Pengamat Ungkap Impor Pangan Bukan Hal yang Tabu

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Selasa, 19 Februari 2019
Pengamat Ungkap Impor Pangan Bukan Hal yang Tabu

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan). (Antara Foto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengamat ekonomi Fithra Faisal Hastiadi mengatakan impor pangan merupakan hal biasa karena dilakukan setiap negara yang terlibat dalam perdagangan internasional.

"Impor itu bukan hal yang tabu. Semua negara pasti impor. Tidak ada negara yang tidak impor karena memang ini mekanisme supply and demand," kata Fithra seperti dikutip Antara di Jakarta, Selasa (18/2).

Fithra menjelaskan setiap negara yang melakukan kegiatan perdagangan internasional pasti melakukan impor, meski terjadi perdebatan di Indonesia terkait perbedaan data.

Pengajar FE Universitas Indonesia ini menilai impor masih dilakukan sebagai upaya untuk stabilisasi harga agar tidak mengganggu daya beli masyarakat dan laju inflasi tetap terjaga.

Namun, apabila pemerintah menyatakan terdapat surplus produksi beras sebanyak tiga juta ton pada 2018 dan harga masih mengalami kenaikan, hal itu terjadi karena biaya logistik yang mahal.

"Seharusnya harga sudah bisa stabil dengan sendirinya kalau memang itu bisa didistribusikan dengan baik. Permasalahannya mungkin kita bicara mengenai ongkos logistik yang mahal," katanya.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mengatakan suatu negara mendapatkan label swasembada apabila memiliki hasil produksi minimal 80 persen dari total kebutuhan.

Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY

Jika menilik data produksi beras dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencapai 32,4 juta ton dengan perbandingan konsumsi sebanyak 29,5 juta ton, maka Indonesia sudah surplus hampir tiga juta ton. "Jika melihat itu, Indonesia sekarang swasembada," katanya.

Meski demikian, swasembada pangan bukan berarti tidak melakukan impor, karena dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kenaikan harga.

Sebelumnya, isu impor pangan mengemuka dalam debat capres putaran kedua, ketika calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mempertanyakan impor pangan kepada calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan bahwa impor pangan masih dibutuhkan sebagai cadangan strategis untuk menstabilkan harga atau apabila terjadi gagal panen dan bencana alam.

#Impor Pangan #Pilpres 2019
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Kedaulatan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk, Pemerintah Didorong Jadikan Singkong Komoditas Strategis Nasional
Firman mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kinerja kementerian terkait dan menetapkan kebijakan harga yang berpihak pada petani serta rakyat Indonesia
Angga Yudha Pratama - Kamis, 26 Juni 2025
Kedaulatan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk, Pemerintah Didorong Jadikan Singkong Komoditas Strategis Nasional
Indonesia
Stok Indonesia Meningkat Diklaim Bikin Harga Beras Dunia Turun
Harga beras secara nasional tidak terpengaruh oleh tren harga beras dunia yang menurun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 15 Mei 2025
Stok Indonesia Meningkat Diklaim Bikin Harga Beras Dunia Turun
Indonesia
Pemerintah Klaim Tidak Akan Impor Beras Sampai 2026
Gerakan menanam yang berjalan beriringan dengan perbaikan irigasi akan semakin memperkuat ketahanan pangan nasional.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 23 April 2025
Pemerintah Klaim Tidak Akan Impor Beras Sampai 2026
Indonesia
Prabowo Diminta Turun Tangan Tindak Praktik Mafia Impor Bawang Putih
Presiden Prabowo Subianto diminta untuk turun tangan langsung menindak pratik mafia impor bawang putih.
Wisnu Cipto - Senin, 03 Maret 2025
Prabowo Diminta Turun Tangan Tindak Praktik Mafia Impor Bawang Putih
Indonesia
Legislator Sebut Kenaikan Harga Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran Merupakan Masalah Kemanusiaan
Abdul Kharis menyoroti lemahnya koordinasi antarkementerian dan lembaga terkait dalam mengantisipasi lonjakan harga
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 Maret 2025
Legislator Sebut Kenaikan Harga Pangan Jelang Ramadan dan Lebaran Merupakan Masalah Kemanusiaan
Indonesia
Harga Bawang Putih dan Gula Pasir Melonjak, Pengusaha Diminta Segara Lakukan Impor
Harga rata-rata bawang putih di wilayah Jawa Rp 40.047 per kilogram, Sumatera Rp 40.535 per kilogram dan di luar Jawa-Sumatera sebesar Rp 47.491 per kilogram.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 17 Februari 2025
Harga Bawang Putih dan Gula Pasir Melonjak, Pengusaha Diminta Segara Lakukan Impor
Indonesia
Badan Pangan Percepatan Swasembada, Beberapa Komoditas Tidak Lagi Impor
Saat ini terdapat sejumlah komoditas yang sudah memadai untuk pemenuhan pangan dalam negeri. Di antaranya adalah daging ayam, bawang merah, telur, dan juga cabai.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 19 Desember 2024
Badan Pangan Percepatan Swasembada, Beberapa Komoditas Tidak Lagi Impor
Indonesia
Harga Bawang Putih Dekati Rp 50 Ribu Per Kg, Mendag Perintahkan Impor Segera Masuk
"Bawang putih tadi naik sedikit, makanya tadi kami sudah kasih izin impor. Kami akan cek, kalau belum dikerjakan, kami akan penalti," ujar Zulkifli.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 April 2024
Harga Bawang Putih Dekati Rp 50 Ribu Per Kg, Mendag Perintahkan Impor Segera Masuk
Indonesia
Indonesia Promosikan Produk Sektor Hotel, Restoran dan Cafe di Budapest
Paviliun Indonesia menghadirkan lima pelaku usaha asal Indonesia yang menampilkan produk kakao, turunan kelapa sawit, mentega putih (shortening), rempah dan herbal, makanan ringan, gula kelapa, minyak kelapa.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 07 Maret 2024
 Indonesia Promosikan Produk Sektor Hotel, Restoran dan Cafe di Budapest
Indonesia
Berbagai Bantuan Sosial Pemerintah Pusat Yang Cair Sampai Juni 2024
18,8 juta keluarga bpenerima manfaat (KPM) akan mendapatkan BLT memitigasi risiko pangan Rp 600 ribu untuk 3 bulan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 30 Januari 2024
Berbagai Bantuan Sosial Pemerintah Pusat Yang Cair Sampai Juni 2024
Bagikan