Perempuan Waspada Penebalan Dinding Rahim


Deteksi masalah reproduksi sejak dini. (Foto: Pixabay/RondellMelling)
PERMASALAHAN reproduksi perempuan saat ini menjadi fokus khusus dalam bidang kesehatan. Berbagai klinik yang mumpuni dalam mendeteksi masalah reproduksi pun sudah mulai bertebaran. Tentu saja akan sangat memudahkan jika kamu memutuskan untuk periksa dini kondisi kesehatan rahim agar tidak terjadi masalah kompleks di kemudian hari.
Vaksin untuk mencegah penyakit menular seksual juga sudah mudah didapatkan di seluruh rumah sakit. Kesehatan reproduksi memang perlu dijaga dan mempersiapkan kehamilan secara matang sebelum memutuskan untuk memiliki momongan. Hal ini berlaku juga bagi pria.
Baca Juga:
Namun, kamu perlu mengetahui lebih lanjut mengenai penyakit yang seringkali menyerang perempuan namun jarang terdeteksi dini, yaitu hiperlasia endometrium atau yang biasa disebut dengan penebalan dinding rahim.

Dilansir Clevelandclinic, kondisi ini menyebabkan dinding rahim menebal lebih banyak dari biasanya selama periode menstruasi. Penyebabnya adalah hormon estrogen yang terlalu tinggi, sehingga hormon progesteron dalam tubuh tidak mampu mengimbangi. Akibatnya, dinding rahim akan menebal secara berlebihan di masa subur saat mempersiapkan penerimaan benih janin di masa subur sampai meluruhnya dinding rahim ketika tidak dibuahi.
Nah, penebalan yang lebih besar dari biasanya ini berisiko membentuk jaringan kanker di kemudian hari jika terlambat terdeteksi. Apa saja gejalanya?
1. Siklus menstruasi abnormal
Jika biasanya secara normal siklus menstruasi akan terjadi setiap 21-32 hari, pada perempuan yang mengalami penebalan dinding rahim akan mengalami siklus menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 32 hari. Penebalan dinding rahim juga akan menyebabkan darah yang keluar saat menstruasi lebih banyak dari biasanya dan kemungkinan terjadi anemia sangat tinggi.
Sebaiknya minum suplemen tinggi zat besi saat menstruasi jika kamu mengalami masalah penebalan dinding rahim.
Baca Juga:
2. Komplikasi fase menopause
Besar kemungkinan kamu akan mengalami komplikasi fase menopause jika mengidap penyakit penebalan dinding rahim. Apa saja bentuk komplikasinya? Terjadi pendarahan terus menerus yang seharusnya perempuan biasanya perlahan tidak mendapatkan menstruasi kembali di masa menopause.

3. Nyeri saluran kemih
Penebalan dinding rahim ternyata juga memengaruhi saluran kemih. Ketika kamu mengalami gejala nyeri saat buang air kecil sebaiknya segera periksa juga ke dokter kandungan untuk mendeteksi apakah ada penebalan dinding rahim yang berisiko menyebabkan nyeri saat buang air kecil, berhubungan intim, atau nyeri di area tulang panggul.
4. Fertilitas terganggu
Penebalan dinding rahim tentu saja menyebabkan kesulitan untuk hamil. Karena penebalan dinding rahim mengacaukan siklus menstruasi yaitu kurang dari 21 hari atau lebih dari 32 hari.
Kamu tidak akan benar-benar bisa memastikan secara akurat kapan tanggal ovulasi yang tepat untuk terjadinya pembuahan. Ini berarti kamu tidak tahu kapan tanggal subur yang tepat setiap bulannya. Ketika benih sperma berhasil masuk pun dinding rahim yang terlalu tebal menyebabkan embrio sulit tertanam di dalamnya. (mar)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
