Perhimpunan Guru Desak Anies Hentikan PTM 100 Persen


Dokumentasi - Pelajar mengikuti PTM terbatas di salah satu sekolah di Jakarta Selatan, Jumat (9/4/2021). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)
MerahPutih.com - Setidaknya sebanyak 90 sekolah di DKI Jakarta telah ditutup akibat terdapat guru dan siswa terpapar COVID-19.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri mengatakan, PTM secara penuh di tengah kondisi lonjakan kasus Omicron tidak aman bagi guru dan siswa.
Baca Juga:
Satgas COVID-19 Sebut Penghentian PTM Minimal Dua Pekan
Menurut dia, situasi seperti ini membuat para guru, orang tua, dan siswa merasa cemas. Sebab, PTM 100 persen ini berlangsung di tengah kekhawatiran kasus Corona.
"P2G meyakini, sebenarnya yang tutup lebih dari 90 sekolah, sebab ada orang tua yang belum lapor ke sekolah dan Disdik," ujar Iman di Jakarta, Rabu (26/2).
Jumlah sekolah yang menghentikan PTM 100 persen terus bertambah tiap minggu. Semula 39 sekolah, lalu 43 sekolah, dan sekarang 90 sekolah. Padahal, Jakarta belum 1 bulan PTM. Setiap minggu angkanya akan terus bertambah.
"Kami meminta Dinas Kesehatan Provinsi gencar melakukan swab PCR kepada sekolah, siswa, dan guru, untuk mendeteksi dan memitigasi kenaikan kasus," lanjut guru SMA di Jakarta Selatan ini.
Baca Juga:
Warga Minta PTM DKI Dievaluasi, Wagub Sebut Sudah Jalankan Sesuai Aturan Pempus
P2G pun meminta agar Gubernur Anies Baswedan untuk mengembalikan skema PTM terbatas 50 persen, dengan metode belajar blended learning sebagian siswa belajar dari rumah dan sebagian dari sekolah.
Pelaksanaan skema PTM 100 persen tidak sepenuhnya aman, lancar, dan efektif. Di sisi lain, P2G juga masih menemukan banyak pelanggaran pelaksanaan PTM yang terjadi. Di antaranya, jarak 1 meter dalam kelas yang sulit dilakukan karena ruang kelas relatif kecil ketimbang jumlah siswa, ruang sirkulasi udara tidak ada atau ventilasi udara tidak dibuka karena kelas ber-AC, siswa berkerumun dan nongkrong bersama sepulang sekolah, dan masih ada kantin sekolah buka secara diam-diam.
Kondisi demikian akibat lemahnya pengawasan dari Satgas COVID-19 termasuk dinas terkait. Kedisiplinan terhadap prokes harus terus digaungkan, mulai dari rumah, di jalan, angkutan umum, di sekolah, dan pulang sekolah. (Asp)
Baca Juga:
Depok Mulai PTM 100 Persen Semua Jenjang Pendidikan pada Februari
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
