Perayaan Nyepi, Umat Hindu Boyolali Lakukan Ritual Kirab dan Bakar Ogoh-ogoh


Umat Hindu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah merayakan Hari Nyepi di Pura Bhuana, Rabu (2/3) malam. (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Umat Hindu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah merayakan Hari Raya Nyepi dengan sederhana. Perayaan itu diadakan dengan khidmat di Pura Bhuana Suci Saraswati, Desa Ngaru-Aru, Banyudono pada Rabu (2/3) malam.
Setelah ritual persembahyangan, ogoh-ogoh berbentuk raksasa bertaring diarak keliling desa. Puncaknya, ogoh-ogoh setinggi 4,5 meter dibakar tepat di depan pura.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Ngaru-Aru, Banyudono, Heru Kuncoro mengatakan upacara mecaru digelar tiap tahunnya.
Baca Juga:
Manfaat Berdamai Tanpa Sambungan Internet Saat Nyepi
"Tahun lalu kami tidak mengadakan upacara nyepi karena pandemi. Tahun ini kita adakan dengan pembatasan," kata Heru, Kamis (3/3)
Ia mengatakan, upacara ini untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam. Ada sekitar 115 umat Hindu di Desa Ngaru-Aru yang mengikuti ritual ini.
"Upacara ini juga dikenal dengan Butha Yadnya. Sebagai upaya mensinergikan alam dan manusia," ucap dia.
Ogoh-ogoh bhuta kala, kata dia, sebagai simbol energi jahat yang harus dilebur atau dimusnahkan dengan cara dibakar. Ogoh-ogoh dibuat mandiri oleh umat dengan biaya sekitar Rp 6 juta.
Baca Juga:
Kawasan Puncak Bogor Diberlakukan Ganjil-Genap pada Libur Nyepi
Ia mengatakan, buta kala sebagai simbol energi buruk yang menempel pada manusia. Pemusnahan ini dilakukan agar ritual Bhuta Yadnya berjalan khidmat. Rangkaian acara Hari Raya Nyepi akan dilanjutkan dengan melaksanakan tri brata penyepian.
"Umat Hindu akan mendekatkan diri pada Tuhan dan tidak menyalakan api maupun lampu. Bisa dengan berdiam diri dan membawa buku-buku keagamaan," kata dia.
Camat Banyudono, Jarot Purnomo mengatakan upacara macaru ini telah mendapatkan izin dari kecamatan. Peserta dilakukan pembataaan karena kasus COVID-19 sedang naik.
"Masyarakat Banyudono menganut beragam agama. Salah satunya Hindu sehingga masyarakat sudah biasa hidup berdampingan," pungkas Jarot. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
1.117 Narapidana Hindu Terima Remisi Khusus Nyepi 2022
Bagikan
Berita Terkait
4 Anak Diduga Alami Kekerasan di Boyolali, Dikurung dan Dirantai

Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala

353 Calon Jemaah Haji Kloter 1 AHD Diberangkatkan, Wagub Jateng: Jaga Nama Baik Bangsa

Puluhan Pendaki Ilegal Gunung Merapi Diamankan Polisi, Dicegat Saat Turun

Penyeberangan Selat Bali Sudah Dibuka Minggu Pagi Setelah Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi, Momentum Perjalanan Spiritual Capai Kedamaian Batin dan Harmoni dengan Alam

Perayaan Tawur Agung Kesanga digelar Sehari Sebelum Hari Raya Nyepi 2025, Bermakna Penyucian Alam Semesta

Harga Cabai Rawit di Bali Tembus Rp 130 Ribu Jelang Nyepi dan Lebaran, Operasi Pasar Digenjot

Libur Nyepi dan Cuti Lebaran 2025, Ganjil-genap Ditiadakan 28 Maret hingga 7 April

Desa di 3 Kecamatan Boyolali Terendam Banjir, Tinggi Air Nyaris Mencapai Atap Rumah
