Pengaruh Vaksinasi COVID-19 pada Kesehatan Reproduksi Perempuan


Sebagian perempuan memiliki pertanyaan tentang vaksin yang membuat mereka ragu-ragu. (123RF/choreograph)
SUDAHKAH kamu divaksin? Apakah sudah terdaftar untuk vaksinasi COVID-19? Atau sedang menunggu jadwal? Jangan-jangan kamu termasuk orang yang ragu-ragu untuk disuntik karena masih memiliki pertanyaan tentang vaksin.
Bagi orang dengan penyakit autoimun, atau memiliki riwayat alergi obat-obatan, pasti ada kekhawatiran mengenai keamanan vaksin COVID-19. Belum lagi jika kamu punya rutinitas pengobatan atau vaksin lain seperti vaksin HPV (untuk melindungi terhadap kanker serviks) dan suntikan penguat Hepatitis B.
Kekhawatiran yang berkaitan dengan riwayat medis semacam itu dapat kamu konsultasikan dengan dokter untuk lebih jelasnya. Namun, selain itu, sebagian perempuan juga memiliki pertanyaan tentang vaksin yang membuat mereka ragu-ragu mendapatkan suntikan. Kondisi seperti hamil, menyusui, berencana hamil, dan sedang menstruasi bisa menjadi penyebab keragu-raguan itu.
BACA JUGA:
Berikut penjelasan Profesor Tan Hak Koon, Ketua Divisi Obstetri dan Ginekologi di RKK Women’s and Children’s Hospital (KKH) Singapura yang menjawab pertanyaan-pertanyaan sumber keragu-raguan perempuan untuk mendapatkan vaksin COVID-19, seperti dilansir Channel News Asia.
1. Menstruasi

Sebenarnya, kapan waktu terbaik dalam siklus menstruasi untuk divaksinasi? "Kamu dapat divaksinasi kapan saja dalam siklus," ujar Tan seperti diberitakan Channelnewsasia.com (30/6).
Dia menambahkan, vaksin tidak memperburuk sindrom pramenstruasi atau memengaruhi aliran menstruasi.
2. Hamil

Kamu ragu-ragu vaksin karena sedang mengandung? Menurut Tan, “Perempuan hamil harus mendapat vaksinasi COVID-19 sejak dini, karena mereka berisiko lebih tinggi menghadapi komplikasi parah jika mereka terinfeksi COVID-19 jika dibandingkan dengan populasi yang tidak hamil.”
Beberapa dari risiko terkena COVID-19 termasuk mengembangkan komplikasi serius yang mungkin melibatkan perawatan intensif dan membutuhkan ventilasi. Tan menambahkan, ada juga risiko perempuan hamil mengembangkan komplikasi COVID-19 yang berpotensi mematikan seperti penggumpalan darah yang terbentuk di kaki atau deep vein thrombosis, serta emboli paru-paru atau pulmonary embolism.
“Mereka juga memiliki risiko dua kali lipat melahirkan prematur jika menunjukkan gejala COVID-19 dan bayi-bayi ini mungkin memerlukan perawatan ICU neonatal,” dia melanjutkan.
Lalu, kapan sebaiknya dalam usia kehamilan kamu bisa divaksin? Meskipun tidak ada batasan dalam hal usia kehamilan untuk vaksinasi pada perempuan hamil, Tan mengatakan kamu dapat memilih untuk melakukannya dari minggu ke-13 kehamilan, karena 12 minggu pertama merupakam periode paling penting dari perkembangan janin.
3. Risiko Keguguran

Mengutip data dari sebuah penelitian AS yang diterbitkan pada April 2021 yang melibatkan hampir 4.000 perempuan hamil yang telah menerima vaksin, Tan membagikan dua temuan penting dari penelitian tersebut. Tidak ada peningkatan risiko hasil yang merugikan bagi ibu dan bayi mereka yang belum lahir, dan vaksin aman untuk diberikan dalam usia kehamilan kapan pun.
Dia menambahkan, tidak ada peningkatan keguguran, kelahiran prematur dan kelainan yang ditemukan pada bayi untuk perempuan hamil yang divaksinasi.
4. Kesuburan

Lalu, bagaimana kalau kamu tengah berharap untuk hamil dalam beberapa bulan mendatang, apakah vaksin akan memengaruhi kemampuan perempuan untuk hamil? Menurut Tan, saat ini tidak ada bukti bahwa vaksin COVID-19 akan berdampak buruk pada kesuburan. Jadi tidak perlu menunda rencana untuk memulai sebuah keluarga, kamu tetap bisa mendapatkan vaksinasi dan melanjutkan program punya anak.
Jika kehamilan terjadi setelah mendapatkan suntikan pertama, kamu juga tidak perlu ragu-ragu untuk mendapatkan dosis kedua. Dia menyatakan kamu dapat terus melanjutkan dengan dosis kedua, karena vaksinasi COVID-19 juga belum terbukti memengaruhi kehamilan.
Bahkan, untuk kamu yang tengah menjalani perawatan fertilisasi in-vitro, seharusnya tidak menjadi masalah untuk mendapatkan vaksin. Tan mengatakan aman bagi perempuan yang mencari perawatan kesuburan untuk menerima vaksinasi.
Namun, dia menyarankan agar kamu juga berkonsultasi dengan dokter spesialis kandunganmu untuk membuat keputusan yang tepat sebelum mendapatkan vaksinasi.(aru)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
