Pentingnya Inklusi Keuangan Digital Bagi Kartini Pejuang Ekonomi


Pelatihan pengelolaan keuangan dan pembayaran digital oleh Ruang Kolaborasi Perempuan. (Foto: Koalisi IKDP)
SUARA azan Magrib baru surut ketika Siti Fauziah bergegas merapikan sisa dagangannya. Satu tahu goreng tersisa langsung masuk mulutnya sembari masih sigap menumpuk keranjang plastik wadah gorengan dan lontong. Ibu dua anak berusia 43 tahun tersebut jadi satu-satunya penjual takjil di daerah Kayumanis, Jakarta Timur, karena lainnya sudah lebih dahulu pulang kampung.
Begitu barang sudah dikemas di dalam gerobak kecil, Siti lantas mendorongnya pulang ditemani suara takbir dari pelantang masjid. "Lumayan dapat hari terakhir, buat lebaran besok bagi-bagi saudara," katanya tentang pendapatannya di hari terakhir puasa, (21/4).
Baca juga:
Indonesia International Furniture Expo Siap Digelar Maret 2023
Selama bulan Ramadan, Siti rajin menjajakan aneka gorengan dan lontong untuk menambah kebutuhan di rumah apalagi jadi bekal buat berlebaran. Saban hari, pendapatannya berkisar antara 100-200 ribu tergantung cuaca. "Kalau hujan sepi, sebab kan ala kadarnya begini pakai meja doang," celetuknya. ia biasanya langsung sisihkan pendapatan bersih ditaruh di tempat penyimpanan pribadi.
Siti berharap jualannya bisa terus melaju di luar bulan puasa. Namun, kendala modal untuk pengembangan usaha jadi kendala utamanya. Di bulan Ramadan, tak sedikit masyarakat memulai usaha kecil-kecilan sama seperti Siti. Kebanyakan menjual takjil di dekat tempat tinggalnya. Meski terkesan sepele, hasil dari jualan tersebut terbukti mampu menggerakkan ekonomi di kalangan masyarakat secara langsung.

Pedagang kecil dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memang tak bisa dipandang sebelah mata. UMKM bahkan telah menjadi penyokon ekonomi Indonesia di masa krisis, terutama saat pandemi. Berdasarkan data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 2019, UMKM mampu menyerap tenagan kerja sebesar 96,92 persen, dan berkontribusi sebesar 60,51 persen bagi PDB.
Faktanya, dari jumlah tersebut, sebanyak 64,5 persen UMKM dikelola perempuan. Meski begitu, menurut Deputy Director of Policy Southeast Asia Womens Wolrd Banking Vitasari Anggraeni, di antara pelaku UMKM dengan layanan e-commerce tingkat penjualan pelaku usaha perempuan masih rendah sekitar 22 persen daripada laki-laki.
Baca juga:
FLEI Expo Kembali Digelar Bukti Antusiasme Bisnis Waralaba Makin Meninggi
"Dapat dibanyangkan bila produk layanan keuangan digital dirancang dengan perspektif gender, maka ketimpangan ini akan dapat diatasai dan secara langsung menambah nilai transaksi ekonomi negara," kata Vitasari pada siaran pers kepada Merahputih.com.
Demi mengatasi masalah tersebut, apalagi membantu para pempuan seperti Siti agar memiliki usaha bisa berkelanjuta, lanjut Vitasari, diperlukan kolaborasi multi-pihak salah satunya melalui Koalisi Inkluasi Keuangan Digital Perempuan (IKDP).

Ada empat agenda penting Koalisi IKDP, meliputi akses perempuan terhadap teknologi untuk dapat mengakses layanan keuangan digital, lalu pelatihan peningkatakan kepercayaan diri dan kemampuan keuangan digital, selanjutnya akses ke layanan keuangan digital, dan memastikan setiap perempuan penguasha mikro dilihat, dikenali, dan dipahami melalui pengumpulan data dan metodologi pengukuran.
"dengan populasi dan peran besar di UMKM, perempuan menjadi tulang punggu pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Perempuan masa kini adalah Kartini Ekonomi, potenis besar dimiliki oleh Indonesia," lata Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N Rosalin.
Kegiatan Koalisi IKDP pun menyasar perempuan disabilitas. Bekerjasam dengan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Koalisi IKDP melakukan beragam kegiatan di 34 provisni se-Indonesia. "Kegiatan didukung IKDP membawa dampak sangat positif bagi perempuan disabilitas," kata Ketua Umum HWDI Revita Alvi. (*)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Transaksi UMKM Dalam Negeri Periode Januari - Agustus 2025 Tembus Rp 1,49 Triliun

Dukung Desa Kreatif dan UMKM, Kemenparekraf Ajukan Anggaran Rp1,06 Triliun

Banyak Pedagang Angkat Kaki dari District Blok M, Pramono Gratiskan Sewa Kios selama 2 Bulan

UMKM Blok M Menjerit Harga Sewa Kios Tinggi, Gubernur Ancam Putus Kerja Sama MRT Jakarta

Lonjakan Harga Sewa Kios Blok M, Gubernur Pramono Anung Pasang Badan untuk UMKM

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Bale Festival UMKM Solo Gerakan Usaha Lokal Buat Ciptakan Lapangan Kerja

UMKM di Jawa Tengah Dilatih Manfaatkan Pasar Ekspor, Bukan Hanya Jago Kandang

Viral! Surat-Surat R.A. Kartini Masuk Daftar Memory of the World, Bukti Perempuan Indonesia Punya Kontribusi Penting untuk Peradaban Dunia

Cuma Modal Klik, UMKM DKI Jakarta Bisa Langsung Dapatkan Sertifikasi Halal
