Pandemi Munculkan Tren Bisnis Baru


Pandemi melahirkan tren baru dalam dunia bisnis. (foto: Unsplash/akson)
PANDEMI tak dimungkiri memberi dampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, pagebluk berhasil melempar perekonomian Indonesia ke angka minus. Dengan meredanya pandemi, perekonomian Indonesia perlahan-lahan merangkak naik.
Uniknya, pandemi justru menghadirkan tren terbaru dalam dunia bisnis Tanah Air. Menurut Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar, usaha di sepanjang pandemi didominasi usaha di bidang makanan dan minuman. "Sebanyak 55 persen dikuasai bidang food and beverage," ujarnya saat hadir secara virtual dalam acara IFRA Hybrid Business EXPO in Conjuction With Indonesia Licensing EXPO 2021, Jumat (12/11).
"Dalam keadaan saat ini Indonesia punya peluang yang bisa dimanfaatkan di bidang tersebut," tuturnya.
BACA JUGA:
Anang mengatakan para pengusaha coba mengombinasikan selera konsumen dalam menu baru agar lebih mudah diterima semua segmen. "Kombinasi selera manis dan asin lewat roti bakar. Selain itu produk vegan juga sangat populer," urainya.

Anang Sukandar (di layar) menjabarkan tren yang berkembang di masa pandemi (Foto: MP/IFTINAVIA PRADINANTIA)
Sementara itu, untuk minuman, Anang melihat tren yang berkembang masih mengarah pada kopi. "Bisnis kopi masih sangat berkembang dan akan terus diminati. Bidang ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan," jelasnya.
Minat yang tinggi terhadap bisnis kopi melahirkan banyak pilihan. "Varian kopi juga macam macam," katanya.
Selain bisnis food and beverage, bidang yang juga turut mengalami perkembangan pesat di masa pandemi ialah bisnis kecantikan dan kesehatan. Dengan pembatasan aktivitas, masyarakat lebih banyak waktu untuk merawat diri dengan produk kecantikan. Di saat yang sama, produk kesehatan menjadi laku keras dengan kerasnya upaya masyarakat dalam menjaga imunitas di masa pandemi.

IFRA Hybrid Business EXPO in Conjuction beri penghargaan pada UMKM (FOTO: MP/IFTINAVIA PRADINANTIA)
Di masa awal kedatangan pandemi, mobilitas masyarakat dibatasi. Pemasaran produk secara luring tentu sulit dijalani. Karena tidak ingin terjebak keadaan, para pengusaha coba mengembangkan produk mereka secara digital. "Promosi dan pemasaran lewat digital. Dengan berkembangnya digitalisasi, banyak usaha rintisan yang dilakukan generasi milenial dan gen Z," ujar Anang.
"Terjadi modernisasi. Pembaruan secara digital. Saya harap itu akan semakin berkembang. Terutama makanan dan usaha lainnya,"
Lebih lanjut Anang berharap ada intervensi dari pemerintah daerah supaya pebisnis lokal semakin berkembang. "Saya harap pemerintah daerah mau mendukung pengusaha UMKM supaya bisa berkembang besar," tukasnya.(Avia)
Bagikan
Berita Terkait
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting

Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024

Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis

Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi

Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS

IHSG Terperosok dan Alami Trading Halt, DPR Langsung Kunjungi BEI

Setelah 28 Tahun, Donatella Versace Turun dari Jabatan Chief Creative Officer, Menyerahkan Tanggung Jawab ke Pihak di Luar Keluarga

Direksi Shell Mengundurkan Diri, Perusahaan Ingin Struktur Baru demi Efisiensi dan Nilai Bisnis

Apple dan Indonesia Dikabarkan Capai Kesepakatan untuk Penjualan iPhone 16

Penjualan Eropa Jeblok, Nilai Pasar Tesla Anjlok Sampai di Bawah USD 1 Triliun
