Penghapusan Istilah Kafir, Gus Muwafiq: Wacana Itu Bukan Muncul dari Ulama NU


KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) mengadiri acara Doa Anak Negeri dan Kenduri Nusantara 2019 di Bentang Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/3). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Ulama karismatik KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) dari Kabupaten Sleman, Yogyakarta menilai ada pihak yang mencoba menggoreng wacana penghapusan istilah kafir diganti kalimat non muslim di Indonesia. Wacana itu bukan muncul dari ulama NU, tetapi sesuai rujukan kitab semua ulama di Indonesia.
"Ada yang mencoba goreng-goreng wacana itu (pengapusan istilah kafir) muncul dari ulama NU. Saya tegaskan itu tidak benar," ujar Gus Muwafi saat menghadiri acara Doa Anak Negeri dan Kenduri Nusantara 2019 di Bentang Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Minggu (3/3).
Ia menjelaskan istilah kafir di Indonesia berdasarkan hasil Bahtsul Masail NU atau pembahasan sebuah persoalan berdasarkan kitab-kitab rujukan ulama tersebut. Ada cerita sejarahnya.
"Ya, supaya tidak ada lagi yang menyebut kafir bagi warga negara yang ada Indonesia. Itu sebenarnya makna dari wacana pengapusan kalimat kafir," kata dia.

Gus Muwafi memaparkan, sebenarnya dari masa duhulu sudah diterapkan semenjak warga negara Indonesia disebut dengan kata rakyat. Bahkan pendiri dan ulama di Indonesi mencoba menghilangkan kalimat kafir untuk hidup dalam bernegara.
"Pimpinan negara serta ulama pada waktu itu tidak ingin ada warga saling menghujat akibat kalimat kafir. Kalau hidup bernegara itu raiyyah (rakyat). Bukan malah saling hujat," kata dia.
Dia menambahkan dengan rentetan sejarah dahulu, maka hari ini NU hanya menegaskan saja melalui Munas Alim Ulama dan Konbes NU.
"Saya sepakat dengan wacana itu, tidak boleh lagi ada orang menyebut kafir dalam negara," kaa dia.
Berita ini merupakan laporan Ismail Soli, kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya.
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Anak Gus Dur Tegaskan Muktamar Luar Biasa Hanya akan Memecah Belah NU

Jokowi Resmikan MBZ College of Future Studies di Kampus UNU Yogyakarta

Ini Lokasi Kantung Parkir Sekitar GBK Buat Hadiri Harlah Muslimat Nahdlatul Ulama

Ulama Sepuh NU dan Santri Situbondo Dukung Ganjar-Mahfud
Pengamat Politik Sebut Tokoh NU Kurang Dapat Peluang di Pilpres 2024

Tokoh NU Jadi Faktor Penentu di Pilpres 2024

Parpol dan Politisi Berebut Ingin Jadi NU, Saiful Mujani Beber Alasannya

Doa Ketua Dewan Adat Dayak di Harlah 1 Abad NU

Hasto Sebut NU Saudara Tua PDIP

Harapan Kapolri Listyo di Harlah 1 Abad NU
