Parenting

Pentingnya Ibu Bekerja Tetap Sukses Menyusui Eksklusif

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Selasa, 08 Agustus 2023
Pentingnya Ibu Bekerja Tetap Sukses Menyusui Eksklusif

Mendukung ibu bekerja untuk sukses menyusui eksklusif. (Cover_Pixabay_fancycrave1)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TERNYATA perjuangan seorang ibu tidak hanya diawali pada proses kehamilan dan berhenti saat persalinan saja. Meski sering diabaikan, proses menyusui ternyata cukup menantang terutama bagi para ibu bekerja yang hanya mendapatkan jatah cuti selama tiga atau enam bulan saja.

Dilansir Healthline, produksi ASI memiliki rumus supply and demand, sehingga proses menyusui menjadi sesuatu yang menantang bagi ibu bekerja karena produksi ASI hanya akan meningkat jika rutin menyusui secara langsung atau melalui pompa ASI.

Baca Juga:

Pentingnya Memilih Alat Pompa ASI yang Tepat

Apakah ibu bekerja bisa sukses menyusui dengan jam kerja selama sembilan jam setiap hari? Tentu saja bisa jika peralatan pompa ASI memadai serta mendapatkan dukungan orang sekitar seperti keluarga dan rekan kerja.

Produksi ASI juga dipengaruhi oleh kesehatan mental sang ibu, sehingga ibu tidak boleh stres selama proses menyusui dan dukungan orang sekitar dinilai sangat penting. Ibu juga perlu menjaga kualitas ASI dengan mengonsumsi makanan bergizi dan minum banyak air mineral minimal dua liter dalam sehari.

Perlu diketahui bayi membutuhkan asupan ASI eksklusif selama enam bulan sebelum ia siap untuk mengonsumsi whole food karena sistem pencernaannya masih berkembang.

Dukungan keluarga dan rekan kerja sangat memengaruhi proses ibu menyusui secara eksklusif. (Foto: Pixabay/TheVirtualDenise)

Lalu, apakah bayi cukup jika hanya mendapatkan ASI selama enam bulan? Menurut Clevelandclinic, ASI memiliki semua komponen nutrisi yang bayi miliki untuk bertahan hidup selama enam bulan. Selebihnya memang harus mulai mengonsumsi makanan padat sebagai nutrisi tambahan pendamping ASI atau yang biasa dikenal dengan sebutan MPASI (makanan pendamping ASI). MPASI memerlukan teknik memasak khusus yaitu dihaluskan sampai menjadi bubur dan akan ada peningkatan tekstur setiap bulannya agar perkembangan motorik bayi tidak terlambat.

Selain mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi sampai berusia enam bulan, ASI memiliki komponen berharga yang tidak akan ditemukan dalam susu lain atau asupan makanan lain yaitu antibodi immunoglobilin A (kolostrum) yang dapat melindungi bayi dari serangan penyakit.

Baca Juga:

Masalah dengan Ibu Menyusui, Ketahui Sumbernya

Itulah fokus utama Pekan ASI sedunia tahun 2023 yang memiliki tema "Mengaktifkan Menyusui: Membuat perbedaan bagi orang tua yang bekerja". Artinya Indonesia harus mendukung ibu menyusui tidak boleh kehilangan pekerjaan karena sedang melakukan tugas mulia yaitu memberikan ASI yang merupakan hak bayi.

“Ibu menyusui tidak bisa ditanya mau menyusui atau mau bekerja saja. Orang indonesia sudah sadar bahwa keduanya bisa dilakukan secara bersamaan,” ujar Ketua dan Peneliti Utama HCC (Health Collaborative Center) Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK di seminar perayaan Pekan ASI Sedunia 2023 yang digelar secara daring beberapa waktu lalu.

Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK mengatakan pentingnya dukungan pada ibu bekerja untuk tetap menyusui secara eksklusif. (Foto: dokumentasi pribadi HCC)

HCC juga mengungkapkan hasil penelitian “Perspektif Masyarakat Indonesia terhadap Ibu Pekerja yang Menyusui” yaitu 57 persen responden setuju dan mendukung ibu tetap bekerja sambil menyusui secara eksklusif tanpa harus khawatir akan kehilangan pekerjaan dalam waktu dekat hanya karena memprioritaskan proses menyusui.

Ditambah 7 dari 10 atau sekitar 67 persen laki-laki responden penelitian ini justru tiga kali lebih mendukung ibu menyusui tetap bekerja dan tidak akan kehilangan pekerjaannya. Karena ekonomi keluarga akan sangat terbantu jika ibu tetap bekerja meskipun tetap menyusui baik menyusui secara langsung atau memberikan persediaan ASI perah yang telah dipompa selama jangka waktu sembilan jam bekerja di kantor.

Pemerintah juga dinilai sudah cukup mengakomodir ibu untuk sukses menyusui sekaligus tetap bekerja. Oleh karena itu, penting sekali edukasi tentang menyusui bisa menggapai seluruh lapisan masyarakat terutama di usia produktif dan masuk ke lingkup pekerjaan agar bersama-sama saling mendukung kesuksesan ibu menyusui sambil bekerja. (mar)

Baca Juga:

Tanda-tanda ASI dengan Kandungan Lipase Tinggi

#Kesehatan #Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan