antara lain mekanisme untuk memastikan pembiayaan yang berkelanjutan dan dapat diprediksi pada skala yang diperlukan. Pengembalian investasi dalam kesiapsiagaan pandemi sangat besar. Ini menunjukkan bahwa perkiraan biaya pencegahan dan kesiapsiagaan diukur dalam miliaran dolar, namun biaya pandemi diukur dalam triliun," kata Brundtland.

Kepala WHO saat ini Tedros Adhanom Ghebreyesus setuju, mengatakan "pengeluaran untuk kesehatan dan kesiapan bukanlah amal. Ini adalah investasi untuk masa depan kita."

Baca juga:

Dibutuhkan, 8.000 Pesawat Kargo Khusus Mengangkut Vaksin Virus Corona

2
Sudah ada banyak peringatan bahwa wabah penyakit tidak bisa dihindari. (Foto: Unsplash/Giacomo Carra)

Tidak berinvestasi dalam kesiapsiagaan, katanya, adalah "seolah-olah kita menunggu pesawat jatuh dan kemudian meminta inspeksi keselamatan lebih lanjut; kita menunggu sampai kota terbakar, lalu memutuskan bahwa kita memerlukan pemadam kebakaran."

Tedros menekankan bahwa COVID-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir, atau pun darurat kesehatan global terakhir.

"Setiap hari kita berdiri dan tidak melakukan apa-apa adalah hari yang membawa kita lebih dekat ke darurat kesehatan global berikutnya, baik dari wabah penyakit, perubahan iklim atau bencana alam atau yang diakibatkan sendiri. Kami tidak tahu seperti apa keadaan darurat kesehatan global berikutnya, tetapi kami tahu itu akan datang, dan kami harus bersiap," katanya. (lgi)

Baca juga:

Antibodi Virus Corona Mampu Bertahan Selama Empat Bulan

#Kesehatan #COVID-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Bagikan