Pengamat: Pengumuman Pemilu saat Ramadan Supaya Masyarakat Adem dan Tak Mudah Diprovokasi

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 20 Mei 2019
Pengamat: Pengumuman Pemilu saat Ramadan Supaya Masyarakat Adem dan Tak Mudah Diprovokasi

Direktur Indopolling Network Wempy Hadir memberikan keterangan terkait hasil survei Pilpres 2019 (MP/Kanu)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Pengamat politik Wempy Hadir menilai, penetapan capres terpilih pada pemilihan presiden 2019 yang bertetapan dengan bulan Ramadan, hanya kebetulan saja.

Wempy menganggap, ada dampak positif pada saat penetapan capres terpilih pada momentum bulan puasa.

"Sebab puasa merupakan bulan yang suci yang mesti dijaga kesuciannya dengan segala tindak dan tutur. Jika memang bulan puasa dijadikan sebagai bulan yang penuh dengan ibadah dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, maka tentu kita tidak berharap ada tindakan yang diluar batas kewajaran untuk menyikapi hasil pilpres," kata Wempy kepada Merahputih.com di Jakarta, Senin (20/5).

"Yang menang harus merangkul yang kalah. Sebab mambangun bangsa yang besar ini membutuhkan kerjasama dan gotong royong dari seluruh elemen bangsa," tambah Wempy.

Menurut Wempy, walaupun gerakan massa mendekati lebaran, hal itu tidak akan menyurut rencana kedatangan aksi massa untuk melakukan aksi bersama di Jakarta. Sebab tujuan mereka adalah kepentingan partisan yang selama ini mereka perjuangkan.

"Ini bukan soal kepentingan agama sehingga mereka mengurungkan niat aksi di bulan puasa. Tapi ini sudah masuk pada kepentingan ideologi tertentu yang memang diperjuangkan dengan segala cara," ungkap Wempy.

BACA JUGA: Minta Pilpres Diulang tapi Pileg Tidak, Prabowo-Sandi Dianggap Aneh

"Jadi bisa dipastikan bahwa akan banyak orang yang akan hadir. Kapitalisasi agama dan politik untuk kepentingan ideologi ekstrim menjadi momentum yang digunakan oleh kelompok yang menentang hasil pemilu yang demokratis," tambah dia.

Hanya ada satu kata kunci agar aksi berjalan lancar dan damai yakni pernyataan kenegarawanan Prabowo sebagai capres dan Sandiaga Uno sebagai cawapres.

Jika kedua tokoh membuat statemen yang sejuk dan menghormati lembaga demokrasi serta penyelenggara pemilu, maka semua akan baik-baik saja. Jadi sebenarnya bola panas sekarang ada di Prabowo-Sandi.

Berharap kedua tokoh ini mau menjadi bagian terpenting dalam menciptakan Indonesia yang damai tanpa anarkis dalam menyikapi pilpres. Kekalahan bukan akhir dari perjuangan mengabdi kepada bangsa dan negara.

"Masih banyak ruang pengabdian kepada bangsa dan negara selain menjadi presiden. Jika Prabowo-Sandi mau menjadi negarawan yang dikenang, ini adalah waktu yang tepat untuk mengendalikan gerakan massa yang cendrung melanggar hukum," tutur Wempy.

Sementara, wacana aksi people power pada 22 Mei 2019 bisa saja akan ramai.

Simposium Prabowo-Sandiaga. Foto: MP/Ponco

Hal ini bisa dilihat bagaimana Polri menemukan beberapa indikasi rencana tindakan teroris untuk melakukan peledakan bom pada aksi 22 Mei 2019. Artinya ada kepentingan kelompok intoleran untuk menciptakan instabilitas politik.

Selain itu, kelompok yang merasa bahwa mereka dirugikan oleh kebijakan pemerintah saat ini, juga turut mengambil momentum untuk melakukan gerakan massa memboncengi sentimen kekalahan pilpres pasangan capres tertentu.

