Pengungsi Gunung Agung Gelar Ritual Tiga Bulanan


Para pengungsi Gunung Agung (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
MerahPutih.Com - Sebagian pengungsi Gunung Agung saat ini masih tinggal di posko pengungsian. Sudah sebulan lebih warga yang berada di radius 9-12 kilometer dari Gunung Agung tinggal di Posko Jalan Bung Tomo, Kecamatan Denpasar Barat.
Para pengungsi terpaksa menggelar ritual ‘tiga bulanan’ bagi bayi mereka. Padahal sebenarnya ritual ‘tiga bulanan’ dilakukan di kediaman atau desa asal sang bayi.
"Serangkaian upacara ritual tersebut harus tetap dilaksanakan bagi balita umat Hindu. Walau pelaksanaannya diselenggarakan secara sederhana, namun esensi dari ritual itu sudah sesuai dengan sastra Hindu," kata Wakil Ketua Yayasan Komalasana dari Forum Sekar Kota Denpasar, I Wayan Landep di Denpasar, Bali, Jumat (3/11).
Wayan Landep sebagaimana dilansir Antara mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian bentuk perhatian para pengungsi Gunung Agung yang sudah lebih dari sebulan tinggal di Posko pengungsian itu.
"Yang melaksanakan upacara ritual 'tiga bulanan' adalah I Kadek Satya yang merupakan pasangan dari Ketut Mudita dengan Luh Arianti. Mereka adalah warga pengungsi dari Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana mengatakan bersama aparat Desa Pemecutan Kaja dan Forum Sekar ikut membantu pelaksanaan upacara "tiga bulanan" itu. Mulai dari sarana dan prasarana diberikan secara gratis.
"Ini sudah yang kedua kalinya kami mengadakan upacara 'tiga bulanan' untuk warga pengungsian di Posko Bung Tomo Denpasar, dan mudah-mudahan ini bisa terus berlanjut meski status Gunung Agung sudah mengalami status penurunan dari level Awas menjadi Siaga," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Pemecutan Kaja, Anak Agung Arwata mengatakan upacara "tiga bulanan" ini sebagai bentuk perhatian dan sumbangsih desa setempat.
"Sebelumnya sudah pernah dilaksanakan di Posko bekas Kantor Desa Pemecutan Kaja pada bulan Oktober lalu. Ini merupakan komitmen kami untuk membantu para pengungsi Gunung Agung yang ada di Denpasar, khususnya di wilayah Desa Pemecutan Kaja," katanya.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Korban Banjir Bali Terus Bertambah, 14 Meninggal Dunia dan 562 Jiwa Mengungsi

Lemhanas Tegaskan Pemindahan Warga Gaza ke Pulau Galang untuk Dapat Pengobatan Murni Atas Dasar Kemanusiaan

Pemerintah Mau Evakuasi Warga Gaza, Legislator Malah Khawatir Indonesia Kena Getahnya

Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala

Lampu Hijau Muhammadiyah untuk Gaza, Evakuasi Sementara Jadi Solusi Kemanusiaan?

Indonesia Siaga Tampung Pengungsi Gaza, Rencana Evakuasi Kontroversial Tunggu Restu Palestina!

85 RT dan 2 Ruas Jalan di Jakarta Masih Terendam Banjir, Ribuan Warga Mengungsi

Korban Banjir di Pengungsian Kebon Pala Belum Dapat Bantuan, Pemprov Didesak Bergerak

Berteduh di Gereja Darurat, 13 Anak Tewas Disambar Petir di Kamp Pengungsian

Cuaca Panas, 75 Ha Hutan di Gunung Agung Bali Terbakar