"Walaupun tujuan utama mereka bukan soal hasil pemilu, tapi soal agenda terselubung kelompok intoleran untuk menciptakan kekacauan di ruang publik. Dengan demikian ada ketakutan dalam masyarakat dan bisa menimbulkan keraguan terhadap pemerintah serta mendelegitimasi hasil pemilu melalui gerakan massa yang terorganisir," pungkas Wempy. (Knu)

#Pengamat Politik #Prabowo Subianto #Presiden Joko Widodo
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Respons Kecelakaan KA Bangunkarta, DPR Ingatkan KAI Target Zero Accident dari Prabowo
Keselamatan operasional kereta api harus menjadi prioritas utama demi mencegah terulangnya kecelakaan di jalur rel.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Respons Kecelakaan KA Bangunkarta, DPR Ingatkan KAI Target Zero Accident dari Prabowo
Indonesia
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Pemerintah harus membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun. Pengamat pun mengatakan, bahwa ini bisa menjadi bom waktu.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Pemerintah Harus Bayar Utang Whoosh Rp 1,2 Triliun per Tahun, Pengamat Sebut Bisa Jadi Bom Waktu
Indonesia
Prabowo Mau Tambah Rangkaian KRL, Waktu Tunggu Jadi Lebih Pendek di Jam Krusial
Presiden RI, Prabowo Subianto, ingin menambah 30 rangkaian KRL. Komisi V DPR menyebutkan, bahwa waktu tunggu KRL bakal jadi lebih pendek di jam krusial.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Prabowo Mau Tambah Rangkaian KRL, Waktu Tunggu Jadi Lebih Pendek di Jam Krusial
Indonesia
Ternyata, Prabowo Andalkan Duit dari Sini untuk Alokasi Bayar Utang Whoosh
Saat ini, Indonesia memiliki kewajiban pembayaran utang untuk proyek kerata Whoosh sekitar Rp 1,2 triliun per tahun kepada China.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Ternyata, Prabowo Andalkan Duit dari Sini untuk Alokasi Bayar Utang Whoosh
Indonesia
Prabowo Alokasikan Rp 5 Triliun untuk Tambah 30 Rangkaian KRL, ini Respons Komisi V DPR
Presiden RI, Prabowo Subianto, mengalokasikan Rp 5 triliun untuk menambah rangkaian KRL. Komisi V DPR pun mendukung hal tersebut.
Soffi Amira - Rabu, 05 November 2025
Prabowo Alokasikan Rp 5 Triliun untuk Tambah 30 Rangkaian KRL, ini Respons Komisi V DPR
Indonesia
Prabowo Minta Utang Whoosh Jangan Lagi Dipolitisasi, Tegaskan Bukan Proyek Untung-Rugi
Prabowo menekankan proyek transportasi publik seperti Whoosh tidak seharusnya dilihat dari sisi keuntungan finansial semata, melainkan dari manfaatnya bagi masyarakat.
Wisnu Cipto - Selasa, 04 November 2025
Prabowo Minta Utang Whoosh Jangan Lagi Dipolitisasi, Tegaskan Bukan Proyek Untung-Rugi
Indonesia
Prabowo soal Utang Whoosh: Enggak Usah Khawatir, Saya Tanggung Jawab Semuanya
Presiden RI, Prabowo Subianto, angkat bicara soal polemik utang Whoosh. Ia mengatakan, bahwa masyarakat tak perlu khawatir.
Soffi Amira - Selasa, 04 November 2025
Prabowo soal Utang Whoosh: Enggak Usah Khawatir, Saya Tanggung Jawab Semuanya
Indonesia
Prabowo Minta KRL Ditambah, Siap Kucurkan Anggaran hingga Rp 5 Triliun
Presiden RI, Prabowo Subianto, meminta rangkaian KRL ditambah. Ia mengatakan, bahwa siap mengucurkan anggaran hingga Rp 5 triliun.
Soffi Amira - Selasa, 04 November 2025
Prabowo Minta KRL Ditambah, Siap Kucurkan Anggaran hingga Rp 5 Triliun
Indonesia
Prabowo Minta KAI Tidak Usah Khawatir Utang Whoosh: Saya Tanggung Jawab!
Presiden juga meminta agar isu utang Whoosh tidak dipolitisasi
Wisnu Cipto - Selasa, 04 November 2025
Prabowo Minta KAI Tidak Usah Khawatir Utang Whoosh: Saya Tanggung Jawab!
Indonesia
Anak Buah Prabowo di DPR Setuju Dukung Proyek KAI Tambah Gerbong Anyar
Fraksi Gerindra menyatakan dukungan penuh terhadap langkah KAI menambah gerbong kereta, khususnya untuk KRL di wilayah Jabodetabek.
Wisnu Cipto - Selasa, 04 November 2025
Anak Buah Prabowo di DPR Setuju Dukung Proyek KAI Tambah Gerbong Anyar
Bagikan